Tubuh mudanya yang belum terbiasa dengan ritme militer jatuh sakit.
Tapi alih-alih mendapatkan bantuan, ia justru dihukum.
Baca juga: Tolong, Saya Butuh Keadilan Ibu Prada Lucky Berlutut di Kaki Pangdam: Jangan Ada Fitnah Lagi
“Dia bilang bangun jam 03.00 Wita.
Pasti drop juga, saya bilang 'ke rumah sakit dulu atau ke kesehatan di Batalyon'.
Dia bilang 'Iya Lusi nanti saya pergi',” tutur Lusi.
Di tengah penderitaannya, Prada Lucky tetap bungkam kepada banyak orang.
Ia bukan tipe yang suka mengeluh.
Tapi ketika beban menjadi terlalu berat, hanya sang kakak yang menjadi tempat ia berpaling.
“Dia anaknya tidak banyak omong, kebanyakan dia simpan keluh kesah sendiri.
Tapi waktu itu mungkin dia tidak tahan jadi curhat saya,” ucap Lusi, berusaha menahan air mata.
Setelah mengetahui penderitaan sang adik, Lusi tak tinggal diam.
Ia mengadukan semuanya ke sang ibu dan teman-teman TNI yang dikenalnya, berharap ada yang membantu.
Namun langkahnya justru membuat Lucky merasa tidak nyaman.
“Dia cerita satu kali dipukul.
Saya cerita ke mama, saya punya teman ada kenalan juga di situ, saya bilang 'minta tolong saya punya adik ada sakit, dia dipukul, tolong temani dia ke puskes',” jelasnya.