Integrasi ini juga menjamin keberlanjutan pengembangan KSE dari waktu ke waktu, tidak hanya dalam satu sesi atau satu mata pelajaran.
Baca juga: Jawaban PPG 2025: Setelah Anda Mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional, Modul 2 Topik 2
Kunci Jawaban Alternatif:
Penyusunan rancangan pembelajaran berbasis pembelajaran sosial emosional (PSE) saya pandang sebagai langkah fundamental dan krusial dalam menciptakan pendidikan yang relevan dan holistik di era modern ini.
Ini bukan sekadar penambahan pada kurikulum, melainkan sebuah integrasi strategis yang esensial untuk kesuksesan akademik dan kesejahteraan siswa di masa depan.
Berikut adalah alasan mengapa saya menganggap penyusunan rancangan pembelajaran berbasis PSE ini sangat penting:
1. Landasan bagi Pembelajaran yang Holistik dan Berpusat pada Siswa
Penyusunan rancangan PSE memastikan bahwa pengembangan keterampilan sosial-emosional tidak terjadi secara kebetulan, melainkan terencana dan sistematis.
Ini sejalan dengan visi pendidikan yang berpusat pada siswa, di mana setiap anak dipandang sebagai individu seutuhnya yang perlu dikembangkan tidak hanya kognitifnya, tetapi juga emosi, sosial, dan karakternya.
Tanpa rancangan yang jelas, aspek PSE bisa terabaikan atau hanya muncul secara insidental.
2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Optimal
Rancangan PSE memungkinkan guru untuk secara sengaja mendesain pengalaman belajar yang menumbuhkan rasa aman, saling percaya, dan saling menghargai di kelas.
Ketika siswa merasa aman secara emosional dan sosial, mereka akan lebih berani bertanya, berkolaborasi, berpendapat, dan mengambil risiko belajar. Lingkungan yang positif ini secara langsung meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar siswa.
3. Peningkatan Hasil Akademik yang Berkelanjutan
Studi menunjukkan korelasi kuat antara keterampilan sosial-emosional yang baik dan performa akademik yang lebih tinggi.
Dengan merancang pembelajaran yang secara eksplisit memasukkan elemen PSE, kita membantu siswa mengembangkan keterampilan manajemen diri (misalnya, fokus, ketekunan, pengelolaan stres), kesadaran diri (memahami kekuatan dan kelemahan belajar), dan keterampilan berelasi (kerjasama tim yang efektif). Keterampilan-keterampilan ini adalah prasyarat untuk keberhasilan akademik yang berkelanjutan.