“Kami mengalami banyak kerusakan infrastruktur. Kami kekurangan air bersih."
"Ini adalah alasan lain mengapa kami memohon agar gencatan senjata dilakukan sekarang,” katanya.
"Hujan hanya akan menambah penderitaan," imbuh dia.
Baca juga: AKIBAT Israel Blokade Listrik RS Al-Shifa Gaza: 39 Bayi Kritis, 2 Meninggal, Dokter Pakai Senter HP
Kekhawatiran tentang hujan musim dingin juga dirasakan oleh warga Gaza yang mengungsi.
Menurut reporter Associated Press (AP), pengungsi di luar rumah sakit di Deir al-Balah pada Selasa, berjuang melewati kondisi berlumpur saat mereka membentangkan terpal plastik di atas tenda yang tipis.
"Semua tenda roboh karena hujan," ujar seorang pengungsi, Iqbal Abu Saud.
"Berapa hari kami harus menghdapi situasi seperti ini?"
Pengungsi di tempat penampungan PBB di Khan Younis di Gaza selatan, mengatakan tenda tempat mereka bernaung bukan tipe yang tahan banjir.
"Terpal nilon, tenda, dan kayu tidak akan tahan terhadap banjir.
Orang-orang tidur di lantai, apa yang akan mereka lakukan? Ke mana mereka akan pergi?" kata Fayeza Srour.
Pengungsi lainnya, Karim Mreish, mengatakan orang-orang di tempat penampungan berdoa agar hujan berhenti.
Semua pengungsi, ujar Mreish, akan merasa kesulitan jika hujan turun.
"Anak-anak, perempuan, orang lansia, (semua) berdoa kepada Tuhan agar tidak turun hujan."
"Jika hal ini terjadi (hujan terus mengguyur), maka akan sangat sulit dan kata-kata tidak akan mampu menggambarkan penderitaan kami," beber dia.
Seorang pengungsi lainnya mengatakan kepada AlJazeera, situasi kemanusiaan di Gaza semakin mendesak.