Warga Menjerit, Harga Beras Kini Sentuh Rp 18 Ribu/Kg, Disperindag Kukar 'Nanti Akan Turun Lagi'
Saat ini tak sedikit masyarakat Indonesia yang menjerit karena kenaikan harga beras yang drastis, mencapai Rp 18 ribu per kilogram
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Saat ini tak sedikit masyarakat Indonesia yang menjerit karena kenaikan harga beras yang drastis.
Di Kutai Kartanegara, harga beras per kilogram mencapai Rp 18 ribu.
Menanggapi kenaikan harga tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai kartanegara buka suara.
Mereka menyebut kenaikan tersebut adalah hal biasa dan masyarakat masih bisa menjangkaunya.
Selain itu, mereka juga mengatakan harga beras akan kembali menurun. Kapan?
Baca juga: Dapat Bantuan Beras 10 Kg, Pedagang Sayur Ini Justru Menolak, Minta Dialihkan: Ada yang Lebih Butuh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara (Kukar) menilai lonjakan harga beras jelang Ramadan merupakan hal biasa.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kutai Kartanegara, Sayid Fathullah memprediksi, kenaikan harga sejumlah bahan pokok termasuk beras menjelang Ramadan tidak akan menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.

Ia menilai masyarakat masih memiliki daya beli yang cukup baik di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok.
“Kenaikan harga ini memang wajar, tiap menjelang Ramadan sejumlah bahan pokok memang biasanya naik. Tapi saya kira masyarakat masih mampu membeli, nanti akan turun lagi,” ujarnya, Minggu (25/2/2024).
Meski begitu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kutai Kartanegara juga mengakui memang lonjakan harga beras kali ini terbilang sangat signifikan.
Untuk diketahui, saat ini beras Premium di pasaran menyentuh angka Rp18 ribu per kg. Sedangkan beras dengan kualitas medium berkisar di Rp16 ribu per kg.
Sayid menerangkan, kenaikan harga beras yang begitu melejit ini dipicu oleh penurunan produksi beras secara nasional yang merupakan imbas Badai El Nino yang mengakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan.
“Sehingga hukum pasar pasti berlaku di situ, kalau barangnya sedikit sementara permintaannya banyak pasti harganya akan melambung tinggi,” tambahnya.
Ia mengisahkan, lonjakan harga secara ekstrem bukanlah hal baru di pasar. Sebelumya sejumlah bahan pokok pernah naik hingga dua kali lipat dari harga normal.
Seperti cabai yang pernah melonjak dari Rp40 ribu menjadi Rp80 ribu per kg. “Tapi konsumen kan tetap membelinya, tinggal bagaimana mengatur konsumsinya saja,” ucapnya.
Baca juga: Viral Video Pria Telanjang Dada Mandi Beras Bulog, Pihak Bulog Langsung Klarifikasi: Sudah Dipecat
Sumber: Tribun Kaltim
Mukomuko Jadi Kabupaten Keempat dengan Penduduk Terbanyak di Bengkulu Tergeser Seluma, Rejang Lebong |
![]() |
---|
4 Daerah Terbanyak Terima Bansos Pangan di Sulawesi Barat, Teratas Polewali Mandar Disusul Majene |
![]() |
---|
Berjuluk Bumi Tipalayo, Ini Kabupaten Terpadat di Sulawesi Barat, Mengalahkan Majene, Pasangkayu |
![]() |
---|
Bukan Batam, Daerah Termaju di Kepri Dilihat dari Skor IDSD Direbut 'Negeri Pantun' Disusul Karimun |
![]() |
---|
Bukan Palu, Tolitoli, Daerah Penduduk Terbanyak di Sulteng Ada di Kabupaten Penghasil Durian Montong |
![]() |
---|