"Kalau di rumah sakit minta izin digeser kan ada rodanya, kalau tidak ada yang menggeser, maka shalat semampunya." jelas Buya Yahya.
Cuma bedanya kalau sudah sehat shalatya diganti atau diqadha lagi.
Karena dia tidak sempurna karena tidak menghadap kiblat, selagi bisa maka usahakan menghadap kiblat.
"Kalau membimbin orang yang tidak punya ilmu akan kesusahan orang sakit menjalankan shalat.
Makanya baktinya seorang anak pada orang tua jika sedang sakit adalah membimbing untuk shalat." jelas Buya Yahya.
Buya Yahya menyarankan untuk anak-anak yang orang tuanya sedang sakit di rumah sakit akan lebih baik meminta seorang santri membimbing shalat sang orang tua.
Akan tetapi banyak yang masih enggan membayar santri untuk membimbing shalat orang tuanya yangs sedang sakit.
"Tiga waktu saja sebab yang dua boleh di jamak." tegas Buya Yahya.
Baca juga: Bangun Selalu Kesiangan Telat Shalat Subuh, Apakah Masih Wajib Mengqadha? Buya Yahya Beri Penjelasan
"Paling tidak ditemani oleh anak yang bisa baca Al Quran dan berzikir." kata Buya Yahya.
(TribunTrends.com/MNL)