Ia mengatakan bahwa urusan soal uang sewa sudah diselesaikan oleh timnya.
"Sudah diberesin oleh tim untuk kita menyewa profesional. Menimbang kan kebersihan dan ketertiban," katanya.
Dedi merinci mulai dari penggunaan gedung, listrik, air sampai petugas kebersihan yang akan bertugas nanti.
"Pakai listrik, air, tukang sapu. Listrik dibayar negara, air dibayar negara, tukang sapu dibayar negara, tiga-tiganya harus diganti," kata Dedi Mulyadi.
Maula menerangkan ia hanya membayar uang kebersihan saja.
"Yang ini kebersihannya saja, karena listriknya menggunakan sendiri. Kita menyiapkan genset," kata Maula.
Namun begitu Dedi tetap meminta agar Maula tetap mengeluarkan uang untuk penggunaan aset negara tersebut.
"Tidak pakai listrik pemda, tapi kita nyumbang gak apa-apalah listriknya," kata KDM.
Maula menerangkan semua urusan keuangan terkait dengan sewa sudah diselesaikan.
Walaupun hanya dimasukan sebagai uang kebersihan, namun sebenarnya ia sudah menyewa seluruh bagian dari gedung tersebut.
"Itu semua sudah. Jadi walaupun dipandangnya hanya kebersihan tapi kita bayarnya all in, semua," katanya.
"Pendoponya dibayar, keberishannya, listriknya dibayarin, tempatnya dihitung disewa," kata Dedi.
Maula mengungkap ia menyewa aset negara sebesar Rp 20 juta.
"Kemarin tuh sama WO diurusnya. Rp 20 juta," katanya.
Selain itu pendopo, Dedi Mulyadi juga memakai Bale Niskala Wastu Kancana, kantor Gubernur Jabar untuk wilayah Garut sebagai tempat transit.