Depan terminal lama, sekarang depan Taman Rajekwesi," kata Siti, ketika ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Sabtu (11/5/2024).
Siti mengatakan, kendati mendapatkan penghasilan dari parkir namun hasilnya tidak tentu setiap harinya.
Apa pun yang terjadi, Siti tetap menyisihkan uang setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
“Enggak mesti kadang sepi kadang ramai, kalau ramai ya bisa Rp100.000 sehari, kadang ya Rp 50.000, kadang Rp 75.000. Kalau ada sisanya ya ditabung,“ ucapnya.
Daftar haji pada 2012
Tak hanya itu, keduanya juga menyimpan sebagian pendapatannya tersebut untuk bersedekah.
Siti mengungkapkan, infak tersebut diberikan kepada anak-anak kecil di sekitar rumahnya.
“Kalau infak, ya tiap bulan dapat berapa ya saya infakin, saya bagi-bagikan ke anak-anak.
Pokoknya kalau ada orang yang enggak punya atau anak yatim, itu setiap bulan infaknya, setiap bulan disisihkan,” jelasnya.
Akhirnya, pasutri lanjut usia (lansia) tersebut membulatkan tekadnya untuk mendaftar haji pada 2012, silam.
Baca juga: Kisah Halima, Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang Usia 18 Tahun, Ngaku Nabung sejak TK
Mereka pun mendapatkan kesempatan berangkat ke Tanah Suci, di tahun 2024 ini.
Siti sangat bersyukur akhirnya bisa menunaikan ibadah haji bersama suaminya di usia yang sudah tidak muda lagi.
Dia bahkan, mengajak Muntahir berolahraga untuk menjaga stamina.
“Saya bersyukur, alhamdulillah saya kok bisa baik haji barengan dengan bapak.
Bersyukur sekali sama Allah. Iya memang keinginan (sejak muda) dulu," tutupnya.
***