Kisah Soeharto Ditinggal Para Menteri saat Lengser, Ada Satu yang Tetap Setia, Ini Sosoknya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Detik-detik Soeharto lengser dari jabatan Presiden.

TRIBUNTRENDS.COM -   Soeharto merupakan Presiden RI yang paling lama menjabat.

Diketahui, Soeharto menjabat sebagai presiden selama 32 tahun.

Banyak kisah tentang Soeharto semasa ia menjadi presiden yang menarik untuk dibahas.

Tak terkecuali kisah tentang orang-orang yang berada di sekitar Soeharto.

Setelah menjadi Presiden RI selama 32 tahun, Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.

Di momen dirinya lengser, Soeharto telah ditinggalkan oleh sejumlah Menteri.

Baca juga: Profil Sutami, Menteri Termiskin Era Soeharto, Rumahnya Nyicil, Tak Mampu Bayar Tagihan Listrik

Inilah sosok Saadilah Mursjid, disebut menteri yang paling setia pada Soeharto. (Kolase Tribunnews)

Namun, ada satu menteri yang tetap setia mendampingi Soeharto.

Hal ini diungkapkan oleh tokoh reformasi Amien Rais yang sekaligus mantan Ketua MPR.

Nama Saadilah Mursjid memang jarang terdengar dalam cerita mengenai detik-detik lengsernya Soeharto, tetapi nama tersebut sangat melekat pada ingatan Amien Rais.

"Cuma ada satu menteri yang masih mendampingi Pak Harto, Saadillah Mursjid. Itu watak manusia.

Pak Harto jaya semua berkerumun, begitu mau step down tinggal satu manusia Saadillah ini," tutur Amien dalam pidatonya di peringatan 20 tahun reformasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018).

Amien melihat kesetiaan sosok Saadilah ini ketika kedatangan beberapa dokter yang menangani kesehatan Soeharto.

"Dua hari Pak Harto lengser, beberapa dokter yang handle Pak Harto ingin ketemu saya, ketemu di PP Muhammadiyah," kata Amien.

Dokter yang datang saat itu menceritakan kejadian malam hari pada tanggal 20 Mei 1998 sehari sebelum Soeharto mengumumkan kemundurannya bahwa hanya da satu Menteri yang mendampinginya.

Saadilah Mursjid yang kala itu menjabat Menteri Sekretaris Negara menjadi satu-satunya Menteri yang berada di samping Soeharto satu hari menjelang reformasi.

Halaman
1234