Breaking News:

Arti Istilah Viral

6 Caleg Dapil I DKI 2024-2029 Lolos ke Senayan, Tapi 9 Tokoh Ini Malah Berpotensi Gagal, Siapa Saja?

Enam calon legislatif dari Dapil I DKI Jakarta yang berpotensi lolos ke Senayan dan sembilan tokoh tersohor yang gagal

YouTube KompasTV
Deretan caleg artis yang diprediksikan lolos ke Senayan 

TRIBUNTRENDS.COM - Berikut ini daftar enam calon legislatif dari Dapil I DKI Jakarta yang berpotensi lolos ke Senayan.

Namun ada sembilan tokoh tersohor ini malah diprediksikan bakal gagal.

Lantas siapa saja caleg dan tokoh tersohor tersebut?

Baca juga: Tumpah! Curhat Dongkol Jansen Gagal Rebut Kursi DPR: Pemilu Barbar, Semua Caleg Terpaksa Tebar Uang!

Para calon legislatif bersaing ketat di Dapil DKI Jakarta I untuk bisa melenggang ke Senayan.

Dapil Jakarta I mencakup wilayah Jakarta Timur.

Di dapil ini, ada sejumlah nama tersohor baik itu petahana maupun nama baru.

Seperti misalnya Eko Patrio dari PAN, Faldo Maldini dari PSI, Mardani Ali Sera dari PKS hingga Putra Nababan dari PDIP.

Para caleg di dapil Jakarta I bersaing memperebutkan 6 kursi DPR. 

Berdasarkan dari hasil rapat pleno rekapitulasi Pemilu 2024 di DKI Jakarta oleh KPU, terdapat 6 nama caleg yang bepeluang mendapatkan kursi DPR RI dari Dapil Jakarta I.

Baca juga: 50 Calon Anggota DPRD Kabupaten Sumedang, Hasil Perolehan Suara Caleg DPRD dari 6 Dapil, Selamat !

Tribunnews.com merangkum 6 nama tersebut, salah satu yang memiliki kans paling besar adalah Mardani Ali Sera. 

6 Caleg Berpotensi Lolos ke Senayan

  1. Mardani Ali Sera (PKS) 
    Jumlah suara: 176.584
  2. Putra Nababan (PDIP)
    Jumlah suara: 106.559
  3. Habiburrokhman (Gerindra)
    Jumlah suara: 96.914
  4. Eko Purnomo atau Eko Patrio (PAN)
    Jumlah suara: 93.673
  5. Hasbiallah Ilyas (PKB)
    Jumlah suara: 80.895
  6. Hj Anies Byarwati (PKS)
    Jumlah suara: 64.304 

Deretan Tokoh Tersohor yang Berpotensi Gagal ke DPR RI: 

Sementara itu berikut beberapa nama-nama terkenal yang berpotensi gagal dalam perebutan kursi di dapil DKI Jakarta I. 

Di antaranya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo yang merupakan caleg Partai Golkar dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Harry Basuki Tajhaja Purnama atau akrab disapa Ahok dari PDIP. 

Kemudian ada politisi PSI, Faldo Maldini yang juga terancam gagal, mengingat partai yang diketuai Kaesang Pangarep ini kalah bersaing.

Ada pula pendakwah tersohor Yusuf Mansur dari Perindo yang juga terancam gagal berlenggang ke Senayan. 

Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Warunk Wow, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)
  1. Harry Basuki Tjahaja (PDIP)
    Jumlah suara: 23.559
  2. Dito Ariotedjo (Golkar)
    Jumlah suara: 55.560
  3. Wanda Hamidah (Golkar)
    Jumlah suara: 10.839 
  4. Ahmad Ali (Nasdem)
    Jumlah suara: 56.364
  5. Ayu Azhari (PAN)
    Jumlah suara: 9.911
  6. Faldo Maldini (PSI)
    Jumlah suara: 56.725
  7. Yusuf Mansur (Perindo)
    Jumlah suara: (4.245)
  8. Aiman Witjaksono (Perindo)
    Jumlah suara: (8.605)
  9. Buni Yani (Ummat)
    Jumlah suara: 4.428 

Sosok Jansen Sitindaon, Caleg Kesal Gagal Jadi Anggota DPR: Ide Gak Penting, yang Penting Bagi Uang!

Inilah sosok Jansen Sittindaon caleg yang tengah viral di media sosial luapkan emosi gegara kalah dalam pemilihan legilatif.

Jansen Sittindaon diketahui maju sebagai caleg DPR RI dari Dapil Sumut 3 dari Partai Demokrat.

Namun sayang usaha Jansen Sittindaon kalah, ia hanya memperoleh sebanyak 12.461 suara.

Baca juga: 50 Calon Anggota DPRD Kabupaten Sumedang, Hasil Perolehan Suara Caleg DPRD dari 6 Dapil, Selamat !

Akhirnya tumpah! Curhat dongkol Jansen Sitindaon, Caleg Partai Demokrat yang luapkan emosi karena gagal merebut kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3.
Akhirnya tumpah! Curhat dongkol Jansen Sitindaon, Caleg Partai Demokrat yang luapkan emosi karena gagal merebut kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3. (Kompas TV)

Lewat akun Instagramnya, Jansen Sittindaon meluapkan kekesalan dan emosinya.

Politikus Demokrat ini menduga ia kalah dari lawan-lawannya yang melakukan politik uang.

"Pileg akhirnya jadi ajang banyak-banyakan mendata orang dan nebar uang.

Dan ini sudah di level dianggap normal bahkan harus dilakukan jika maju pileg," curhat kader partainya SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono itu.

"Membagikan ide tidak lagi penting seperti lazimnya pemilu, yg penting membagikan uang dan banyak-banyakan uang," imbuhnya.

Curhat Jansen Sittindaon setelah kalah dalam perebutan kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3 viral di media sosial dan jadi bahasan ramai netizen.

Poin curhat kesal lainnya adalah perihal politik yang beberapa kali disinggung.

Bahkan dalam satu bagian curhatnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat itu menduga bahwa 99 persen Caleg yang menang mungkin menggunakan politik uang.

Jansen pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh konstituen yang telah memilihnya.

"Mohon maaf saya belum terpilih.

Namun suara dari teman2 ini jadi tambahan, sehingga 1 kursi DPR-RI di Dapil ini didapat oleh kami Demokrat," tulis Jansen.

"Walau bukan saya yg duduk, amanah dari suara teman2 ini akan kami jaga dan salurkan melalui perwakilan yg nanti duduk di parlemen.

Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas pilihannya ini," tambahnya.

Baca juga: Klarifikasi Caleg Gagal Cilegon, Warga Jalan 1 KM Demi Air Bersih setelah Sumur Bor Tutup: Sementara

Dalam postingannya, Jansen berharap Pileg dapat menjadi jadi lebih baik di masa depan.

Politik uang yang merusak demokrasi bangsa pun diharapkannya dapat hilang.

Dalam kesempatan tersebut, Jansen mengaku salah telah menjadi pejuang sistem terbuka di Mahkamah Konstitusi (MK).

Sistem yang menurutnya justru membuat Pileg 2024 jadi lebih 'bar-bar' di semua tingkatan. mulai dari DPRD Kabupaten/ Kota, DPRD Provinsi hingga DPR RI.

"Dengan ini saya mengubah pandangan dan posisi saya atas itu.

Krn melihat realitas dan praktek di pemilu kali ini, ternyata saya telah salah berjuang mempertahankan sistem ini," ungkjap Jansen.

Sistem terbuka katanya hanya akan efektif jika dibarengi penindakan terhadap politik uang yang terjadi.

Itu tersebut ditegaskan adalah kuncinya.

Tanpa itu, dari pemilu ke pemilu sistem ini akan membuat pemilu legislatif tambah rusak.

Akhirnya tumpah! Curhat dongkol Jansen Sitindaon, Caleg Partai Demokrat yang luapkan emosi karena gagal merebut kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3.
Akhirnya tumpah! Curhat dongkol Jansen Sitindaon, Caleg Partai Demokrat yang luapkan emosi karena gagal merebut kursi DPR RI dari Dapil Sumut 3. (Kompas TV)

"Semua caleg 'terpaksa' nebar uang atau sejenisnya ke rakyat. Tanpa itu tidak ada jaminan dia dipilih. Rakyat juga menyambut dgn hangat. Bahkan inilah yg diharapkan datang," ungkap Jansen.

"Pileg akhirnya jadi ajang banyak-banyakan mendata orang dan nebar uang.

Dan ini sudah di level dianggap normal bahkan harus dilakukan jika maju pileg," bebernya.

Membagikan ide, lanjutnya, tidak lagi penting seperti lazimnya pemilu.

Hal terpenting dalam Pileg adalah membagikan uang kepada masyarakat dan banyak-banyakan uang.

"Krn ini kunci terpilih. Belum lagi pemilunya barengan, fokus akhirnya lebih ke Pilpres.

Pileg jadi 'anak tiri'. Mendesak Pileg dan Pilpres kembali dipisah! Sehingga pelaksanaan/pengawasan Pileg fokus. Tidak terbagi," tegasnya.

Sosok Jansen Sittindaon

Sosok Jansen Sitindaon
Sosok Jansen Sitindaon (YouTube via Surya.co.id)

Melansir dari Wikipedia, Jansen Sittindaon adalah seorang politikus Indonesia. Jansen adalah kader Partai Demokrat, ia kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di partai itu sejak tahun 2020.

Jansen merupakan putra asli daerah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara yang lahir di Desa Silumboyah.

Ia meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) setelah menyelesaikan pendidikan strata-1 di Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada tahun 2005,[3] gelar Magister Hukum (M.H.) ia dapatkan dari Universitas Indonesia.

Jansen kemudian berkarier sebagai pengacara dan mendirikan firma hukum, Law Firm Jansen Sittindaon & Partners.

Pada kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat periode 2020–2025 pimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, Jansen dipercaya sebagai salah satu Wakil Sekretaris Jenderal Partai.

Pada kepengurusan sebelumnya, ia menjadi Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.

Pada pemilihan umum 2019, Jansen mencalonkan diri sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari daerah pemilihan Sumatera Utara III, tetapi ia tidak mendapatkan kursi setelah hanya memperoleh 11.997 suara.

Jansen menikah dengan Sabrina Luiss Hutapea yang merupakan mantan pembawa acara berita Trans7 sekaligus adik dari artis Anita Hara pada tahun 2013.

TribunTrends.com/Surya.co.id

 

 

Tags:
calegJakartaSenayan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved