Berita Kriminal

ASTAGHFIRULLAH Siswi SMP di Riau Tewas, Diduga Korban Pembunuhan, Mayat Terbaring di Semak-semak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat. Seorang siswi SMP bernama Lestary Boru Sihombing (13) ditemukan tewas di Jalan Lintas Duri-Pekanbaru, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau.

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang siswi SMP di Riau ditemukan meninggal dunia.

Siswi malang tersebut diduga menjadi korban pembunuhan.

Jasadnya ditemukan berada di semak-semak dan masih mengenakan seragam sekolah.

Baca juga: Terungkap Keseharian Praka RM Pelaku Pembunuhan Pria Aceh, Tugasnya Tak Melakat pada Presiden

Seorang siswi SMP bernama Lestary Boru Sihombing (13) ditemukan tewas di Jalan Lintas Duri-Pekanbaru, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau. Korban diduga dibunuh. 

Kapolres Bengkalis, AKBP Setyo Bimo Anggoro menjelaskan, korban ditemukan dengan kondisi kepala berlumuran darah, Sabtu (2/9/2022) sekitar pukul 21.20 WIB.

Ilustrasi mayat (Freepik)

"Benar, telah ditemukan mayat perempuan yang diketahui seorang siswi SMP. Dugaan pembunuhan," kata Setyo kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Senin (4/9/2023).

Setyo menjelaskan, mayat anak itu ditemukan memakai seragam olahraga SMP Negeri 2 Pinggir dan tas ransel warna hitam biru.

Di dekat tubuh korban ditemukan kayu bulat yang tertancap.

Penemuan mayat korban berawal dari sang ibu, Nurmaya BR Sitimeang, yang menanyakan ke pihak sekolah karena korban sudah seharian tidak pulang.

Bahkan, sudah sampai malam korban tak kunjung balik ke rumah.

Selanjutnya, sejumlah warga melalukan pencarian di sepanjang jalan menuju rumah korban.

"Warga mencari korban dengan memeriksa semak-semak di jalan yang biasa dilewati korban.

Kemudian, sekitar lima meter menuju dalam semak, pada pukul 21.20 WIB, korban ditemukan dalam keadaan terbaring dan kepalanya bersimbah darah," sebut Setyo.

Baca juga: Josi WNI Korban Pembunuhan di Jepang Sempat Diculik Sebelum Dibunuh, Teman: Sempat Minta Tolong

Ilustrasi penganiayaan (Kolase Tribun Trends/Eva.vn)

Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polsek Pinggir. Petugas mendatangi lokasi dan mengevakuasi korban ke RSUD Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

"Anggota melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) untuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan bukti untuk menyelidiki penyebab kematian korban," tutup Setyo.

Nenek Curhat Cucunya Dapat Ancaman Pembunuhan, Kepala Nyaris Dipukul Pakai Gelas Kaca: Ya Allah

Seorang nenek bernama Ade Hartini menceritakan kejadian kurang menyenangkan yang dialami oleh cucunya, berinisial S (12).

Warga Kampung Cimuncang, Desa Geresik, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat itu mengatakan cucunya mendapat ancaman pembunuhan dari orang tidak dikenal.

Ancaman itu sudah didapatkan sang cucu sebanyak tiga kali.

Ade Hartini pun membeberkan awal mula kronologi cucunya mendapatkan ancaman pembunuhan.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Pemilik Salon di Sragen, Pelaku Sakit Hati, Injak Perut Korban, Rampas Perhiasan

Ilustrasi ancaman pembunuhan. (http://www.ladbible.com)

“Mulanya, waktu Kamis (3/8/2023) lalu sekira pukul 16.10 WIB, cucu saya sedang di rumah sendirian. 

Waktu itu saya sedang keluar,” ungkap Ade dikutip TribunTrends.com dari TribunPriangan, Senin, (14/8/2023).

“Datang tiga orang nggak dikenal. Pakai masker, serba tertutup, jadi nggak tahu siapa.

 Salah satu dari mereka mukul dada cucu saya. Terus orang itu bilang, ‘kamu harus tidak ada,’ ke cucu saya,” lanjutnya.

Ade juga menambahkan, salah satu dari orang tidak dikenal itu juga memecahkan sebuah gelas dan diduga berencana akan menusukan pecahan gelas itu kepada cucunya tersebut.

“Tapi enggak sempat, karena tangan pelaku berdarah karena pecahan kaca itu. 

Kemudian mereka kabur, (salah satu dari mereka) sempat bilang, ‘cepat, keburu ada orang,’ nah, begitu,” paparnya.

Baca juga: Ujung-ujungnya Mewek! Pelaku Pembunuhan Mahasiswa UI Ucap Maaf, Kecewakan Banyak Orang, Siap Dihukum

Pihak keluarga anak perempuan berusia 12 tahun asal Kampung Cimuncang, Desa Geresik, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, melaporkan ancaman pembunuhan tiga kali dari orang tidak dikenal ke KPAID Kabupaten Tasikmalaya pada Kamis (10/8/2023).

Menurut Ade, ciri-ciri ketiga orang tidak dikenal tersebut berperawakan tinggi, sedang dua lainnya berperawakan sedang dan pendek.

“Besoknya Jumat, (4/8/2023) pagi-pagi, karena cucu saya trauma, jadi enggak sekolah. 

Pas di depan rumah, cucu saya lagi sendiri, saya lagi di dalam. 

Cucu saya katanya mulutnya dibekap, terus digusur ke area pemakaman dekat rumah,” jelasnya.

Pada ancaman pembunuhan kedua ini, tambah Ade, orang tidak dikenal itu datang sendirian sambil membawa gelas.

“Dia itu bawa gelas. Nggak tahu mau dipecahin, nggak tahu mau dilemparin. 

Tapi, gelasnya enggak pecah, masih utuh. Cucu saya untung bisa kabur, sempat nendang orang tidak dikenal itu, terus langsung lari ke rumah sambil ketakutan,” lengkapnya.

Kemudian, ancaman yang ketiga terjadi pada Senin (7/8/2023) lalu sekitar pukul 15.00 WIB. 

Diketahui, orang tidak dikenal tersebut masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.

“Pas di dapur, cucu saya sempat berpapasan sama pelaku.

 Cucu saya takut ‘kan, langsung kabur. Pas lari, si pelaku mukul punggung cucu saya pakai sikut sampai muntah darah,” jelas Ade.

Setelah itu, orang tidak dikenal tersebut segera melarikan diri.

Ade mengaku, bahwa baik dirinya maupun cucunya itu tidak merasa ada permasalahan apapun dengan orang lain.

“Kami selama ini tinggal di rumah itu 3 orang. Saya sama dua cucu, salah satunya cucu perempuan itu yang dapat ancaman. 

Ibunya kerja di luar negeri, kalau bapaknya udah meninggal,” pungkasnya.

Baca juga: NGERI Korban Pembunuhan Mahasiswa UI Datangi Altafasalya Lewat Mimpi, Ancam Balas Dendam : Bunuh!

“Persoalaan ini sudah dikomunikasikan ke pihak kami. Rencananya, kami akan memberikan pendampingan psikis, mengingat anak perempuan ini mengalami trauma,” tutur Ato.

“Secepatnya, pihak keluarga anak perempuan tersebut akan melakukan laporan ke Polresta Tasikmalaya dan akan kami dampingi baik saat ini maupun setelah laporan,” pungkasnya.

Di sisi lain, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tasikmalaya Kota dikabarkan langsung terjun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk menindaklanjuti kasus bocah perempuan berusia 12 tahun yang diduga mendapat ancaman pembunuhan dari orang yang tidak dikenal (OTK, pada Jumat (11/8/2023) dini hari lalu.

Kepala Unit (Kanit) PPA Polres Tasikmalaya Kota, IPDA Doddy Darmawan mengatakan, pihaknya segera mendalami kasus yang terjadi di Kampung Cimuncang, Desa Geresik, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tersebut.

“Tadi malam, kami sampai pukul 01.00 WIB dini hari (Jumat, 11/8/2023) di sana (red: TKP) untuk mengumpulkan beberapa keterangan,” jelas Doddy dikutip TribunTrends.com dari TribunPriangan, Senin, (14/8/2023).

Melalui keterangan yang dihimpunnya, bocah perempuan yang baru berusia 12 tahun tersebut mengaku sempat mendapat ancaman sebanyak tiga kali.

“Jadi, saat kejadian itu, di rumah korban tidak ada siapa-siapa dan korban ini tinggal bersama neneknya, sementara ibunya bekerja di luar negeri,” kata Doddy.

Baca juga: KASUS Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Masuk Babak Baru, Refresh BAP Semoga Pelaku Terungkap

Dia juga mengungkap, bahwa pada saat kejadian, tidak ada saksi yang melihat, sehingga pihaknya hanya mendapat keterangan terkait ciri-ciri fisik pelaku dari keterangan korban.

“Yang dua badannya sedang, yang satu tinggi. Korban tidak mengenali pelaku karena saat kejadian, pelaku mengenakan masker, jadi tidak bisa dikenali oleh korban,” lengkap Doddy.

Pihaknya pun kini masih mendalami motif kasus otk ini melakukan ancaman pembunuhan terhadap bocah perempuan berinisial S ini.

“Korbannya masih shock, jadi masih istirahat. Dia juga ‘kan masih teleponan sama ibunya yang kerja di luar negeri.

 ‘Harus gimana kita nih?’ gitu,” terang Doddy.

Saat ini, pihaknya telah bekerja sama dengan aparat desa setempat ihwal perlindungan korban.

“Kami juga tetap berkomunikasi secara intens dengan Polsek Jamanis, supaya korban tetap terpantau dan dijaga, sambil korban ‘kan mungkin mau konfirmasi sama ibunya di luar negeri untuk langkah ke depannya,” pungkas Doddy.

(*)

Artikel ini diolah dari Kompas.com dan Tribunpriangan.com