Sayangnya, lingkungan belajarnya sangat buruk, setiap hari Kanon diajak bermain game online.
Oleh karena itu, dia tidak hanya tidak mempelajari sesuatu yang berguna, tetapi juga menghabiskan uang seperti air mengalir.
Untuk mengubah status quo, Kanon dengan tegas putus sekolah dan mengikuti penduduk desa ke Guangdong untuk bekerja.
Karena pendidikan yang rendah, awalnya dia hanya bisa bekerja di restoran, harus bangun dari jam 3-4 pagi untuk menyiapkan bahan dan peralatan dapur, bahkan pada malam hari dia tidak bisa tidur.
Meski sibuk dan lelah, Kanon tetap menyempatkan waktu untuk hobinya, yaitu menyanyikan lagu berbahasa Inggris.
Sejak sekolah menengah, dia mengetahui bahwa dia memiliki bakat untuk bahasa, dan dia dapat menyanyikan lagu-lagu bahasa Inggris biasa setelah beberapa kali mendengarkan.
Setelah itu, dia mulai belajar bahasa Inggris sendiri setelah setiap jam bekerja.
Tak disangka, hobi ini tak hanya mengubah hidupnya tapi juga memberinya pernikahan yang istimewa.
Setelah itu, Kanon bekerja di sebuah biro iklan, dia belajar fotografi dan desain.
Setelah mengumpulkan sejumlah modal, ia berhenti dari pekerjaannya dan menjad seorang fotografer.
Dengan bahasa Inggris otodidak, ia menerima banyak pesanan fotografi dari tamu asing, hidupnya berangsur membaik.
Suatu hari di awal tahun 2018, dia melihat seorang gadis asing berjuang di depan ATM dan menangis, jadi dia mencari tahu dan menawarkan bantuan.
Dan gadis itu adalah Menus, pada waktu itu seorang siswa internasional di China.
Dia tidak bisa berbahasa Mandarin dengan baik, karena pengeluaran yang ceroboh, dia tidak tahu bahwa kartunya hanya berisi 0,87 yuan (Rp 1.800).
Jadi sekarang tidak ada uang untuk makan, sedangkan keluarganya akan mengirimkan uang dalam 2 hari.