Berita Viral
Demi Beras Murah, Wanita Rela Gendong Bayi Antre Sejak Pagi 'Harga Naik, Pendapatan Segitu Aja'
Demi mendapatkan beras murah, wanita ini rela mengantri dari pagi sambil menggendong anaknya yang masih bayi
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Harga beras saat ini sudah naik hingga menyentuh angka Rp 18 ribu per kilogramnya.
Kemudian di Kota Sukabumi ada gelaran pangan murah yang berlokasi di Kelurahan Dayeuhlur, Kecamatan Warudoyong.
Pada momen tersebut, terlihat ada seorang wanita yang menggendong bayinya, mengantre sejak pada pukul 07.30 WIB demi mendapatkan beras dengan harga murah, Senin (26/2/2024).
Baca juga: Warga Menjerit, Harga Beras Kini Sentuh Rp 18 Ribu/Kg, Disperindag Kukar Nanti Akan Turun Lagi
Emak-emak di Kota Sukabumi rela antre sejak pukul 07.30 WIB untuk mendapatkan beras harga murah, Senin (26/02/2024).
Pantauan Tribunjabar.id, di lokasi gelar pangan murah di Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, ratusan emak-emak mengikuti antrean untuk mendapatkan beras harga murah.
Terlihat juga emak-emak dan mamah muda tengah mengantre sambil menggendong bayi untuk mendapatkan beras harga murah yang saat ini mahal di pasaran mencapai Rp.16 ribu hingga Rp.17 ribu per kilogram.
Jenis beras yang dijual dalam pasar pangan murah oleh Pemerintah Kota Sukabumi, merupakan jenis Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog dengan harga Rp.53 ribu per lima kilogramnya.
Salah seorang warga, Kiki Supianti (43) mengatakan, ia rela mengantre mendapatkan beras murah, karena harganya berbeda jauh dengan di pasar.

"Alhamdulillah sangat membantu bagi kita mah rakyat biasa.
Beli di pasar Rp.75 ribu (5 Kg). Ini Rp.53 ribu, jadi lumayan ada pengurangan, sisanya cukup buat beli minyak," ujarnya, kepada Tribunjabar.id.
Selain beras, ada telur, gula pasir, tepung terigu harganya agak miring dengan di warung.
"Telur di warung sekarang Rp.31 ribu. Harga di sini Rp.27 ribu.
Baca juga: Dapat Bantuan Beras 10 Kg, Pedagang Sayur Ini Justru Menolak, Minta Dialihkan: Ada yang Lebih Butuh
Lumayan lah selisih lumayan Rp.4 ribu," kata Kiki.
Tentunya dengan pangan murah, kata Kiki sangat membantu.
Namun ia berharap harga di pasaran juga bisa turun.
"Ya kita pengin harga-harga normal lagi, standar.
Kalau harga naik terus sedangkan pendapatan kita segitu aja kan kejepit.
Apalagi anak-anak pada sekolah," tukasnya.

Kepala Dinas Kumindag Kota Sukabumi, Agus Wawan Gunawan mengatakan, kegiatan pangan murah yang berada di Kecamatan Warudoyong ini pihaknya menyediakan 2 hingga 3 ton beras SPHP dan bahan pokok lainnya seperti minyak, telur dan terigu.
"Ini kita persiapkan antara 2-3 ton tergantung kesiapan dari pihak dolog.
Termasuk distributor minyak.
Jadi diskumindag hanya memprakarsai, kita mengumpulkan potensi yang ada dan lakukan ini," ujarnya, kepada Tribunjabar.id.
Disisi lain, Diskumindag juga memastikan kebutuhan pangan khususnya beras di Kota Sukabumi bisa terpenuhi.
Kendati harganya melambung tinggi.
"Harga beras yang saat ini melambung tinggi termasuk kebutuhan sembako lainnya.
Tapi yang terpenting, ketersediaan beras ini aman untuk dua bulan ke depan," ucapnya.
Bahkan untuk menghadapi bulan Ramadan ke depan, kebutuhan beras juga bisa tercukupi.
"Kemarin kita cek dengan Polres dari distributor ke toko-toko beras ini ada yang 20 ton, 30 ton, 40 ton.
Artinya ketika satu bulan ke depan menjelang bulan Puasa ini ketersediaannya ada," tutupnya.
Warga Menjerit, Harga Beras Kini Sentuh Rp 18 Ribu/Kg, Disperindag Kukar 'Nanti Akan Turun Lagi'
Saat ini tak sedikit masyarakat Indonesia yang menjerit karena kenaikan harga beras yang drastis.
Di Kutai Kartanegara, harga beras per kilogram mencapai Rp 18 ribu.
Menanggapi kenaikan harga tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai kartanegara buka suara.
Mereka menyebut kenaikan tersebut adalah hal biasa dan masyarakat masih bisa menjangkaunya.
Selain itu, mereka juga mengatakan harga beras akan kembali menurun. Kapan?
Baca juga: Dapat Bantuan Beras 10 Kg, Pedagang Sayur Ini Justru Menolak, Minta Dialihkan: Ada yang Lebih Butuh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara (Kukar) menilai lonjakan harga beras jelang Ramadan merupakan hal biasa.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kutai Kartanegara, Sayid Fathullah memprediksi, kenaikan harga sejumlah bahan pokok termasuk beras menjelang Ramadan tidak akan menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.

Ia menilai masyarakat masih memiliki daya beli yang cukup baik di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok.
“Kenaikan harga ini memang wajar, tiap menjelang Ramadan sejumlah bahan pokok memang biasanya naik. Tapi saya kira masyarakat masih mampu membeli, nanti akan turun lagi,” ujarnya, Minggu (25/2/2024).
Meski begitu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kutai Kartanegara juga mengakui memang lonjakan harga beras kali ini terbilang sangat signifikan.
Untuk diketahui, saat ini beras Premium di pasaran menyentuh angka Rp18 ribu per kg. Sedangkan beras dengan kualitas medium berkisar di Rp16 ribu per kg.
Sayid menerangkan, kenaikan harga beras yang begitu melejit ini dipicu oleh penurunan produksi beras secara nasional yang merupakan imbas Badai El Nino yang mengakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan.
“Sehingga hukum pasar pasti berlaku di situ, kalau barangnya sedikit sementara permintaannya banyak pasti harganya akan melambung tinggi,” tambahnya.
Ia mengisahkan, lonjakan harga secara ekstrem bukanlah hal baru di pasar. Sebelumya sejumlah bahan pokok pernah naik hingga dua kali lipat dari harga normal.
Seperti cabai yang pernah melonjak dari Rp40 ribu menjadi Rp80 ribu per kg. “Tapi konsumen kan tetap membelinya, tinggal bagaimana mengatur konsumsinya saja,” ucapnya.
Baca juga: Viral Video Pria Telanjang Dada Mandi Beras Bulog, Pihak Bulog Langsung Klarifikasi: Sudah Dipecat
Sebelumnya diberitakan, dalam dua pekan terakhir harga beras di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur terus merangkak naik dan jauh dari harga normal. Kondisi inipun sangat dikeluhkan oleh masyarakat. Sebab harganya semakin tak terjangkau untuk masyarakat menengah ke bawah.
Hal itupun dibuktikan dengan kondisi harga eceran di pasaran. Satu minggu lalu, harganya masih berkisar antara Rp 14.500 hingga Rp 15.000 per kilogram. Kini sudah Rp 16.000 sampai Rp 18.000 per kilogram.
Kondisi inipun tidak hanya merugikan bagi konsumen atau masyarakat, tetapi juga bagi para pedagang. Seperti yang diungkapkan oleh Jafar, seorang pedagang beras di Pasar Tangga Arung.
‘’Sudah agak lama naiknya dua mingguan (harga beras). Tapi tiap kali kami ambil, terus naik dikit-dikit. Itupun kalau ada barangnya,’’ ujar Jafar ketika ditemui di kiosnya, Kamis (22/2/2024).
Kepada TribunKaltim.co, dirinya mengeluh lantaran tak bisa mendapatkan untung yang sesuai. Bahkan dari harga yang tinggi, dirinya hanya mendapatkan untung tak lebih dari Rp 500 per kilogram. Belum lagi sepinya pembeli membuat dirinya khawatir kondisi ini terus berkelanjutan.
Berdasarkan informasi yang ia terima dari agen, harga beras melambung karena kurangnya produksi beras dari Jawa dan Sulawesi. Sementara tren kenaikan harga beras ini bahkan diprediksi terus terjadi hingga memasuki bulan Ramadan pada 10 Maret 2024 mendatang.
Berdasarkan informasi dari agen tempat Jafar memperoleh beras, harga beras pun diperkirakan bakal tembus Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram. Menurutnya, bila benar beras tembus Rp 20 ribu, itu merupakan harga beras termahal yang pernah dia jual selama melakoni profesinya sebagai pedagang.
‘’Sekarang pun sudah mahal sekali. Saya juga tidak habis pikir. Biasanya naik paling sebulan normal, ini malah naik terus. Belum lagi mau dekat Ramadan, bisa semakin melonjak," ungkapnya.
Akibat mahalnya harga beras, banyak warga yang mengurangi jumlah pembelian beras. Saat ini sangat jarang warga membeli beras dalam ukuran 25 kilogram. Rata-rata membeli dalam ukuran 5 kilogram.
Bahkan dirinya mengakui, yang seharinya bisa menjual 10 sak dengan kalkulasi 1 sak berisikan 25 kilogram, kini Jafar menyebut dua hari sekali baru ada yang beli satu sak.
"Sepi sekali yang beli, tidak seperti biasanya, ini sudah tembus Rp 380 ribu, hampir Rp 400 ribu. Mereka sekarang belinya sedikit-sedikit. Katanya tidak sanggup kalau langsung 25 kilo," bebernya.
Dirinya pun berharap, kondisi ini bisa segera diatasi oleh pemerintah. Sebab, menurut Jafar tidak hanya konsumen yang dirugikan, tetapi juga para pedagang beras seperti dirinya yang kini bingung harus menjual beras dengan harga yang terjangkau.
Diolah dari artikel TribunJabar
Sumber: Tribun Jabar
Prompt Gemini AI Foto di Times Square New York, Foto Biasa Jadi Keren Cocok Diunggah di Medsos |
![]() |
---|
Bocah 13 Tahun di Amerika Meninggal Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak, Punya Kebiasaan Pemicu Tertular |
![]() |
---|
Boneka Barbie Tiba-tiba Lengannya Kekar Berotot, Atlet Ilona Maher Pamerkan Standar Kecantikan Baru |
![]() |
---|
Gadis Balita Dinobatkan Jadi Dewi Kehidupan Baru di Nepal, Disembah dan Memberkati Umat Hindu Buddha |
![]() |
---|
Foto Biasa Jadi Keren Bak Berada di Colosseum Roma, Cocok Diunggah di Medsos, Pakai Prompt Gemini AI |
![]() |
---|