TRIBUNTRENDS.COM - Sosok Dwi Hartono, yang kini menjadi sorotan sebagai otak pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, ternyata bukan kali pertama berurusan dengan hukum.

Rekam jejak kelamnya ternyata sudah dimulai sejak bangku kuliah, lebih dari satu dekade silam.

Kisah masa lalunya yang kelam kembali terungkap setelah publik dikejutkan oleh penemuan jasad Ilham Pradipta yang mengenaskan di tengah persawahan Bekasi pada 21 Agustus 2025.

Ia diculik sehari sebelumnya di parkiran supermarket Jakarta Timur sebuah operasi yang belakangan disebut-sebut dijalankan secara sistematis dan mengerikan.

Kini, 15 orang telah diamankan polisi. Di antara mereka, nama Dwi Hartono mencuat sebagai dalang intelektual dan ternyata, bukan kali ini saja ia bermain licik.

Baca juga: Trik Wig Ken Terbongkar: Polisi Duga untuk Sembunyi Usai Bunuh Kacab Bank BUMN, Pelaku Jawab Jujur

2012: Terjerat Kasus Pemalsuan Ijazah, Dwi Hartono Sudah Lihai Tipu Orang Sejak Muda

Rewind ke tahun 2012, Dwi Hartono muda sempat mendekam di balik jeruji besi karena memalsukan ijazah SMA.

Kepada publik, ia menjual mimpi: mendirikan sebuah bimbingan belajar palsu bernama Smart Solution, menjanjikan jalan pintas masuk fakultas kedokteran, kebidanan, bahkan akuntansi.

 Ia menjanjikan “jaminan lolos” kepada para calon mahasiswa. Padahal, semua itu rekayasa.

Bahkan, nilai rapor para klien diubah secara ilegal dari IPS menjadi IPA demi menyiasati sistem penerimaan universitas.

Tindakannya terbongkar setelah Dekan Fakultas Kedokteran Unissula, tempat Hartono kuliah saat itu, mengendus penipuan tersebut.

Ia pun dilaporkan ke polisi dan akhirnya divonis enam bulan penjara oleh PN Semarang.

"Iya benar (Dwi Hartono pernah dipenjara) di tahun 2012 terkait kasus pemalsuan ijazah SMA," terang AKBP Andika Dharma Sena dari Polrestabes Semarang, dikutip dari Kompas.com.

Ironisnya, meski tersandung kasus tersebut, Hartono tetap dinyatakan lulus dari Unissula sebagai sarjana kedokteran, sebagaimana tercatat di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).

Enam Profesi, Satu Sosok Misterius