Guru mengalami kesulitan dalam menyusun e-raport.
Rendahnya soft skill dan tingkat pemahaman guru terhadap tuntutan perubahan zaman, membuat guru sulit beradaptasi dengan perubahan.
Heterogenitas siswa di dalam kelas, sehingga kesulitan dalam memahami kebutuhan peserta didik.
Kurangnya referensi model pembelajaran berdiferensiasi.
Keterbatasan pemahaman materi pelajaran yang menyebabkan guru kesulitan menghubungkan pengetahuan lain yang relevan dan mengakomodasi pertanyaan pembuka.
3. Kondisi
Kondisi siswa, lingkungan sekolah, dan keluarga dapat menjadi tantangan besar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Pemikiran serta dukungan dari lingkungan dan keluarga dapat membantu siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran Kurikulum Merdeka.
4. Pemerintah
Dalam penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka, masih ditemukan ketidaksinkronan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Contohnya waktu pelaksanaan penilaian semester yang tidak serempak.
Pemberian pelatihan dan sosialisasi untuk guru tentang konsep penerapan Kurikulum Merdeka juga masih belum merata di daerah. Hal ini membuat bekal wawasan dan pengetahuan guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka menjadi belum matang.
**
(TribunTrends.com/TribunSumsel.com)