يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا * وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [QS. Al-Ahzaab : 41-42].
Dari Anas Ibnu Mali, Rasulullah bersabda;
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيل، وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً ”
“Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala mulai shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai shalat ‘Ashar hingga tenggelam matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak.” [HR: Abu Daawud, Al-Baihaqiy]
2. Tilawah Al-Qur’an
Tilawah Al-Qur’an, terlebih jika diniati untuk dibaca dengan penuh penghayatan dan kesiapan hati untuk mengikuti dan mengamalkan kandungannya, hal tersebit akan sangat membantu fokus otak dan hati untuk lebih siap menyelesaikan Shubuh dengan penuh kebaikan.
Terlebih, pada waktu Shubuh udara masih bersih, suasana belum ramai, serta fisik masih segar. Tentu hal tersebut akan memperrmudah hati, akal, dan emosi lebih cepat merasakan kesan, getaran, kekuatan dari ayat demi ayat yang dibaca.
Bahkan, para penghafal Qur’an, memanfaatkan waktu ini sebagai momentum untuk melakukan muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya).
3. Memulai Beraktivitas
Rasulullah, tak menjumpai pagi dan langsung bergegas untuk beraktivitas. Seperti yang Allah firmankan;
وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang.” (QS. Ali Imron [3]: 121).
Jadi, tak salah jika bangsa Arab mengenal kata, “Waktu adalah pedang.” Lalu, dalam bahasa Indonesia juga dikenal, “Siapa cepat dia dapat.” Dengan kata lain, siapa yang segera bergegas untuk melakukan kegiatan akan berpeluang sukses. Sinkron dengan apa yang diketahui orang, “Man jadda wajada” (Siapa bersungguh-sungguh dia dapat).
Dengan begitu, selesai sholat Subuh dan tilawah, jangan tidur kembali. Akan tetapi, bangkitlah dan bergerak untuk melakukan kegiatan lainnya.