Akan tetapi Kardinal Turkson secara umum tidak dipandang sebagai kandidat pemersatu.
3. Kardinal Péter Erdő (Hungaria)
Kardinal Péter Erdő telah lama menjadi tokoh penting dalam politik gereja kontemporer.
Ia merupakan seorang sarjana dan intelektual pemenang penghargaan. Bahkan saat ini ia dipandang sebagai "pilihan konsensus" yang potensial, kata US Catholic.
Sebagai seorang konservatif, Erdo sebelumnya menentang praktik umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus.
Erdo juga vokal menentang negara-negara Eropa yang menerima pengungsi, dengan menyatakan bahwa hal itu sama saja dengan perdagangan manusia.
Erdo diangkat menjadi kardinal pada 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II.
4. Kardinal Pietro Parolin (Italia)
Sekretaris negara Vatikan, Pietro Parolin (70 tahun) bertugas di Vatikan selama 11 tahun.
Ia menjadi kandidat yang paling dinominasikan menggantikan Paus Fransiskus.
Parolin dianggap moderat secara politik. Ia menghabiskan kariernya dengan berpartisipasi dalam sayap diplomatik Vatikan.
Ia menghabiskan sebagian karirnya di Nunsiatur Nigeria dan Meksiko lalu diangkat menjadi kardinal pada 2014 oleh Paus Fransiskus.
5. Kardinal Wim Eijk (Belanda)
Willem Jacobus Eijk (71 tahun) adalah seorang mantan dokter medis. Ia dianggap sebagai salah satu kandidat terdepan yang paling konservatif.
Eijk diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2012.