Breaking News:

Ada Unsur Pembunuhan dalam Kasus 4 Orang Sekeluarga Tewas Lompat dari Aparteman, Ini Kata Pakar

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengaku tidak sepakat jika disebut bahwa keempat korban yang sekeluarga melakukan bunuh diri.

Editor: Amir M
YouTube Tribunnews
Terkuak gelagat aneh satu keluarga yang akhiri hidup dengan melompat dari lantai 22 apartemen di Jakarta 

TRIBUNTRENDS.COM - Pakar melihat adanya unsur pembunuhan dalam kasus 4 orang satu keluarga tewas lompat dari apartemen di Penjaringan.

Dia melihat 2 anak dalam keluarga tersebut menjadi korbannya.

Seperti apa penjelasan lengkapnya?

4 orang satu keluarga tewas karena melompat dari lantai 22 sebuah apartemen di Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), Sabtu (9/3/20224).

Dari pendalaman dan penyelidikan polisi keempatnya diduga melakukan bunuh diri.

Para korban adalah suami dan istri EA (51) dan AIL (52) serta dua anak mereka JIL (15) dan JW (13).

Menurut polisi para korban mengalami luka di bagian kepala belakang hingga patah tangan dan kaki.

Terkait hal itu, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengaku tidak sepakat jika disebut bahwa keempat korban yang sekeluarga melakukan bunuh diri.

"Saya tidak sepakat dengan sebutan itu," kata Reza kepada WartaKotalive.com, Senin (11/3/2024).

Menurut Reza wajib ada alasan khusus jika disebut keempatnya bunuh diri bersama-sama.

"Empat orang yang terjun dari atap apartemen itu baru bisa dikatakan bunuh diri sekeluarga (bersama-sama), hanya jika bisa dipastikan bahwa pada masing-masing orang tersebut ada kehendak dan antarmereka ada kesepakatan (konsensual) untuk melakukan perbuatan sedemikian rupa," papar Reza.

"Namun, ingat, pada kejadian yang menyedihkan dan mengerikan itu ada dua orang anak-anak," tambah Reza.

Baca juga: Penampakan Aneh di TKP Sekeluarga Tewas Lompat dari Apartemen, Ada Buket Bunga di Dekat Darah Korban

Jenazah satu keluarga yang tewas usai lompat bersama dari rooftop apartemen
Jenazah satu keluarga yang tewas usai lompat bersama dari rooftop apartemen (TribunJakarta.com)

Menurutnya kedua anak tidak bisa disebut berkehendak dan bersepakat.

"Implikasinya, anggapan bahwa anak-anak berkehendak dan bersepakat, dalam peristiwa semacam ini serta-merta gugur. Dalam situasi apa pun, anak-anak secara universal harus dipandang sebagai manusia yang tidak memberikan persetujuannya bagi aksi bunuh diri," ujar Reza.

Reza menjelaskan hal ini dengan menganalogikan kedudukan anak dalam aktivitas seksual.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Tags:
bunuh diripembunuhanapartemenPenjaringan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved