Kabupaten Klaten
Bukan dari Solo atau Jogja? Angkringan Ternyata Berasal dari Desa Ngerangan Klaten, Ini Sejarahnya
Ini sejarah awal mula adanya angkringan yang terkenal di Solo dan Yogyakarta, ternyata berasal dari Desa Ngerangan, Klaten
Editor: Nafis Abdulhakim
Bertujuan agar pembeli bisa melegakan dahaga saat makan.
Dari ide itu Mbah Karso sedikit memodifikasi pikulan jualannya.
Bagian depan untuk makanan, bagian belakang untuk ceret minuman.
Dari berjualan dengan pikulan ini Mbah Karso mengajak warga dari desanya ikut berjualan sepertinya.

Dahulu yang hanya terikan ditambah juga makanannya seperti jadah bakar, singkong, getuk, kacang, dan aneka sate yang ada sampai sekarang.
Macam-macam lauk dimasukkan dalam wadah dari daun pisang yang disebut takir.
Selain aneka lauk, ditambah juga nasi kucing.
Kehadiran nasi kucing ini malah menggeser pamor terikan, ini asal dari nasi kucing di angkringan.
Nama asal dari angkringan di Solo adalah warung hik.
Asal muasal nama unik ini memiliki beragam versi.
"Ada yang menduga dari cara penjualnya menjajakannya dengan sahutan 'Hiyeek!'. Ada yang bilang pembelinya sendawa seperti itu. Versi lainnya saat penjual tersandung mengatakan 'hiyek!'. Jadi tidak pasti asal kata 'hik' itu," ungkap Suwarna.
Kepopuleran warung hik di Solo pada 1940-an akhirnya merambah ke Yogyakarta pada 1950an, baru nama angkringan lahir.
Penyebaran angkringan di Indonesia
Kata angkringan sendiri lahir dari Yogyakarta.
Selain angkringan, sebutan lainnya dari Yogyakarta adalah wedangan, warung koboi, dan sego kucing.
Sumber: Kompas.com
Bupati Hamenang: Bersih Sendang Sinongko Jadi Identitas dan Warisan Budaya Klaten |
![]() |
---|
Bupati Hamenang: Lansia Sehat dan Bahagia Jadi Kekuatan Klaten |
![]() |
---|
Pelajar SMA/SMK se-Klaten Deklarasi Gerakan "Stop Terpengaruh", Hamenang: Jangan Terprovokasi |
![]() |
---|
Warga Kemalang Jadi Prioritas, Pemkab Klaten Siapkan Solusi Kekeringan |
![]() |
---|
Bupati Klaten Siapkan Anggaran Khusus untuk Perluasan Trap Barrier System |
![]() |
---|