Breaking News:

Pilpres 2024

Soal Singkatan yang Dilontarkan Gibran saat Debat, TPN Ganjar Mahfud Layangkan Nota Keberatan ke KPU

TPN Ganjar-Mahfud layangkan nota keberatan ke KPU terkait penggunaan singkatan yang dilontarkan Gibran saat debat cawapres.

Editor: ninda iswara
YouTube PDI Perjuangan
TPN Ganjar-Mahfud layangkan nota keberatan ke KPU terkait penggunaan singkatan yang dilontarkan Gibran saat debat cawapres. 

TRIBUNTRENDS.COM - Nota keberatan dilayangkan oleh TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD terkait penggunaan singkatan yang dilontarkan oleh Gibran Rakabuming.

Singkatan tersebut digunakan oleh Gibran Rakabuming dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023) lalu.

TPN Ganjar-Mahfud melayangkan nota keberatan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Andi Wdijajanto menjelaskan bahwa nota keberatan itu telah pihaknya layangkan pada hari ini ke KPU dan tak hanya soal singkatan melainkan juga soal pertanyaan yang dinilainya diluar tema debat.

"Sudah kami sampaikan secara tertulis yang ini, yang evaluasi kami tentang debat kedua termasuk penggunaan singkatan, termasuk ketika Mas Gibran bertanya di luar topik. Itu sudah kami sampaikan dan akan dibahas oleh KPU di rapat, mestinya hari ini," jelas Andi dalam konferensi pers di Media Center TPN, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/12/2023).

Baca juga: Khofifah Merapat ke Prabowo-Gibran, Ganjar Optimis Raih Suara Jawa Timur: Kami Menghormati Pilihan

Dalam nota keberatan itu, TPN kata Andi juga mendorong agar KPU bisa memberikan kesempatan kepada paslon menyampaikan maksud dari pertanyaan yang dilayangkan apabila hal itu merupakan kalimat yang tak umum.

Sebab Andi berkaca pada debat cawapres yang lalu, menurutnya kala itu moderator tak memberikan kesempatan kepada Gibran untuk menjelaskan arti SGIE saat menanyakannya kepada cawapres 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Itu yang berusaha kami atasi supaya debat 3,4 dan 5 mendorong agar KPU memastikan paslon yang debat itu memberikan pertanyaan yang sejelas-jelasnya tanpa bermaksud untuk lebih menonjolkan ketidaktahuan dari calon," ujarnya.

"Karena ada terminologi atau singkatan yang tidak umum untuk diketahui banyak orang. Itu yang kami sampaikan dalam memo tertulis sesuai permintaan KPU untuk rapat hari ini," pungkasnya.

Adapun pertanyaan itu dilontarkan Gibran kepada Cak Imin dalam debat cawapres yang digelar KPU di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan pada Jumat (22/12/2023) malam.

Baca juga: Duduki Peringkat 2 di Survei Indikator Elektabilitas Capres, Ini Tanggapan Ganjar: Nggak Usah Panik

Ganjar Pranowo blusukan ke sejumlah daerah di Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023)
Ganjar Pranowo blusukan ke sejumlah daerah di Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023) (Tribunnews/ Rahmat W Nugraha)

Mulanya, Gibran bertanya kepada Cak Imin terkait caranya untuk meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE. Sebab, Cak Imin merupakan ketua umum partai yang berbasis massa islam.

"Karena Gus Muhaimin ini Ketua Umum PKB, saya yakin sekali Pak Muhaimin paham sekali masalah ini. Bagaimana langkah Gus Muhaimin menaikkan peringkat Indonesia di SGIE? terima kasih," tanya Gibran kepada Cak Imin dalam debat cawapres.

Terkait hal ini, Cak Imin mengaku tidak mengetahui maksud Gibran mengenai SGIE.

Ia pun menanyakan balik kepada Gibran masuk SGIE tersebut.

"Terus terang, saya SGIE itu tidak paham. SGIE itu apa?" tanya balik Cak Imin.

Pertanyaan Gibran ke Cak Imin soal SGIE Dianggap Jebakan, Timnas AMIN: Menurunkan Derajat Seseorang!

Pertanyaan Gibran Rakabuming Raka kepada Cak Imin soal SGIE kini berbuntut panjang.

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan dan Cak Imin menganggap pertanyaan soal SGIE yang dilontarkan Gibran bak sebuah jebakan.

Timnas AMIN, Hari Akbar menilai pernyataan itu diberikan Gibran semata-mata ingin menurunkan derajat seseorang di depan publik.

Baca juga: Heboh Foto Gibran Baca Teleprompter di Panggung, KPU Klarifikasi: Segede Itu, Pasti Lainnya Komplain

Cak Imin kena skakmat Gibran soal IKN
Cak Imin kena skakmat Gibran soal IKN (YouTube Kompas TV)

“Gibran memainkan trap atau jebakan yang tidak rasional dan keliru.

Karena memakai singkatan dalam menyampaikan pertanyaannya, terlebih ejaan yang digunakan adalah bahasa Indonesia untuk pelafalan bahasa Inggris," kata Hari Akbar di Jakarta (23/12/2023).

Menurut Hari, pertanyaan yang diajukan Gibran ambigu.

Alasannya kepanjangan dari SGIE banyak bukan hanya State of the Global Islamic Economy saja.

SGIE ini bisa saja Sekolah Guru Indonesia Emas, Simpul Gerakan Indonesia Emas dan sebagainya.

"Maknanya akan sangat berbeda.

Hal ini menunjukan karakter Gibran hanya ingin menurunkan derajat seseorang di publik, jelas itu bukan karakter pemimpin yang baik kedepan," ujarnya.

Diketahui pertanyaan berupa singkatan ini pernah dilakukan ayah Gibran, Jokowi kepada rivalnya Prabowo Subianto saat Debat Pilpres 2019 silam.

Saat itu Jokowi mempertanyakan soal TPID atau Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang membuat Prabowo menanyakan balik soal kepanjangan dari TPID.

Namun, Gibran membantah menggunakan trik yang sama dengan Jokowi.

Baca juga: Pakar Ekspresi Sebut Gibran Pakai Teknik Hipnoterapi saat Debat Cawapres, bak Hadirkan Sosok Jokowi

"Enggak (terinspirasi Jokowi)," ujar Gibran saat ditemui usai blusukan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (23/12/2023).

Menurutnya, akronim yang dipakai untuk bertanya kepada Cak Imin dan Mahfud MD saat debat bukanlah kata-kata yang sulit.

"Tidak ada kata-kata sulit," jelasnya.

Putra Sulung Presiden Jokowi itu pun menyebut akronim yang ditanyakan saat debat kemarin adalah istilah yang biasa dipakai di dunia investasi.

"Itu istilah biasa dalam investasi ya," katanya.

Analisis Pengamat

Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD dalam dalam debat cawapres 2024, Jumat (22/12/2023).
Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD dalam dalam debat cawapres 2024, Jumat (22/12/2023). (YouTube KPU)

Pakar Public Relations, Muhammad Sufyan menilai pertanyaan Gibran kepada Cak Imin memiliki tendensi untuk menjatuhkan lawan bicaranya dalam debat.

Sufyan menyorotinya dari sisi etika (ethos) dan kredibilitas (pathos).

Secara kredibilitas menurut Sufyan Gibran bukan ahli ekonomi bisnis.

Kemudian secara etika, Gibran dinilai memiliki intensi atau niat untuk menjatuhkan lawan bicara.

Baca juga: Cak Imin, Gibran, Mahfud, Siapa Paling Berjaya di Debat Cawapres? Ini Jawaban Survey Litbang Kompas

Padahal, ajang debat tersebut merupakan sarana adu gagasan antar cawapres, bukan untuk saling menjatuhkan.

Lebih lanjut, Sufyan turut menyinggung Gibran yang dinilainya meniru gaya Presiden Jokowi dengan menggunakan istilah atau diksi asing kepada lawan debatnya.

"Ethos dan Logos tak dipakai dan ini melanjutkan sang Bapak.

2019 tiba-tiba muncul unicorn, itupun Jokowi bukan ahli digital.

Benang merah keduanya bisa jadi mendapat bisikan jahat dari tim untuk mencari-cari kelemahan lawan debat dari awal," kata Sufyan Sabtu (23/12/2023).

(Tribunnews)

 

Diolah dari artikel di Tribunnews.com dan Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Ganjar PranowoGibran RakabumingCak Imin
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved