Breaking News:

Rumah Netanyahu Diserbu dan Didemo Warganya Sendiri, Didesak Mundur: Dia Bencana Terbesar Israel

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menghadapi aksi protes dari warganya sendiri, rumahnya diserbu dan didemo warga.

Editor: Galuh Palupi
HO
Benjamin Netanyahu didemo warganya sendiri 

“Kami tidak tertarik pada perang,

tapi kami harus menghalangi musuh kami,” kata Gallant seperti dilansir kantor menteri pertahanan Israel dan dikutip Anadolu Agency.

Dia menambahkan, alasan IDF akan terus berperang sampai Hamas bisa diberantas adalah demi menjaga keamanan negara mereka.

“Kami tidak bisa kembali ke kenyataan 6 Oktober.

Kami diserang secara brutal oleh Hamas, kemudian kami diserang oleh Hizbullah.

Kami tidak akan mentolerir ancaman yang ditujukan kepada warga negara kami,” kata dia.

Baca juga: Perang Belum Berakhir Israel Jatuhkan Pamflet, Larang Warga Gaza ke Utara selama Gencatan Senjata

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pangkalan Divisi 91 di Israel utara, 11 November 2023.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pangkalan Divisi 91 di Israel utara, 11 November 2023. (Kementerian Pertahanan Israel/Anadolu Agency)

Ihwal Pecah Perang 7 Oktober

Pada tanggal 7 Oktober, Hamas dan faksi militer lain Palestina di Gaza melancarkan operasi militer yang disebut Banjir Al-Aqsa sebagai tanggapan terhadap aksi represif militer IDF.

“Serangan terus-menerus yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim terhadap rakyat Palestina, harta benda mereka, dan kesucian mereka, khususnya Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki,” kata pernyataan Hamas saat itu soal alasan mereka melancarkan operasi.

Dalam serangan itu, Hamas membunuh 1.200 warga Israel dan melukai 5.431 orang, menurut sumber-sumber Israel.

Mereka juga menangkap sekitar 239 warga Israel, termasuk personel militer berpangkat tinggi, dan ingin menukar mereka dengan lebih dari 7.000 tahanan Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, di penjara-penjara Israel.

Sebagai tanggapan, tentara Israel melancarkan serangan dahsyat di Gaza, menyebabkan 14.854 martir Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, serta lebih dari 36.000 orang terluka, lebih dari 75 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, menurut laporan kantor media pemerintah di Gaza.

Baca juga: Pilu Anak-anak Korban Perang di Gaza, Nangis Tahan Sakit, Dijahit Tanpa Anestesi, Tidur Tanpa Kasur

Sebuah truk yang membawa bantuan kemanusiaan dengan warna merah putih memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir, beberapa jam setelah dimulainya gencatan senjata empat hari antara Israel dan militan Hamas Palestina, pada 24 November 2023. Gencatan senjata empat hari di Israel- Perang Hamas dimulai pada 24 November, dengan para sandera akan dibebaskan dengan imbalan tahanan dalam penangguhan hukuman besar pertama dalam tujuh minggu perang yang telah merenggut ribuan nyawa.
Sebuah truk yang membawa bantuan kemanusiaan dengan warna merah putih memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir, beberapa jam setelah dimulainya gencatan senjata empat hari antara Israel dan militan Hamas Palestina, pada 24 November 2023. Gencatan senjata empat hari di Israel- Perang Hamas dimulai pada 24 November, dengan para sandera akan dibebaskan dengan imbalan tahanan dalam penangguhan hukuman besar pertama dalam tujuh minggu perang yang telah merenggut ribuan nyawa. (KATA KHATIB/AFP)

Gencatan Senjata Empat Hari

Pada hari Jumat, gencatan senjata kemanusiaan selama empat hari dimulai di Jalur Gaza.

Pada hari pertama, kedua belah pihak memulai dengan melepaskan 13 warga Israel dari Gaza melalui Penyeberangan Rafah, dan Israel secara bersamaan membebaskan 39 warga Palestina dari penjara Israel.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
IsraelBenjamin NetanyahuPalestina
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved