Dikarenakan di tubuh IM kerap ditemukan bekas luka dan pulang kerap sampai larut malam.
"Dulu memang sering main dengan mereka, tetapi karena ada keanehan yang terjadi.
Kami mulai membatasi IM main dengan mereka, kami takut kenapa-kenapa," tuturnya didampingi Nanda Febrianti (20) sepupu korban.
Baca juga: Awalnya Garang saat Bully Teman Sekelas, Anak Oknum Polisi Tertunduk Lesu Minta Maaf: Cuma Bercanda
Setelah adanya kejadian ini, pihak keluarga membuka pintu lebar-lebar untuk dilakukan damai atau penyelesaian secara kekeluargaan.
"Kami mau damai, tetapi mau minta obat kan keponakan kami ini.
Harus tanggung jawab untuk kesembuhannya," ungkapnya.
"Saya juga berharap kejadian ini terakhir kali jangan sampai terulang kembali.
Ataupun dialami oleh orang lain," pungkasnya.
Kades Akui Kecolongan
Kepala Desa Lingkis, Sopianto angkat bicara terkait viral aksi bully di desanya yang dialami seorang bocah tunawicara berinisial IM (11) oleh beberapa anak lain.
Dengan gamblang. Sopianto mengaku kecolongan dengan adanya aksi kekerasan tersebut.
"Mereka itu (korban dan pelaku) memang sejak dulu berteman dan rumahnya memang berdekatan.
Tetapi untuk Im ini tidak sekolah karena sejak kecil mengalami penyakit tunawicara," jelasnya saat ditemui pada Kamis (24/10/2023) malam.
Dijelaskan awalnya korban ini dipaksa oleh temannya untuk menghirup lem aibon. Akan tetapi korban menolak.
Baca juga: Cengengesan Bully Wanita Bercadar di Jambi, Identitas Mahasiswa Terungkap, Kampus Siap Sanksi
Namun oleh temannya berinisial Di, Wa, Ma, Da, An dan Fa mulai lah terjadi perselisihan antara mereka.