Menyaring Pengaruh Luar
Pengaruh budaya asing, seperti gaya hidup individualis atau tren pop global, tidak ditolak mentah-mentah, tetapi disaring berdasarkan kesesuaian dengan nilai lokal. Contohnya, penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat diadopsi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi konten yang tidak sesuai dengan moral bangsa harus dihindari.
Mendorong Kemajuan
Dengan menggabungkan nilai lokal dan pengaruh positif dari luar, siswa didorong untuk berkembang menjadi individu yang kompetitif di era global, namun tetap berpijak pada identitas budaya mereka.
Keberagaman budaya di Indonesia, dengan ribuan suku, bahasa, dan tradisi, menjadikan azas konsentris sangat relevan. Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap budaya lokal memiliki nilai yang unik dan harus dihormati sebagai inti identitas masyarakatnya.
Ketika budaya asing masuk, azas konsentris membantu masyarakat menyikapinya dengan bijak, sehingga keberagaman tidak memicu konflik, tetapi justru memperkaya identitas nasional.
Misalnya, dalam komunitas multikultural di sekolah, guru dapat mengajarkan siswa untuk menghargai tradisi teman dari daerah lain sambil tetap bangga dengan budaya mereka sendiri.
Ketika siswa terpapar budaya asing, seperti musik K-pop atau tren fashion Barat, guru dapat membimbing mereka untuk mengambil inspirasi positif, seperti kerja keras atau kreativitas, tanpa meniru gaya hidup yang bertentangan dengan nilai lokal.
===
*) Disclaimer:
Kunci jawaban di atas hanya hanya digunakan sebagai panduan bagi Guru Peserta Pelatihan PPG 2025. Soal bersifat terbuka sehingga memungkinan ada jawaban lainnya.
Demikian Kunci Jawaban: Apa yang Dimaksud dengan Azas Konsentris Dalam Menyikapi Keberagaman, Modul 3 PPG.
(TribunTrends.com/Tribun Network)