Berita Viral
Pengungsi Rohingya Terus Berdatangan, Ada yang Buang Bantuan Sembako, Pj Gubernur Aceh: Sabar
Pengungsi rohingya buang bantuan sembako usai kehadirannya ditolak warga Aceh, Pj Gubernur Aceh minta warganya sabar.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, Aceh sudah didatangi enam gelombang pengungsi Rohingya.
Tiga kapal berlabuh di wilayah Kabupaten Pidie, satu di Bireuen dan satu di Aceh Timur, dan juga Kota Sabang. Totalnya lebih kurang mencapai 1.071 orang.
Kedatangan pengungsi Rohingya tersebut mendapatkan penolakan dari masyarakat Aceh.
Awalnya ditolak oleh penduduk Bireuen, kemudian diikuti Aceh Utara dan kini oleh warga Kota Sabang.
Baca juga: SOSOK Klien yang Minta Bantuan Joki CPNS Kemenkumham, Rela Bayar Rp 250 Juta, Diduga Anak Polisi

Saki hati ditolak berlabuh di Pantai Kuala Pawon oleh warga Jangka, Bireuen, Aceh, beredar video pengungsi Rohingya membuang bantuan sembako.
Tindakan ini diduga karena mereka bersikeras ingin mendarat di pinggir pantai Kuala Pawon, Kamis (16/11/2023) pagi.
Bantuan berupa beras dan mie instan mereka buang saat diantar menggunakan boat ke kapal mereka.
Dilansir dari Serambinews.com, Keuchik Kuala Pawon, Jangka, Mukhtar mengatakan, warga memberikan bantuan berupa sembako maupun mie instan.
Namun setibanya di kapal, bantuan dari para warga tersebut langsung dibuang oleh Rohingya ke laut.
Mukhtar menambahkan, bantuan yang dibuang oleh Rohingya ke Laut itu, diambil kembali oleh pihaknya walaupun sudah terendam air asin.
Hingga pukul 11.00 WIB, perangkat desa maupun masyarakat tetap menolak mereka untuk mendarat.
Mukhtar mewakili warganya menyampaikan, Rohingya boleh mendarat, dengan catatan mereka langsung dibawa ke luar Jangka.
Warga diminta bersabar
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki meminta warganya untuk menahan diri saat menghadapi kedatangan pengungsi Rohingya.
Warga Aceh juga diingatkan untuk mengedepankan masalah kemanusiaan saat menghadapi permasalahan pengungsi ini.
"Sudah diimbau oleh bupati dan diharapkan juga masyarakat bisa bersabar sambil mengatur semuanya.
Tentunya secara kemanusiaan, ini urusannya kemanusiaan.
Ada waktunya, kemudian SOP-nya akan diatur lagi," kata Marzuki di Banda Aceh, Rabu (22/11/2023).
Marzuki mengatakan, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sudah berkomunikasi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk meminjam bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe sebagai lokasi penampungan.
UNHCR bersama International Organization for Migration (IOM) juga disebut akan membantu penanganan pengungsi Rohingya selama ditampung dalam tempat tersebut.
Baca juga: Padahal Sudah di Depan Mata, Kapal Kayu Berisi Pengungsi Rohingya Ditolak Warga Aceh, Ini Alasannya
Pengungsi Rohingya yang dipindahkan ke lokasi itu adalah 256 orang yang sempat ditampung di Tempat Penurunan Ikan (TPI) Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Bireuen.
Kedatangan mereka sempat ditolak warga.
Sebagai informasi, dalam dua pekan terakhir ada enam gelombang pengungsi Rohingya yang berlabuh di Aceh.
Terbaru, kapal yang membawa 219 orang berlabuh di Kota Sabang.
Sebelumnya dikabarkan, sebuah kapal kayu yang membawa ratusan pengungsi Rohingya menepi di perairan Aceh pada Kamis (16/11/2023).
Kapal tersebut dikabarkan hendak bersandar di desa tepi Pantai Gampong Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh.
Namun, kedatangan mereka ditolak masyarakat setempat.
Sejumlah warga pun tampak berkumpul di Pantai Gampong Kuala Pawon, mereka menolak pendaratan kapal pengangkut pengungsi Rohingya.
Baca juga: Pria di Aceh Tersambar Petir, Tubuhnya Langsung Dilumuri Lumpur, Beruntung Nyawa Korban Tertolong

Dalam video yang beredar, kapal sepanjang 50 meter tersebut terlihat terombang-ambing oleh ombak beberapa meter dari bibir pantai.
Dari kapal kayu, ratusan pengungsi tampak melambaikan tangan untuk minta pertolongan.
Namun warga membalasnya dengan gerakan meminta pengungsi meninggalkan pantai.
Sementara itu beberapa warga berinisiatif membantu pengungsi dengan mengantarkan beras serta mi instan.
Bantuan tersebut diantarkan oleh warga ke kapal kayu pengungsi Rohingya dengan menggunakan boat.
Namun setelah diterima, bantuan tersebut langsung dibuang ke laut oleh pengungsi.
Dengan bahasa isyarat, mereka mengungkapkan bahwa bukan bantuan yang dibutuhkan, tapi izin untuk mendarat.
Melihat bantuan dibuang ke laut, warga tetap tidak memperbolehkan pengungsi untuk mendarat ke pantai.

Keuchik Pulo Pineung Meunasah Dua/Kuala Pawon, Jangka, Mukhtar mengatakan, masyarakat menolak kedatangan imigran Rohingya karena khawatir mereka mendatangkan banyak masalah.
Kekhawatiran tersebut muncul berdasarkan pengalaman sebelumnya yakni saat para pengungsi Rohingya mendarat di Jangka pada 6 Maret 2020.
Kala itu para pengungsi Rohingya mendarat di Pesisir Gampong Alue Buya Pasi, Jangka.
“Berdasarkan pengalaman tersebut, maka warga menolak para pengungsi Rohingya untuk mendarat di pesisir Jangka,” terangnya.
Baca juga: Pengungsi Pilu, Hujan di Gaza bak Tambah Derita, Tenda Roboh, Anak-anak Terancam Mati Kedinginan
Penolakan dilakukan agar kawasan mereka tetap aman.
Sementara itu, Faisal selaku perwakilan UNHCR yang berada di lokasi dan menerjemahkan keinginan para pengungsi.
Ia mengatakan ada sekitar 249 jiwa dalam kapal kayu tersebut, termasuk anak-anak dengan tujuan mencari perlindungan.
Saat diminta tanggapan oleh perwakilan UNHCR, Keuchik Mukhtar mewakili masyarakat tetap keberatan untuk menampung para pengungsi di tempat mereka.
“Saya selaku keuchik, terserah pihak pemerintah kabupaten atau provinsi.
Ya silakan bawa ke sana, jadi bapak bisa membantu dan memberi makanan bagi mereka, tapi tidak di sini,” tegasnya.
***
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Bupati Landak Kalbar Geram ASN Abai Upacara HUT RI, Perilaku Tak Disiplin: Kami Pastikan Ada Sanksi |
![]() |
---|
Sosok Painem Pedagang Tegur Wisatawan Telaga Sarangan Magetan, Sudah Jualan di Situ 50 Tahun |
![]() |
---|
Nasib Karisto Gideon Dimara Paskibraka Papua Barat Daya yang Nyaris Pingsan, Kini Dilirik Menkumham |
![]() |
---|
Nasib Tim Drumband MTsN 7 Jambi Pasca Insiden Lagu Ulang Tahun, Diundah Tampil di Karnaval Kabupaten |
![]() |
---|
'Bukan Istri Saya' Camat Sungai Bahar Jambi Bantah Insiden Lagu Ganggu Drumband MTsN 7: Tidak Tahu |
![]() |
---|