Kabar Wilayah
Inilah Kota Layak Huni yang Udaranya Terburuk Se-Banten, Disusul Tangerang, Serang, dan Bojongnegara
Banten terus berkembang dengan modernisasi kota-kotanya, namun di balik itu polusi udara memburuk seperti di Kabupaten Serang dan Kota Tangerang.
Penulis: Sinta Manila
Editor: Tim TribunTrends
Di balik geliat pembangunan dan modernisasi kota-kota di Banten, tersimpan kenyataan yang mencemaskan. Kualitas udara memburuk dan tertinggi berada di kota yang menyandang predikat Kota Paling Layak Huni, di mana tingkat polusi udaranya melebihi Kota Tangerang dan Serang.
TRIBUNTRENDS.COM - Meskipun pernah dinobatkan sebagai kota paling layak huni, ternyata salah satu kota di Provinsi Banten justru menyimpan ironi karena kualitas udaranya menjadi yang terburuk, tidak hanya di tahun ini tapi sejak 2023.
Ya, masalah polusi udara semakin menjadi sorotan, apalagi dengan semakin berkembangnya kawasan penyangga Jakarta yang padat aktivitas industri dan transportasi.
Untuk menilai kualitas udara di suatu wilayah, para ahli menggunakan indikator Air Quality Index (AQI)—angka yang menunjukkan seberapa bersih atau tercemarnya udara, lengkap dengan level risiko bagi kesehatan manusia.
Indeks ini bisa dengan mudah diakses melalui aplikasi smartphone atau laman seperti waqi.info, maupun dari Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Berdasarkan data terbaru pada 15 Juni 2025, inilah 5 wilayah di Provinsi Banten dengan kualitas udara terburuk:
1. Tangerang Selatan – AQI: 166 (Zona Merah)
Tangerang Selatan kembali mencatatkan diri sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di Banten—dan bahkan Indonesia.
Dengan nilai AQI mencapai 166, wilayah ini masuk dalam kategori “tidak sehat”, yang berarti udara di sana dapat berdampak buruk pada seluruh kelompok masyarakat, bukan hanya yang memiliki gangguan pernapasan.
Fenomena ini bukan hal baru. Sejak tahun 2023, IQAir menempatkan Tangerang Selatan sebagai kota dengan udara paling kotor di tanah air.
Ironisnya, kota ini juga menyandang predikat “kota paling layak huni”, berkat infrastruktur modern, fasilitas umum lengkap, dan statusnya sebagai penyangga utama ibu kota Jakarta.
Tangerang Selatan pun dikenal sebagai “Kota Inovatif” setelah meraih penghargaan Innovative Government Award (IGA) dari Kemendagri.
Namun sayang, kualitas udara yang buruk menjadi catatan tersendiri di tengah geliat pembangunan kota ini.
2. Cikande, Kabupaten Serang – AQI: 139 (Zona Oranye)
Berada di zona oranye, Cikande mencatat AQI sebesar 139, yang tergolong “tidak sehat bagi kelompok sensitif” seperti anak-anak, lansia, dan penderita gangguan pernapasan.
Kawasan ini dikenal sebagai kawasan industri, yang turut menyumbang emisi pencemar ke atmosfer.
3. Kota Tangerang – AQI: 101 (Zona Oranye)
Tak jauh berbeda dengan Cikande, Kota Tangerang mencatat AQI 101, yang juga masuk dalam kategori “tidak sehat bagi kelompok rentan”.