Tampung 500 Pasien, RS Indonesia di Gaza Stop Beroperasi Imbas Kewalahan, Tak Ada Ranjang Tersisa

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza, Palestina berhenti beroperasi pada Kamis (16/11/2023)

Menurut pihak berwenang di Palestina, sebanyak 11.400 warga Palestina tewas. Adapun 4.600 di antaranya adalah anak-anak.

Di tengah kekacauan akibat perang, Israel membatasi persediaan air, makanan, listrik, dan bahan bakar.

“Tim kesehatan [di RSI] terpaksa mengamputasi beberapa pasien karena organ membusuk,” kata jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoi, yang melaporkan dari Khan Younis.

Azzoi menyebut RSI juga tidak bisa memindahkan pasien ke tempat lain.

“Semua RS di Kota Gaza dan di wilayah utara sudah berhenti beroperasi,” katanya.

RSI berlokasi di dekat kamp pengungsian Jabalia dan turut menjadi tempat berlindung bagi ratusan orang.

Area di dekat RSI sudah diserang berulang kali oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Menurut Human Rights Watch, serangan yang dilancarkan tanggal 7—28 Oktober di sana telah menewaskan dua warga sipil.

Militer Israel menuding RSI digunakan untuk tempat komando Hamas. Tudingan itu dibantah oleh RSI dan pejabat Palestina.

Baca juga: Tak Kendur Kepung RS Al-Shifa di Gaza, Tentara Israel Mundur tapi Sniper & Tank Terarah ke Gedung

WHO murka karena Al-Shifa diserbu

Situasi pelik juga menimpa RS Al-Shifa yang kini diserbu oleh IDF.

Serbuan itu memicu kemarahan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Gehebreyesus.

Kata Tedros, serbuan itu sama sekali tak bisa diterima dan pihaknya mengkhawatirkan keselamatan para pasien serta tenaga kesehatan di Al-Shifa.

“Rumah sakit bukan medan tempur. Kami sangat cemas akan keselamatan para staf kesehatan dan pasien.” ujar Tedros saat konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu, (15/11/2023), dikutip dari Anadolu Agency.

“Yang paling penting ialah melindungi mereka,” kata dia menambahkan.

Halaman
123