2 Tahun Tak Berhubungan Seks, Wanita Kaget Tiba-tiba Idap 2 Penyakit Seksual, Dokter Beri Penjelasan

TRIBUNTRENDS.COM - Kisah wanita idap 2 penyakit seksual meskipun tidak berhubungan seksual selama 2 tahun.

Wanita tersebut terheran-heran mengapa dirinya bisa mengidap dua penyakit seksual sekaligus.

Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi? Dokter beri penjelasan.

Baca juga: Identitas Dokter yang Ditegur Mayor Teddy Sampai Tersandar di Tembok, Ternyata Pangkat Lebih Tinggi

Dokter Gu Fangyu asal Taiwan mengatakan hal yang paling membuat frustrasi tentang penyakit menular seksual adalah masa inkubasi. 

Untuk lebih menjelaskan ketidaknyamanan ini, Dr. Gu Fangyu berbagi bahwa beberapa hari yang lalu dia bertemu dengan seorang pasien wanita berusia 30 tahun yang datang ke dokter karena "area pribadinya" memiliki aneh.

Dokter memperhatikan bahwa itu adalah tanda-tanda khas kelamin. 

Baca juga: Tak Tau Malu! Oknum Kades Ogan Ilir Pamer Alat Kelamin, Foto Tersebar di Medsos, Didesak Klarifikasi

Namun selain penyakit ini, dokter juga menemukan bahwa di tangan wanita tersebut terdapat banyak bintik merah yang tidak kunjung sembuh sehingga menimbulkan rasa sakit dan gatal. 

Setelah pemeriksaan mengkonfirmasi bahwa itu adalah manifestasi sifilis sekunder, dokter menyarankan agar pasien wanita menjalani tes skrining komprehensif, hasilnya menegaskan bahwa ia memiliki 2 penyakit seksual pada saat yang sama, kelamin dan sifilis.

Hasil ini membuat wanita itu sangat bingung karena selama 2 tahun terakhir, dia tidak dekat dengan pria mana pun tetapi mengapa dia memiliki penyakit seksual. 

Dia berkata: "Terakhir kali saya berhubungan seks adalah dengan mantan pacar saya dua tahun lalu."

Baca juga: Wanita Nangis Idap Kanker Serviks, Dokter Ungkap Penyebab, Ternyata Gegara Salah Milih Tisu Toilet

Namun, Dr. Gu Fangyu menjelaskan bahwa sebenarnya ada konsep yang disebut masa inkubasi PMS. 

Artinya, penyakit tidak akan terjadi segera setelah infeksi virus, tetapi terjadi ketika kekebalan rendah.

Mengenai pengobatan, Dr. Gu Fangyu mengatakan pasien telah mengambil salep untuk mengobati "kembang kol" dan juga disarankan untuk mendapatkan vaksinasi terhadap HPV, karena kelamin adalah masalah kecil tetapi virus HPV yang menyebabkan penyakit ini dapat berkembang menjadi kanker serviks pada wanita. 

Sifilis, di sisi lain, diobati dengan obat oral.

Masa inkubasi penyakit menular seksual

Setengah dari orang dewasa yang aktif secara seksual di bawah usia 25 akan memiliki setidaknya satu infeksi menular seksual (IMS) dalam hidup mereka. 

Beberapa penyakit mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali, dan yang lain mungkin tidak menimbulkan gejala selama beberapa minggu karena mereka berada dalam masa inkubasi.

Baca juga: Gosip jadi Korban Pelecehan Seksual Presenter, Gigih Arsanofa Buka Suara, Ngode: Dengerin Nyokapnya

Masa inkubasi adalah periode waktu antara infeksi dengan agen yang terinfeksi dan ketika Anda dapat mulai mengalami gejala. 

Ketika datang ke PMS, masa inkubasi dapat sangat bervariasi tergantung pada keadaan infeksi:

- Klamidia: Tidak semua orang dengan klamidia mengalami gejala. Tetapi bagi penderita penyakit ini, masa inkubasi biasanya antara 7-21 hari.

-Gonore: Kebanyakan pria memiliki gejala ketika terinfeksi gonore, biasanya dalam 1-14 hari. Tidak semua wanita mengalami gejala gonore, tetapi ketika mereka melakukannya, biasanya dalam waktu 10 hari setelah terpapar.

- Human immunodeficiency virus (HIV): Seperti klamidia dan gonore, tidak semua orang dengan HIV mengalami gejala. Bagi sebagian orang dengan penyakit ini, mereka mungkin mengalami gejala seperti flu dalam 2-4 minggu infeksi.

-Sifilis: Masa inkubasi sifilis akan bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Dengan sifilis tahap awal, gejala biasanya muncul dalam waktu 3 minggu setelah terpapar. Dalam beberapa kasus, mereka dapat mengambil 90 hari untuk muncul.

- Herpes genital: Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Masa inkubasi untuk virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) adalah 2 hingga 12 hari, dengan rata-rata 4 hari. HSV-1 juga dapat menyebabkan herpes genital dan semakin menjadi faktor risiko, terutama pada wanita yang lebih muda.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)