"Logika saya anak-anak umuran segitu kalau mereka bohong nggak mungkin berani ngadepin orang pake seragam apalagi banyak,” lanjutnya.
Menurut Benny, seorang polisi sempat mengakui bahwa korban tidak melaju dengan kecepatan tinggi saat mengendarai motor.
Meski demikian, permintaan untuk menghadirkan anggota yang diduga melakukan pemukulan tetap ditolak.
“Atas dasar apa anak saya digituin? Bocah salah ditegur lah, dihukum sepantasnya lah mau push up nggak papa saya dukung,” ujar Benny.
"Kalau dianggap membubarkan kerumunan, ya anak saya cuma dua motor terus lagi jalan juga kondisnya itu yang saya sayangkan dari pihak Kepolisian," tambahnya.
Kini kondisi anaknya masih kritis, koma, dengan luka berat di kepala.
“Saya cuma minta tanggungjawabnya sudah jelas diakui kawannya liat dipukul kok tidak diakui? Saya awalnya cuma minta siapa dan kenapa dilakukan seperti itu tapi ko tanggapannya anak saya laka?” pungkas Benny.
(TribunTrends.com/ TribunSumsel.com/ Disempurnakan dengan bantauan AI)