Breaking News:

Palestina vs Israel

Pulang dari Medan Perang Gaza, Tentara Israel Terjangkit Infeksi, Tak Mempan Diobati, Apa Sebabnya?

Kondisi tentara Israel yang pulang dari medan perang di Gaza. Kebanyakan menderita infeksi yang tak mempan diobati. Apa penyebabnya?

Editor: Suli Hanna
JACK GUEZ / AFP
Tentara Israel bersiap untuk pergi ke Jalur Gaza, dekat daerah perbatasan di Israel selatan pada 13 Desember 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung dengan gerakan Hamas Palestina. Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat pada 13 Desember atas perangnya di Gaza, dan bahkan pendukung utamanya, Amerika Serikat, mengkritik pemboman “tanpa pandang bulu” tersebut. 

"Eshel memberi tahu para siswa Torah kalau mereka harus berkontribusi, sebagian dengan pergi berperang dan sebagian lagi dengan pergi ke pemakaman dan menghibur yang terluka," tambah laporan itu.

Video rekaman menunjukkan, seruan Eshel mendapat penolakan dari sejumlah orang.

"Ada ketidaksetujuan atas pidatonya dengan beberapa (orang) meminta agar dia mundur (turun dari panggung)," tulis Memo.

Didemo Karena Tembak Warga Sendiri yang Ditawan Hamas

IDF juga mendapat tekanan dari publik Israel dalam Perang Gaza.

Ratusan warga Israel turun ke jalan untuk berunjuk rasa setelah mendengar kabar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) keliru menembak mati warganya sendiri yang ditawan di Gaza.

Para pengunjuk rasa memprotes pemerintah Israel dan memintanya segera mengambil tindakan guna membebaskan warga Israel yang masih disandera Hamas.

Dilansir The Times of Israel, pengunjuk rasa tampak mengganggu lalu lintas kendaraan di persimpangan Kaplan tatkala bergerak menuju ke markas IDF di Kirya, Tel Aviv.

Mereka mendesak pemerintah untuk mengupayakan kesepakatan baru dengan Hamas demi membebaskan warga Israel yang diculik Hamas tanggal 7 Oktober lalu.

"Waktu mereka sudah habis. Bawa mereka pulang sekarang!" demikian teriakan para pengunjuk rasa.

"Tak ada kemenangan hingga sandera terakhir dibebaskan."

Eli Albag, salah satu warga Israel, menyebut pemerintah harus melakukan perundingan dengan Hamas. Putra Albag, Liri (18), kini disandera oleh Hamas.

"Ini hari yang sulit. Adalah hal yang menyedihkan bagi kami ketika setiap sandera pulang ke rumah, di dalam peti mati," kata Albag.

Sementara itu, pengunjuk rasa lainnya yang bernama Ori mendesak adanya gencatan senjata.

Sepupu Ori, Itay Svirsky, diduga menjadi salah satu warga Israel yang disandera.

Halaman
1234
Sumber:
Tags:
IsraelGazaPalestinaHamas
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved