Palestina vs Israel

Ada Ratusan Pasien UGD Tiap Hari, Kini 600 Pasien & Staf RS Al-Aqsa Diusir, Israel Beri Peringatan

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi ruangan rumah sakit Al-Aqsa yang dipenuhi pasien

“Saya mengucapkan selamat kepada tentara Israel (IDF), Shin Bet, Mossad dan pasukan keamanan atas pembunuhan pemimpin Teroris Hamas Saleh Al-Arouri,” katanya di media sosial.

Tak Izin AS Mau Serang Wilayah Lebanon
Axios melansir, dua pejabat AS mengatakan kalau Israel memang berada di balik serangan pada Selasa malam tersebut.

Namun, mereka mengklaim bahwa Israel tidak memberi tahu Gedung Putih sebelum serangan tersebut.

Seorang pejabat senior Israel membenarkan kalau Israel tidak memberi tahu AS sebelumnya .

Meski begitu, dia mengatakan IDF memberi tahu Gedung Putih "saat operasi sedang berlangsung."

Baca juga: FOTO-FOTO 14 Wajah Tentara Elit IDF Tewas Mengerikan Dihabisi Hamas, Israel Kehabisan Ahli Perang

Pimpinan Hamas, Saleh al-Arouri tewas usai Israel melakukan penyerangan dengan menggunakan pesawat tanpa awak di ibu kota Lebanon, Beirut pada Rabu (3/1/2024). (Amr Abdallah Darsh/Reuters)

Sosok Saleh al-Arouri

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah secara terbuka memperingatkan Israel beberapa minggu lalu agar tidak mencoba membunuh para pemimpin Hamas di Beirut.

Ia mengancam akan memberikan tanggapan keras jika hal itu terjadi.

Adapun Saleh al-Arouri merupakan komandan militer Brigade Al Qassam di Tepi Barat yang diduduki.

Araouri disebut berupaya memperkuat kehadiran gerakan pembebasan Palestina tersebut di sana dengan mendanai dan merencanakan operasi melawan pasukan Israel.

Dia juga baru-baru ini digambarkan sebagai “salah satu arsitek” operasi Banjir Al-Aqsa, di mana Hamas dan faksi perlawanan Palestina lainnya menyerang pangkalan militer dan permukiman Israel di wilayah Gaza pada 7 Oktober.

Pada tahun 1992, dia ditawan dan dipenjarakan oleh tentara Israel selama 18 tahun.

Pada tahun 2015, ia ditetapkan sebagai teroris oleh Departemen Luar Negeri AS.

Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai wakil pemimpin Biro Politik Hamas.

Kemudian, pada tahun 2018, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan hadiah sebesar $5 juta untuk setiap informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Saleh al-Arouri pimpinan Brigade Al Qassam yang ditewaskan oleh Israel

Arouri memainkan peran penting dalam melaksanakan “Operation Faithful To The Free” (Operasi Yakin untuk Merdeka) yang berujung pada pertukaran tentara Israel Gilad Shalit dengan 1.027 tahanan Palestina, termasuk Yahya Sinwar, pemimpin politik utama Hamas di Gaza.

Saat bermarkas di Beirut, Arouri berkoordinasi erat dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan para pejabat Iran sebagai bagian dari Poros Perlawanan.

Pada bulan Agustus, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan membunuh Arouri.

Sebagai tanggapan, Arouri menjawab,

“Abu Ammar [Yaser Arafat] syahid bersama Syekh Ahmed Yassin dan semua pemimpin Hamas. Abu Ali Mustafa [pemimpin PFLP] dan ribuan syuhada.

Darah dan jiwa kita tidak lebih berharga atau lebih berharga dibandingkan martir mana pun.

Pertama dan terakhir, syahid yang mendahului kita lebih tinggi dari kita.”

(Tribunnews.com/Farrah Putri, oln/*/TC)

Diolah dari artikel Tribunnews.com (1) dan Tribunnews.com (2)