Breaking News:

Pilpres 2024

'Agama Mana yang Dinistakan?' Kubu Anies Baswedan Jawab Tuduhan Politisasi Agama Akronim 'AMIN'

"Agama mana yang dinistakan?" kubu Anies Baswedan jawab tudingan politisasi agama dalam penggunaan akronim 'AMIN' di kontestasi Pilpres 2024

Editor: Agung Santoso
Facebook
Anies Baswedan dan Muhaimin atau Cak Imin yang menggunakan akronim 'AMIN' alias Anies - Muhaimin di Pilpres 2024 

TRIBUNTRENDS.COM, JAKARTA - "Agama mana yang dinistakan?" kubu Calon Presiden Anies Baswedan jawab tudingan politisasi agama dalam penggunaan akronim 'AMIN' di kontestasi Pilpres 2024.

Kubu Anies Baswedan menilai ada pihak-pihak yang cari-cari kesalahan jelang Pilpres 2024, sampai-sampai penggunaan akronim 'AMIN' dipersoalkan hingga diseret ke Bareskrim Polri .

Hal ini untuk menanggapi santernya kabar Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan diadukan ke Bareskrim Polri diduga melakukan penistaan agama karena menggunakan akronim 'Amin' dalam kampanye Pilpres 2024.

Akronim tersebut diketahui memang digunakan untuk pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Pengaduan masyarakat (dumas) ini dilakukan oleh kelompok yang menamakan organisasinya Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia.

Koordinator Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia, Umar Segala menilai penggunaan akronim tersebut termasuk dalam penistaan agama.

"Jelas, bahwa dijelaskan dalam hadits-hadits bahwasanya penggunaan kata Amin ini adalah penggunaan kata suci, penggunaan harapan kita terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Umar kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Tak hanya di agama Islam, Umar mengatakan, kata Amin juga memiliki makna yang sama bagi agama-agama lain di Indonesia.

Umar mengatakan, Anies melakukan politisasi agama demi kepentingan pribadinya dalam berkontestasi di Pemilu 2024 dengan menggunakan akronim tersebut.

"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna. Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapatkan suatu kepentingan publik di era demokrasi ini," jelasnya.

Selain akronim tersebut, Umar mengklaim Anies juga pernah melakukan aksi tahiyat dengan gesture dua jari dalam acara podcast bersama Ustad Abdul Somad pada 13 Desember kemarin.

Padahal, diketahui hanya ada satu jari yakni telunjuk yang dilakukan dalam gerakan salat tersebut. 

"Bahwasanya Anies Baswedan telah mempermainkan gerakan salat. Beliau menunjukkan nomor 2, tapi dalam artian yang dijelaskan oleh beliau itu gerakan salat," tuturnya. 

Dalam pengaduannya, Umar juga mengaku bakal menyerahkan sejumlah barang bukti berupa tangkapan layar saat Anies memposekan dua jari saat tasyahud hingga hadits-hadits terkait penggunaan kata Amin.

Terakhir, ia juga berharap agar Polri dapat segera memproses kasus tersebut sehingga tidak memicu konflik horizontal di masyarakat. Menurutnya, Pemilu harus dilaksanakan secara luber, jurdil, teduh, tertib, dan bermartabat. 

Halaman
12
Tags:
Anies BaswedanBareskrim PolriPilpres 2024
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved