Kemudian, dari catatan di klinik itu juga, tindakan diketahui baru dimulai pukul 16.20.
"Pertanyaannya, berarti ada pembiaran? Kita tidak tahu apa yang terjadi," ucap Hartono.
Baca juga: BAK Firasat, Chat Terakhir Nanie Darham Pilu, Sudah Ragu tapi Pihak Klinik Ngeyel: Sakitnya Sekalian
Informed Consent
Ini juga menjadi hal yang dipertanyakan pihak keluarga. Informed consent atau persetujuan tindakan kedokteran tak diketahui pihak keluarga, baik suami atau keluarga Nanie.
Bahkan teman Nanie yang ikut mengantarkan ke klinik juga tidak mengetahui hal itu.
"Kita dapat data yang menandatangani (informed consent) korban Nanie, ditambah saksi dari personel klinik," kata Hartono.
Tapi pihak keluarga melihat ada tujuh hingga delapan risiko komplikasi dalam formulir tersebut.
"Pertanyaannya, apakah risiko komplikasi betul-betul disadari korban Nanie atau dia hanya tanda tangan blangko, baru dia tulis (risiko komplikasi)," tanya Hartono.
"Kalau orang normal, satu juga mungkin udah khawatir, ini ada tujuh sampai delapan," imbuhnya.
Sahabat Nanie dilarang melihat kondisinya
Klinik menghubungi Erika, teman Nanie yang awalnya menemani ke klinik untuk meminta nomor telepon James, suami Nanie.
Pihak klinik memberitahu Erika bahwa Nanie akan dilarikan ke IGD. Erika sempat menyusul ke klinik dan melihat Nanie akan dimasukkan ke dalam ambulans.
Tapi Erika dilarang oleh pihak klinik untuk masuk ke dalam ambulans atau bahkan sekedar melihat.
Suami Nanie menyusul ke IGD
James menerima telepon dari klinik pukul 18.49 dan diberitahu untuk menyusul Nanie ke IGD RS Dr. Suyoto.