Breaking News:

Pilpres 2024

TANGGAPI Isu Jokowi Gabung PSI Usai Pilpres 2024, Kaesang: 'Mau Gimana pun Pak Presiden Kader PDIP'

Kaesang tanggapi isu soal Jokowi bakal gabung ke PSI usai Pilpres 2024. Benarkah kabar tersebut?

Editor: Monalisa
Ist
Kaesang tanggapi isu Jokowi gabung PSI usai Pilpres 2024 

"Orangtua dulu menyatakan kalau bisa dia harus mapan dulu. Bukan hasil peraman, nah ini yang saya harapkan. Jadi mungkin kalau anak saya berani bertanya kepada saya, maka saya akan katakan 'tunggu dulu, akan tiba saatnya, itupun kalau saya masih berumur panjang'," ujar dia. 

Baca juga: Tanggapi Pernyataan Jokowi Soal Banyak Drama Politik, PDIP Balas Kritik: Siapa sih Sutradaranya?

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

2. Sebut tak ada kekuasaan yang tidak berakhir

Surya Paloh menyebut tidak ada kekuasaan yang terus-menerus bertakhta. 

Menurut Surya Paloh, setiap kekuasaan akan berakhir.

"Tidak ada kekuasaan besar maupun kecil yang pernah diizinkan bertakhta terus-menerus sepanjang zaman,"  kata Surya Paloh, dikutip dari Kompas.com.

"Sejarah telah menyampaikan kepada kita, bahwa berapa besar pun kekuasaan manusia bisa satu waktu dia akan berakhir juga," kata dia.

Surya Paloh kemudian menyinggung perkataan Adam Malik dalam buku yang berjudul "In The Service of The Republic" bahwa penguasa akan terus bergantian, tetapi negarawan tetap hidup bersama bangsa.

Dalam pidatonya, Paloh juga mengatakan bahwa dibutuhkan keberanian dalam berpolitik agar selalu memegang prinsi-prinsip dalam konstitusi.

3. Ada upaya bawa negara dan aparat untuk layani golongan

Surya Paloh juga menyinggung soal adanya upaya membawa negara dan aparat serta aparatur negara untuk melayani pribadi dan golongan. 

Namun, Surya Paloh tidak menyebut secara jelas pribadi dan golongan mana.

"Maka, hari-hari ini kita melihat betapa banyaknya upaya membawa negara dan aparat dan aparaturnya melayani pribadi dan golongannya," kata Paloh. 

Paloh melanjutkan, upaya membawa negara dan aparaturnya kepada kepentingan praktis semacam itu, telah melahirkan ketidakpercayaan sosial.

"Ketidakpercayaan rakyat kepada negara. Kritik muncul dalam bentuk sinisme dan cemoohan yang sudah sangat kasar sebagai bangsa yang beradab," sambungnya.

Dikatakannya, itu menjadi contoh negara yang mengalami penurunan derajat kewibawaan pada tingkatan yang paling rendah. 

Halaman
1234
Sumber: Kompas TV
Tags:
Kaesang PangarepJokowiPSIPDIPPilpres 2024
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved