Berita Virala
Kisah Intan, TKI Asal Sukabumi yang Sakit di Jepang, Belum Bekerja & Harus Bayar Obat Rp50 Juta
Kisa Intan Sifhany, calon pekerja magang asal Sukabumi, Jawa Barat yang jatuh sakit dan harus menjalani operasi saat berada di Jepang.
Editor: jonisetiawan
Tak hanya biaya berobat, Agus berencana mengumpulkan dana bagi Intan untuk membiayai masa pemulihannya selama 2-3 bulan ke depan.
Menurutnya, visa Intan akan kedaluwarsa pada Mei 2024.
Oleh karena itu, dia akan meminta Intan bersedia pulang ke Indonesia. Uang sumbangan itu nantinya dapat menjadi biaya hidupnya di Tanah Air.
"Target utamanya membayar biaya rumah sakit. Kalau dapat sumbangan lebih ya dikasih semua," katanya.
Agus menyatakan, publik merespons baik usaha yang dilakukan untuk membantu Intan.
Tak hanya berdonasi, dia juga mengajak warga Indonesia di sana untuk membantu dan mengunjungi Intan secara berkala.
Kemenlu turun tangan
Sementara itu, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyatakan pihaknya telah mengetahui peristiwa yang menimpa Intan di Oita, Jepang.
"Kemlu telah berkoordinasi dengan KBRI Tokyo mengenai informasi seorang WNI atas nama saudari IS yang menderita sakit di Prefektur Oita, Jepang," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (9/4/2024).
Baca juga: Pamit Kerja di Arab Saudi, TKW Asal Cianjur Ini Menghilang 14 Tahun, Suami Setia Menunggu: Pulanglah
Judha menyatakan, Kemenlu melalui KBRI Tokyo telah menindaklanjuti informasi tersebut dan menjalin komunikasi dengan Intan.
Kepada KBRI Tokyo, Intan mengaku merasakan sakit perut pada Maret 2024. Dia lalu harus mendapat tindakan operasi.
Sayangnya, biaya rumah sakit tempat perawatan Intan menjadi tanggungan pribadi. Ini karena pihak perusahaan belum mengurus asuransi kesehatan bagi perempuan asal Sukabumi itu.
"Sebagai langkah pelindungan awal, KBRI Tokyo telah mengirimkan bahan bantuan makanan dan berkoordinasi dengan simpul masyarakat WNI di Oita guna membantu saudari IS," katanya.
Sebagai catatan, jarak antara Tokyo ke Prefektur Oita sekitar 1.100 km.
Judha melanjutkan, KBRI Tokyo akan berkomunikasi dengan pihak perusahaan penyalur pemagang asal Indonesia yakni Kumiai dan pihak yang memberangkatkan Intan ke Jepang.
"Untuk pemenuhan hak-hak saudari IS sesuai ketentuan yang berlaku," jelasnya.
***