Berita Viral
8 Bulan Hanya Makan Keju dan Daging, Pria Dipenuhi Benjolan Kuning di Tangan, Ini yang Terjadi
Viral di media sosial tangan pria di AS dipenuhi benjolan kuning, gegara 8 bulan hanya makan keju dan daging, dokter beri pesan penting.
Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Baru-baru ini, sebuah kasus medis unik menarik perhatian netizen dan komunitas medis.
Seorang pria di Florida, AS, mencari bantuan medis di Rumah Sakit setelah mengalami keluarnya cairan dan benjolan kuning yang muncul di telapak tangan, telapak kaki, dan sikunya.
Awalnya, pria berusia 40-an ini menganggap perubahan pada kulitnya sebagai hal sepele.
Namun, ketika benjolan tersebut semakin membesar dan mulai mengeluarkan cairan, ia memutuskan untuk menemui dokter.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Baca juga: Riwayat Penyakit Emilia Contessa sebelum Meninggal, Ibu Denada Idap Diabetes hingga Gagal Jantung
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, ahli jantung yang menanganinya mendiagnosis kondisi ini sebagai xanthelasma, yaitu endapan kolesterol kekuningan di bawah kulit yang sering dikaitkan dengan kadar lemak tinggi dalam darah.
Kondisi ini bisa menjadi tanda peringatan adanya gangguan metabolisme yang lebih serius, seperti hiperlipidemia atau bahkan penyakit jantung.
Efek Diet Karnivora Ekstrem
Menurut laporan New York Post yang mengacu pada penelitian di JAMA Cardiology, 22 Januari, pria tersebut mengalami kondisi ini setelah menjalani diet karnivora selama delapan bulan secara ekstrem.
Diet karnivora sendiri adalah pola makan yang hanya mengandalkan produk hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu, tanpa sayuran, buah, atau sumber karbohidrat lainnya.
Pendukung diet ini percaya bahwa menghindari karbohidrat dan serat dapat meningkatkan kesehatan metabolisme, mengurangi peradangan, dan membantu menurunkan berat badan.
Namun, dalam kasus ini, pria tersebut menerapkan diet karnivora dengan pola makan yang jauh dari seimbang.
Ia mengonsumsi makanan dalam jumlah besar setiap hari, termasuk menghabiskan seluruh batang mentega, hingga 4 kg keju, dan roti hamburger.
Meskipun berat badannya turun drastis, ia mengalami efek samping yang mengkhawatirkan.
Yang mengejutkan, meskipun nodul kuning mulai muncul, ia tetap merasa bahwa kesehatannya membaik.
Bahkan, ia mengklaim mengalami peningkatan energi dan fungsi kognitif yang signifikan.
Hal ini menunjukkan bagaimana beberapa individu mungkin tidak langsung menyadari dampak negatif dari pola makan ekstrem terhadap tubuh mereka.

Kolesterol Melonjak Drastis
Saat akhirnya diperiksa oleh dokter, hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa kadar kolesterol pria ini melonjak drastis hingga lebih dari 1.000 mg/dL angka yang sangat jauh di atas batas aman.
Sebagai perbandingan, kadar kolesterol total yang dianggap normal berada di bawah 200 mg/dL, sementara 240 mg/dL saja sudah dikategorikan tinggi oleh para ahli kesehatan.
Baca juga: Miliarder Suntik Lemak di Wajah Demi Awet Muda, Hasilnya Malah Buat Ngeri, Wajah Bengkak dan Alergi
Lonjakan kolesterol yang sangat tinggi ini tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, tetapi juga bisa menyebabkan komplikasi lain seperti pankreatitis akut, suatu kondisi peradangan pankreas yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Dalam beberapa kasus, kadar kolesterol yang ekstrem juga dapat menyebabkan xanthomas (penumpukan lemak di bawah kulit) atau bahkan masalah neurologis.

Pelajaran dari Kasus Ini
Kasus ini menjadi pengingat bahwa pola makan ekstrem, terutama yang tidak memperhatikan keseimbangan nutrisi, dapat berdampak serius pada kesehatan.
Meskipun diet karnivora memiliki sejumlah manfaat potensial bagi sebagian orang, terutama dalam hal penurunan berat badan dan pengendalian gula darah, pendekatan yang tidak terkontrol justru bisa berbahaya.
Baca juga: Gara-gara Tak Pernah Vaksin, Bayi Asal Malaysia Idap Berbagai Penyakit, Ortu Terlambat Menyesal
Para ahli gizi dan dokter umumnya menyarankan agar siapa pun yang menjalani diet ketat tetap memantau kesehatan mereka melalui pemeriksaan medis secara berkala.
Selain itu, pendekatan yang lebih seimbang seperti mengombinasikan protein hewani dengan sumber lemak sehat, serat, dan mikronutrien dari sayuran dapat membantu mencegah dampak buruk yang tidak diinginkan.
Pada akhirnya, kasus ini menjadi contoh nyata bahwa kesehatan bukan hanya tentang berat badan atau energi jangka pendek, tetapi juga tentang keseimbangan nutrisi dan pencegahan risiko jangka panjang.
Jadi, apakah Tribunners masih tertarik mencoba diet karnivora setelah membaca kasus ini?
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)
Sumber: TribunTrends.com
Tangis Ibu Pecah! Temui Putrinya yang Tinggal di Rumah Reyot demi Cinta Tak Direstui |
![]() |
---|
Senyum Hanafi di Pernikahan, Bak Lupa Seminggu Lalu Bunuh Tiwi Rekannya di BPS Halmahera Timur |
![]() |
---|
Keluarga Dibohongi Soal Kematian Prada Lucky: Dibilang Jatuh Motor, Ternyata Disiksa TNI Senior |
![]() |
---|
Tragedi TNI Prada Lucky: Keluarga Dibohongi, Akses Diblokir, Kebenaran Ditutup |
![]() |
---|
Dedikasi Dibalas Pukulan: Fakta Baru Kematian Prada Lucky, Masak untuk Rekan, Dibalas Penganiayaan |
![]() |
---|