Tampung 500 Pasien, RS Indonesia di Gaza Stop Beroperasi Imbas Kewalahan, Tak Ada Ranjang Tersisa

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza, Palestina berhenti beroperasi pada Kamis (16/11/2023)

Tedros menyebut WHO telah kehilangan kontak dengan para tenaga kesehatan di Al-Shifa.

Kemudian, dia berujar pasien dan tenaga kesehatan harus tetap dilindungi, bahkan seandainya fasilitas kesehatan memang digunakan untuk keperluan militer.

Ucapan Tedros itu terkait dengan tudingan dari pihak Israel bahwa Hamas menggunakan Al-Shifa untuk kepentingannya.

"Hukum kemanusiaan internasional harus dihormati," ujarnya.

Tedros mengatakan selama tiga hari ini pihaknya belum mendapatkan informasi terbaru tentang jumlah korban tewas dan luka di Gaza.

Hal itu, kata dia, membuat WHO makin sulit mengevalusi sistem kesehatan yang masih berfungsi di sana.

Tedros juga menyinggung masalah kurangnya bahan bakar yang kini dialami oleh seluruh RS di Gaza.

Menurut Tedros dibutuhkan setidaknya 120.000 liter bahan bakar per hari untuk mengoperasikan generator RS, ambulans, sistem desalinasi, sistem pengolahan limbah, dan sistem telekomunikasi.

Dia menyebut satu unit truk yang membawa 23.000 bahan bakar telah memasuki Gaza pada hari Rabu. Namun, Israel hanya mengizinkan truk itu membawa bantuan dari Rafah.

“Kita mungkin bisa menyalurkan bantuan ke Gaza lewat perlintasan Rafah, tetapi tanpa bahan bakar, kita tidak bisa menyalurkannya kepada yang membutuhkan," ucap Tedros menjelaskan.

(Tribunnews/Febri)

Diolah dari artikel Tribunnews.com.