Berita Viral
Sepak Terjang Muhadjir Effendy, Mantan Mendikbud RI Dikukuhkan Jadi Guru Besar UM, Ini Prestasinya
Inilah sepak terjang Muhadjir Effendy, MantanMendikbud RI yang resmi dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Negeri Malang (UM).
Editor: Dika Pradana
TRIBUNTRENDS.COM - Inilah sepak terjang Muhadjir Effendy, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI yang resmi dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Negeri Malang (UM).
Pria yang menjabat sebagai penasihat khusus presiden ini resmi menyandang guru besar di UNM pada Kamis, 13 Februari 2025. Muhadjir Effendy, seorang tokoh yang memiliki rekam jejak panjang di dunia pendidikan, merupakan sosok yang berperan penting dalam pembangunan sektor pendidikan di Indonesia.
Kariernya dimulai dengan keterlibatannya di dunia akademik dan jurnalistik, dan terus berkembang hingga mencapai posisi-posisi strategis dalam pemerintahan dan organisasi pendidikan. Di balik setiap langkah kariernya, Muhadjir memiliki tekad untuk memajukan kualitas pendidikan dan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Awal Kehidupan dan Pendidikan
Lahir di Madiun pada 29 Juli 1956, Muhadjir Effendy tumbuh dengan pendidikan yang baik. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Madiun sebelum melanjutkan pendidikan di IAIN Malang pada 1978 untuk meraih gelar Sarjana Muda.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan tinggi di IKIP Malang dan meraih gelar Sarjana Pendidikan Sosial pada 1982.
Setelah itu, Muhadjir melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk meraih gelar magister, dan akhirnya memperoleh gelar Doktor Ilmu-ilmu Sosial dari Universitas Airlangga Surabaya.
Karier di Dunia Akademik dan Organisasi
Kiprah Muhadjir di dunia akademik sudah dimulai sejak ia menjadi Pembantu Rektor III di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tahun 1984, hingga akhirnya menjabat sebagai Rektor UMM selama tiga periode (2000-2016).
Sebagai seorang pemimpin akademik, Muhadjir memiliki visi besar untuk memajukan pendidikan tinggi di Indonesia, dan menjadikan UMM sebagai lembaga pendidikan yang mengutamakan kualitas dan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Selain peranannya di dunia akademik, Muhadjir juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dan keagamaan.
Ia menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Malang pada tahun 1980 dan kemudian mengemban tugas penting dalam organisasi Muhammadiyah.
Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (2005-2010) dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 2015-2020.

Puncak Karier sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada periode 2016-2019, Muhadjir Effendy memperkenalkan kebijakan-kebijakan strategis untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Salah satu yang paling terkenal adalah penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang dimuat dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017.
Kebijakan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada para siswa melalui pendekatan berbasis keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Program ini diharapkan mampu membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur.
Selain itu, Muhadjir juga menggagas sistem zonasi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
Dengan sistem zonasi, pendidikan diharapkan dapat lebih terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, tanpa mengedepankan perbedaan wilayah atau status sosial.
Peran dalam Pembangunan Manusia dan Kesejahteraan Sosial
Setelah menjabat sebagai Mendikbud, Muhadjir Effendy dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada 2019-2024.
Dalam posisi ini, ia fokus pada kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, termasuk pengentasan masalah stunting, yang menjadi salah satu fokus utamanya.
Di bawah kepemimpinannya, angka prevalensi stunting di Indonesia menurun secara signifikan, dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 21,5 persen pada 2023.
Muhadjir juga memiliki peran penting dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.
Kebijakan yang ia jalankan berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, yang terbukti memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Kontribusi di Kancah Internasional
Tidak hanya di tingkat nasional, Muhadjir juga memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.
Pada 2017-2019, ia menjabat sebagai Presiden Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO).
Dalam peran ini, Muhadjir berkomitmen untuk terus meningkatkan kerjasama antar negara-negara Asia Tenggara dalam bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan, sehingga menciptakan kemajuan yang lebih merata di kawasan Asia Tenggara.
Penghargaan dan Pengakuan
Atas dedikasinya yang luar biasa dalam bidang pendidikan dan pembangunan manusia, Muhadjir Effendy menerima berbagai penghargaan bergengsi.
Di antaranya adalah Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2020, serta Anugerah Parahita Ekapraya pada tahun yang sama.
Selain itu, ia juga meraih penghargaan Pioneer of National Education and Social Empowerment Pasca Award pada 2024.
Penghargaan-penghargaan ini menjadi bukti atas kontribusinya yang besar dalam memajukan sektor pendidikan dan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Warisan untuk Generasi Mendatang
Lewat berbagai kebijakan dan kontribusinya yang nyata, Muhadjir Effendy telah meninggalkan warisan yang penting bagi pembangunan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dengan komitmennya untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan merata, serta memperbaiki kualitas hidup melalui kebijakan sosial yang efektif, Muhadjir berperan dalam membentuk masa depan Indonesia yang lebih cerah dan lebih baik.
Dedikasinya terhadap pembangunan manusia dan pendidikan menjadikan dirinya sebagai salah satu tokoh penting yang akan dikenang dalam sejarah pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Sumber: Kompas.com
Gegara TikTok, Saudara Kembar yang Terpisah Sejak Bayi Ini Akhirnya Tak Sengaja Bertemu di Umur 24 |
![]() |
---|
Tampang Abdul dan Ervan Usai Habisi Alberto Tanos, Tragedi Berdarah Cucu 9 Naga di Manado |
![]() |
---|
Mau Gaya Pakai iPhone, Mahasiswi di Klaten Sewa 2 Bulan Rp7 Juta Tak Sanggup Bayar, Malah Kabur! |
![]() |
---|
Alasan 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek Tahun Ini, Tak Terasa, Tapi Nyata, Rotasi Bumi Ngebut! |
![]() |
---|
Melon Musim Dingin, Cara Unik untuk Menyejukkan Diri dari Teriknya Musim Panas di Tiongkok |
![]() |
---|