Dedi Mulyadi
Begini Repotnya Kerja Jadi Bawahan Dedi Mulyadi, Sehari Bisa 10 Kali Ditelepon: Pontang-panting!
Helmy Yahya terkejut mendengar bagaimana sibuknya Sekda Jabar bekerja di bawah Gubernur Dedi Mulyadi.
Editor: Amir M
TRIBUNTRENDS.COM - Bekerja di bawah Dedi Mulyadi ternyata membutuhkan kesiapan dan daya tahan yang luar biasa.
Sekda Jabar membocorkan bagaimana sibuknya sirinya bekerja di bawah Gubernur Jawa Barat itu.
Seperti apa pengakuan Sekda Jabar soal bekerja di bawah Dedi Mulyadi?
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi setelah menjabat menjadi Gubernur Jawa Barat langsung menuai perhatian banyak orang.
Aksi Dedi yang kerap turun ke masyarakat mengobrol langsung dengan warga sanga di sukai warga.
Namun di saat yang sama, Dedi Mulyadi juga mendapat sejumlah kritikan, salah satunya soal kebijakannya.
Kebijakan Kang Dedi Mulyadi atau KDM ini ketika turun ke lapangan dinilai diputuskan terlalu cepat.
Sehingga ada pandangan sebagian orang bahwa Dedi serba spontanitas dan serba improvisasi tanpa pertimbangan ini itu.
Hal ini ditanyakan oleh Helmy Yahya di channel Youtubenya ketika berbincang dengan bawahan Dedi Mulyadi di Pemprov Jabar, yaitu Sekda Jabar, Herman Suryatman.
KDM Selalu Keliling
Herman menjelaskan bahwa memang Dedi Mulyadi ini jarang sekali masuk kantor Gubernur di Gedung Sate, Bandung.
Beliau memang kerap berkeliling ke berbagai daerah mengingat wilayah Jawa Barat yang lumayan luas.
"Hanya beberapa kali saja, kurang lebih 3-4 kali (KDM ngantor di Gedung Sate)," kata Herman dikutip dari Youtube Helmy Yahya Bicara, Senin (2/5/2025).
Dia menjelaskan bahwa Dedi Mulyadi memiliki kantor wilayah di berbagai titik, seperti di wilayah timur Jawa Barat, wilayah barat Jawa Barat dan yang lainnya.
"Beliau ngantor di 27 kabupaten kota, biasanya stand by di kantor gubernur yang dulunya eks keresidenan," kata Herman.
Rutin Koordinasi
Herman menjelaskan bahwa ketika Dedi berkeliling, sang gubernur ini rutin berkoordinasi dengan jajarannya di bawah.
"Setiap hari beliau memberikan arahan, bahkan satu hari bisa 10 kali nelepon sekda, itu sama sekda saja, belum sama asisten, belum sama kepala dinas," kata Herman.
Dia juga menampik pandangan orang Dedi Mulyadi merupakan pengambil keputusan yang serba spontan.
Di baliknya, kata Herman, ada proses yang berjalan layaknya birokrasi pemerintahan.
"Karena bagaimana pun juga beliau adalah pengambil keputusan, dan sebelum mengambil keputusan beliau check, recheck, cross check termasuk ke saya, ke sekda," kata Herman.
Menurut Herman, Gubernur Dedi ini sangat menghormati regulasi, administrasi dan yang lainnya.
"Makanya check, recheck, cross check ke kami, ke jajaran birokrasi pemerintahan, baru beliau mengambil keputusan," katanya.
"Jadi behind the scene, di belakang layar, itu ada proses administrasi, ada proses pemerintahan, ada proses birokrasi, hanya bedanya kami harus melakukannya secara cepat," kata Herman.
Helmy Yahya pun terkejut mendengar hal itu.
"Saya kebayang sekdanya pontang panting," kata Helmi Yahya.
Herman kembali menjelaskan bahwa dalam publik policy itu ada formulasi kebijakan, ada implementasi kebijakan, ada evaluasi kebijakan, dan itu semuanya ditempuh Dedi Mulyadi.
Misalnya dalam formulasi kebijakan itu ada identifikasi masalah, ada agenda setting, ada perumusan solusi.
"Nah itu dilakukan secara cepat di satu kesatuan waktu di lapangan, itu bedanya. Biasanya dalam identifikasi masalah perlu 1,2, 3 kali rapat, dalam formulasi kebijakan bisa 9 kali rapat," katanya.
"Nah kalau dengan Pak Gubernur bisa satu kali, karena kita melakukannya langsung di lapangan, beliau ada di tengah-tengah masyarakat," ungkap Herman.
Baca juga: Siswa Alumni Program Barak Militer Dedi Mulyadi Buka Suara, Dipaksa Bangun Pukul 3 Pagi: Ngangenin!

Cara Ambil Keputusan Dikritik
Sebelumnya, pengacara asal Indramayu, Toni RM menyebut Dedi Mulyadi adalah sosok yang berani.
"Saya melihat Kang Dedi Mulyadi yang biasa akrab disapa Gubernur Jawa Barat ini gebrakannya memang terlalu berani. Makanya presiden pernah mengatakan ini ngeri-ngeri sedap Gubernur Jawa Barat," ungkap Toni RM dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube tv one news, Rabu (9/4/2025).
Bukan tanpa alasan Toni RM menilai Dedi Mulyadi adalah sosok yang berani.
Pria yang pernah viral setelah jadi pengacara Pegi Setiawan di kasus Vina Cirebon itu menyinggung soal kebijakan Dedi Mulyadi.
Yakni saat Dedi Mulyadi gerak cepat membongkar tempat wisata Hibisc Puncak Bogor yang dituding jadi biang kerok banjir di Bogor.
"Jangan lupa walaupun memang untuk kepentingan penataan sesuatu daerah, tetap Kang Dedi Mulyadi harus tahu akibat kebijakannya itu ada orang-orang yang merasa dirugikan. Dan orang yang dirugikan itu juga warganya. Kalau butuh pelayanan ke Gubernur. Saya berharap Kang Dedi Mulyadi tidak menganggap sebagai musuh orang-orang yang dinilai atau perusahaan yang telah melakukan pelanggaran sehingga langsung ditindak dengan cepat. Pertanyaannya sesuai tema, apakah itu pencitraan atau gebrakan?" ujar Toni RM.
Dalam argumennya itu, Toni pun menyinggung soal pencitraan Dedi.
"Pencitraan itu suatu kesan yang sengaja dibuat agar bercitra positif. Kalau gebrakan tentu. Ini pendapat saya, akan dinamakan pencitraan, kalau gebrakan itu tidak dieksekusi dengan peraturan, jadi hanya disampaikan di media sosial, kemudian diliput media, tapi peraturannya tidak dibuat. Maka saya simpulkan itu pencitraan," kata Toni.
(TRIBUNNEWSBOGOR.COM/ Naufal Fauzy)
Artikel ini telah tayang di TRIBUNNEWSBOGOR.COM
Sumber: Tribun Bogor
20 Tahun Tak Pernah Sakit dan Tak Pernah Minum Obat, Dedi Mulyadi Beberkan Rahasia: Punya 4 Dokter! |
![]() |
---|
Penilaian Lomba Pembangunan Desa dan Kelurahan se-Jawa Barat 2025, Dedi Mulyadi Beri Hadiah Rp7,5 M! |
![]() |
---|
Kisah Dewi Jubaedah, Korban Tewas dalam Pesta Rakyat Anak Dedi Mulyadi, Berebut Makan Karena Miskin |
![]() |
---|
Maula Akbar Nikahi Putri Karlina Hari Ini Pakai Aset Negara, Dedi Mulyadi Tegur: Jangan Gratisan! |
![]() |
---|
Heboh Wagub Vs Sekda Jabar, Dedi Mulyadi Pertemukan dan Beri Tugas Bersama: Sudah Bestie Lama! |
![]() |
---|