Berita Kriminal

4 Nelayan di Konawe Diduga Ditembak Polisi, 1 Orang Tewas, Korban Diduga Bom Ikan, 'Melawan'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi perahu. Empat nelayan menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh petugas dari Polairud Polda Sultra di perairan Pulau Cempedak

TRIBUNTRENDS.COM - Sebanyak empat nelayan menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh polisi.

Penembakan tersebut terjadi di perairan Pulau Cempedak, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Keempat nelayan tersebut diduga menangkap ikan menggunakan bom, dan disaat didatangi polisi, korban melawan.

Baca juga: ALASAN Nelayan di Kubu Raya Pakai Sabu, Biar Kuat Melaut, Kini Ditangkap Polisi Pelaku Tetap Salah

Empat nelayan dari Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh petugas dari Polairud Polda Sultra di perairan Pulau Cempedak pada Jumat (24/11/2023) pukul 05.00 Wita.

Ilustrasi garis polisi (ohbulan.com)

Satu orang nelayan bernama Maco (40) meninggal di lokasi kejadian, sementara 2 orang lainnya Putra (16) dan Ucok (23) mendapat perawatan di Rumah Sakit Santa Ana Kendari.

Seorang nelayan lain bernama Allung (17), dirawat di Puskesmas Langara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).

Korban meninggal mengalami dugaan luka tembak pada dada sebelah kanan tembus ke belakang dan terdapat luka sayatan di beberapa bagian tubuhnya.

Saat ini, jenazah korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara Kendari untuk diotopsi.

Kemudian, Putra mengalami dugaan luka tembak di pinggul sebelah kiri dan Ucok mengalami dugaan luka tembak di dada sebelah kanan.

Sementara korban bernama Allung mengalami dugaan luka tembak di bagian paha atas.

Kepala Desa Cempedak, Safirudin menceritakan, kejadian itu berawal saat empat orang warganya pergi melaut untuk mencari ikan pada subuh hari.

Kemudian, mereka bertemu dengan petugas patroli, lalu terdengar bunyi tembakan sebanyak 4 kali.

“Ada warga yang pergi melaut, pas kebetulan katanya ketemu dengan ini (patroli).

Saya kurang tahu juga patroli dari mana, karena saya tidak ada di tempat tapi hanya mendengar informasi warga," kata Safirudin, kepada sejumlah wartawan di rumah sakit Santa Ana Kendari.

Selanjutnya, ia menerima informasi dari warga lainnya bahwa ada warganya tertembak.

Ilustrasi perahu (Unsplash)
Halaman
1234