Mereka yakni Rapika (6), Putra (2), Neneng Rosmayanti (49), Syakila Lisda Putri (4), dan Ratih Anggraeni (13).
Hanya Syakila dan Ratih yang selamat.
Baca juga: Polisi Nangis Karena Dilantik Tak Lama Setelah Istri Meninggal Kecelakaan, Harapan Didampingi Pupus
Rapika, Putra, dan Ponidi, meninggal di lokasi kejadian, sementara Neneng meninggal saat menjalani perawatan di RSUD Cibabat.
Hingga semalam, Syakila dan Ratih masih menjalani perawatan di IGD rumah sakit tersebut.
"Kondisinya cedera kepala berat," ujar Kepala Bagian Umum RSUD Cibabat, Jana Hermawan, kepada Tribun Jabar, Kamis malam.
Dari total empat orang yang meninggal dunia tersebut, kata dia, 3tiga orang meninggal di lokasi kejadian yakni Rapika, Putra, dan Ponidi. Sedangkan Neneng meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Cibabat.
Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, mengatakan, tabrakan terjadi saat KA feeder Kereta Cepat Whoosh datang dari arah Padalarang menuju Bandung.
Tanpa diduga, tiba-tiba ada mobil yang melintasi perlintasan sebidang.
Saat kejadian, mobil datang dari arah utara ke selatan atau dari Ngamprah menuju Cimareme.
Tak terhindarkan, KA Feeder itu pun menabrak bagian samping mobil dengan sangat keras.
"Mobil yang mengangkut penumpang itu tertabrak hingga terseret sekitar 500 meter," ujar Kapolres saat ditemui di lokasi kejadian.
Yaman Taryana (34), salah seorang saksi mata, mengatakan tabrakan tersebut terjadi persis di depannya.
"Kebetulan saya tepat berada di depan mobilnya, saat itu penjaga [perlintasan] sudah ngasih tahu [ada kereta] dan petugasnya juga bilang stop," ujarnya.
Namun, mobil Daihatsu itu terus melaju berusaha melintasi perlintasan.
"Kemungkinan yang bawa mobilnya kurang waspada, kurang hati-hati. Jadi tidak melihat ke depan, atau kemungkinan agak melamun," kata Yaman.
Baca juga: Baru Wisuda, Gadis Kecelakaan Bus, Selamat di Antara 14 Mayat, Dengar Teriakan Minta Tolong: Trauma