"Mempersempit ruang bagi siswa-siswi untuk mengembangkan bakat, hard skill ataupun soft skill. Seperti membatasi perizinan ekstrakurikuler dalam melakukan latihan, mempersulit izin siswa untuk mengikuti perlombaan dan TIDAK memfasilitasinya sama sekali," ungkapnya.
Dia juga mengatakan Suamiti diskriminatif berdasarkan latar belakang orangtua siswa. Kemudian juga dinilai membatasi penggunaan fasilitas sekolah yang seharusnya merupakan hak dari para siswa.
"Seperti penggunaan lapangan, aula besar, aula mini bahkan hal sekecil penggunaan barang elektronik sekalipun kami dituduh dengan sebutan koruptor,"bebernya.
Bahkan suamiti dinilai kurang memberikan dukungan finansial terhadap kegiatan-kegiatan yang siswa-siswi lakukan namun melarang pelaksanaan upaya pencarian dana.
"Berdasarkan permasalahan yang diuraikan maka kami siswa-siswi memohon agar hal tersebut segera ditindak lanjuti," tandas dia.
Namun saat aksi demo tersebit, Kepsek SMA 17 Makassar, Suamiati tidak ada di lokasi karena sedang mengikuti kegiatan Pemprov Sulsel.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah SMAN 17 Makassar, Kartini Kurnia disela-sela aksi siswa-siswinya.
"Ibu Kepsek tidak ada di tempat lagi ada kegiatan di (Kantor) gubernuran," kata Karitni.
Sontak, siswa siswi peserta aksi kecewa dan langsung berteriak mendengar penyampaian Kartini.
"Hu..." teriak siswa yang aksi.
"Saya hanya menyampaikan, tolong kalian perlihatkan karaktermu sebagai siswa SMA 17 yang baik," kata Kartini.
Dia pun meminta perwakilan siswa dari masing-masing organisasi untuk melakukan audiensi.
"OSIS, MPK, dan setiap ekskul yang merasa tidak sesuai mari kita bicara sama-sama," pungkasnya.
Alasan Septina Kepala Sekolah di Semarang Rela Antar Jemput Siswanya, Tiap Murid Iuran Rp 2 Ribu
Mulianya hati Septina Ika Kadarsih rela antar jemput siswanya menggunakan mobil pribadi.