Berita Viral
Mark Zuckerberg Pecat 3.000 Pegawai Imbas Artificial intelligence, Pegawai dari 4 Negara Ini Aman
Ini alasan Mark Zuckerberg pecat tiga ribu karyawannya lagi, ada beberapa negara Eropa yang aman dari PHK, mana saja?
Editor: Dika Pradana
TRIBUNTRENDS.COM - Pemilik perusahaan teknologi Meta, Mark Zuckerberg mulai memecat hampir empat ribu pegawainya di sejumlah negara asal Asia, Afrika, dan sejumlah negara Eropa pada Selasa, 11 Februari 2025.
Bukan tanpa alasan, Mark Zuckerberg melakukan pemecatan masal tersebut karena sedang ingin mengembangkan teknologi Artificial Intelegent (AI).
Dilansir TribunTrends.com dari Hindustans pada Selasa, 11 Februari 2025, Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, akan memulai PHK di seluruh perusahaan pada hari Selasa di beberapa negara sebagai bagian dari upayanya untuk mempercepat perekrutan insinyur pembelajaran mesin.
Hal tersebut tertuang dalam memo internal yang dikirimkan kepada karyawan pada hari Jumat, 7 Februari 2025.
Keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diambil oleh Meta, sebagaimana tertuang dalam memo internal yang mencerminkan langkah lebih terstruktur dan strategis dalam menanggapi tantangan bisnis ke depannya.
Janelle Gale, Head of People di Meta, mengungkapkan bahwa pemberitahuan PHK akan disampaikan secara serempak pada pukul 05.00 pagi waktu setempat di sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat.
Langkah ini memperlihatkan komitmen perusahaan dalam memberikan transparansi dan memastikan seluruh karyawan mendapat informasi yang jelas pada waktu bersamaan, meskipun dampaknya akan bervariasi tergantung pada lokasi geografis.
Namun, tidak semua karyawan akan terpengaruh oleh kebijakan ini.
Baca juga: Kaos Polos Mark Zuckerberg Ternyata Brand Old Money, Harga 2 Kali UMR Jakarta, Usung Filosofi Ini

Meta memastikan bahwa karyawan yang berada di beberapa negara Eropa, seperti Jerman, Prancis, Italia, dan Belanda, akan dikecualikan dari pemutusan hubungan kerja ini.
Hal itu dikarenakan adanya regulasi ketenagakerjaan yang berlaku di masing-masing negara tersebut.
Hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan global seperti Meta harus memperhatikan perbedaan regulasi ketenagakerjaan di berbagai pasar yang mereka operasikan.
Sementara itu, karyawan di lebih dari 12 negara lainnya yang tersebar di Eropa, Asia, dan Afrika akan menerima pemberitahuan mereka antara tanggal 11 hingga 18 Februari 2025.
Hal tersebut menciptakan kesan bahwa kebijakan PHK ini bersifat internasional dengan penyesuaian yang sensitif terhadap kondisi lokal.
Sebelumnya, Meta telah mengonfirmasi bahwa mereka berencana memangkas sekitar 5 persen dari total jumlah karyawan yang dianggap berperforma terendah.

Meskipun demikian, perusahaan juga berkomitmen untuk menggantikan beberapa posisi yang hilang.
Hal tersebut mencerminkan upaya mereka untuk menyeimbangkan efisiensi operasional dengan kebutuhan pengembangan dan inovasi jangka panjang, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI) dan metaverse.
Memang, gelombang PHK kali ini memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan pengurangan tenaga kerja besar-besaran sebelumnya yang dilakukan oleh Meta.
Tidak seperti sebelumnya, kali ini Meta memilih untuk tetap membuka kantor pada hari pengumuman PHK dan menghindari memberikan pembaruan lebih lanjut terkait keputusan tersebut.
Keputusan ini, sebagaimana tercantum dalam memo Gale, mencerminkan kebijakan perusahaan lebih terarah dan terstruktur, serta mungkin dimaksudkan untuk mengurangi kekhawatiran atau spekulasi yang berkembang di kalangan karyawan dan publik.

Penting untuk dicatat bahwa CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengakui langkah ini sebagai bagian dari upaya untuk "menaikkan standar kinerja" di perusahaan, sekaligus menyaring karyawan yang berkinerja buruk dengan lebih cepat.
Hal ini menegaskan bahwa perusahaan sedang menghadapi tantangan berat, seperti yang diungkapkan oleh Zuckerberg sendiri, yang menyebutkan bahwa tahun 2024 dan 2025 akan menjadi "tahun penuh tantangan" bagi Meta.
Keputusan untuk memangkas karyawan ini mencerminkan bagaimana perusahaan teknologi besar seperti Meta harus beradaptasi dengan dinamika pasar yang cepat berubah dengan menekankan pentingnya efisiensi dan profitabilitas dalam menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal.
Pemberhentian massal ini, meskipun terencana, menyoroti bagaimana Meta harus bertahan di tengah persaingan ketat dalam industri teknologi, sekaligus menjaga investasinya di bidang-bidang baru yang sedang berkembang, seperti AI dan metaverse.
Pemutusan hubungan kerja ini juga menjadi bukti nyata dari tekanan yang dihadapi oleh raksasa teknologi untuk tetap menguntungkan dan efisien sambil terus berinovasi di sektor yang sangat kompetitif.
(TribunTrends.com/*)
Gegara TikTok, Saudara Kembar yang Terpisah Sejak Bayi Ini Akhirnya Tak Sengaja Bertemu di Umur 24 |
![]() |
---|
Tampang Abdul dan Ervan Usai Habisi Alberto Tanos, Tragedi Berdarah Cucu 9 Naga di Manado |
![]() |
---|
Mau Gaya Pakai iPhone, Mahasiswi di Klaten Sewa 2 Bulan Rp7 Juta Tak Sanggup Bayar, Malah Kabur! |
![]() |
---|
Alasan 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek Tahun Ini, Tak Terasa, Tapi Nyata, Rotasi Bumi Ngebut! |
![]() |
---|
Melon Musim Dingin, Cara Unik untuk Menyejukkan Diri dari Teriknya Musim Panas di Tiongkok |
![]() |
---|