Berita Viral

Pengantin Pajang QRIS di Pintu Tempat Resepsi untuk Tamu Beri Sumbangan, Bantah Disebut Pengemis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengantin ini memajang QRIS di gerbang masuk lokasi resepsi, malah disebut sebagai pengemis

TRIBUNTRENDS.COM - Lain daripada yang lain, pengantin ini memajang QRIS di gerbang masuk lokasi resepsi.

Gunanya tak lain agar para tamu bisa lebih praktis untuk memberikan sumbangan.

Bukannya mendapatkan respon positif, kedua pengantin itu malah disebut bak pengemis.

Dikutip dari mStar, Sabtu (27/4/2024), saat ini transaksi pembayaran menggunakan pemindaian kode QR banyak digunakan dalam bisnis apa pun, baik pembelian, penjualan, atau transfer uang.

Baca juga: Berusaha Ikhlas, Viral Curhat Anak Berat Mau Antar Ayah Nikah Lagi, Masih Ingat Mendiang Ibu

Selain kartu debit atau kartu kredit, transaksi melalui kode QR banyak digunakan karena bersifat cashless sehingga lebih mudah dan menghemat waktu.

Buktinya, saat ini QR code banyak digunakan oleh berbagai kalangan pedagang dan apapun tempat usahanya, baik di restoran bahkan PKL.

Tak hanya sebagai transaksi bisnis, bahkan ada pula yang ingin menggunakan kode QR saat pesta pernikahan sebagai pengganti 'salam kaut "Aku mau nikah akhir tahun ini.

Baca juga: Tren Buat QRIS untuk THR Anak Tuai Kontroversi, Ortu Tebal Muka Ngemis di Grup WA Keluarga

Bolehkah aku memasang kode QR di dekat pintu masuk sebagai ucapan?

Minta pendapat orang virtual," tulis seseorang di halaman X.

Ilustrasi scan QRIS (mStar)

Sekadar informasi tambahan, salam kaut merupakan tradisi memberikan uang hiburan atau sedekah yang ikhlas kepada tuan rumah suatu acara.

Komentar oknum tersebut mengundang beragam reaksi dari warganet, namun rata-rata berpendapat bahwa penggunaan kode QR dalam pesta pernikahan sendiri sangatlah tidak tepat.

Tak hanya 'mengikis' tradisi jabat tangan antara tamu dengan tuan rumah dan kedua mempelai, rata-rata orang menggambarkan lamaran itu tak lebih dari sekedar mengemis.

"Mukanya tebal, letakkan. Mulut orang tidak ada yang salah kan?

Setidaknya setelah makan semuanya, dia akan pulang dan bersumpah."

Ilustrasi pernikahan (EVA.VN)

"Apa maksudnya anon mengadakan pesta?

Penempatan QR ini memang terlihat sangat mengemis.

Kita ingin doa dari para tamu untuk kebahagiaan pernikahan kita ke depan, bukan untuk uang mereka.

Benarkan niatnya.

"Ada beberapa baiknya jika kita menjaga tradisi misalnya ucapan ini.

Penempatan QR-nya kurang tepat.

Tidak ada interaksi dua arah antara tuan rumah dan pemberi," ujar salah satu komentar warganet.

Tren Buat QRIS untuk THR Anak Tuai Kontroversi, Ortu Tebal Muka 'Ngemis' di Grup WA Keluarga

Zaman semakin canggih, kini viral anak dibuatkan QRIS agar mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).

Namun bukannya mendapatkan pujian, aksi tersebut pun menuai banyak kritikan.

Orangtuanya dianggap tebal muka dan seperti pengemis.

Hal itu pun menjadi obrolan panas di grup WhatsApp keluarga.

Baca juga: Lebaran Selesai, Waktunya Anak-anak Belanjakan THR, Toko Mainan Diserbu, Pedagang Raup Jutaan Rupiah

Dikutip dari mStar, Jumat (19/4/2024), Syawal semakin semarak dan bersinar dengan pemberian uang raya dari sahabat dan kerabat.

Biasanya duit raya akan diberikan oleh mereka yang sudah tua kepada anak-anak, remaja atau individu yang belum bekerja.

Namun melalui paparan di halaman X, warganet dikejutkan dengan kelakuan 'berani' beberapa pihak yang meminta-minta uang Raya untuk kepentingannya sendiri dengan alasan 'tunjangan anak'.

Melalui tangkapan layar terlampir, ditampilkan pesan dari orang tua di aplikasi WhatsApp yang meminta duit raya atas nama anaknya menggunakan kode QR.

Kurangnya kesopanan mendorong seseorang untuk mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap praktik yang dilakukan.

Zaman semakin canggih, kini viral anak dibuatkan QRIS agar mendapatkan Tunjangan hari Raya, orangtua dapat hujatan

“Mohon maaf kalau mengganggu saya, tapi kenapa ada yang mau repot-repot kirim kode QR di WhatsApp minta uang raya untuk anak.

Sampai tiap hari dia kirim, asal kita tidak kasih, asalkan dia memintanya.

“Kalau ke rumah orang untuk ada festival, benarkah minta uang raya ke tuan rumah?

Konsep uang raya tidak perlu mengemis, kalau mau dikasih, ya dikasih.

“Berikan contoh yang baik kepada anak.

Jaga suami dan anggota keluarga lainnya.

Jangan biasakan budaya bertanya seperti ini.

“Jujur saja, saya orang yang suka memberi tapi saya sangat tidak suka dengan orang yang meminta hal ini,” kata individu tersebut mengungkapkan penyesalannya.

Zaman semakin canggih, kini viral anak dibuatkan QRIS agar mendapatkan Tunjangan hari Raya, orangtua dapat hujatan

Sambangi ruang balas, warganet virtual menuturkan, praktik meminta uang raya secara digital semakin marak terjadi di bulan Syawal tahun ini.

“Memang benar banyak yang mengumpulkan uang raya tahun ini. Diantaranya naskahnya di grup keluarga.

Assalamualaikum, Selamat Raya, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh keluarga. Entah ada yang berkenan membagi rezeki raya kepada anak-anak.

"Saya sih gak ngurusin yang kayak gitu, saya cuma kasih bluetick . Di dekat grup facebook masih ada yang minta uang raya, contoh ayat diulang-ulang.

Semoga ada rezeki buat anak-anak , yuk berbagi rezeki dengan ikhlas semampu kita.

“Kasihan nama anak-anak itu harus dijual, padahal mereka tidak tahu apa-apa.

Orang tua yang mengeluarkan uang terlalu banyak, mungkin ekonominya sedang buruk sehingga mereka putus asa seperti ini.

“Kalau mau tahu, di keluarga besar saya ada yang sudah menikah dan bekerja dan minta uang raya, mereka tidak malu,” kata beberapa Maya.

(TribunTrends.com/Nafis)