Breaking News:

Berita Viral

SOSOK Jacinto Cornejo, WNA Spanyol Hipotermia di Puncak Gunung Merapi, Ternyata Mendaki Illegal

Jacinto Cornejo Del Carmer WNA Spanyol yang mengalami hipotermia di Gunung Merapi berhasil dievakuasi.

TribunSolo.com/Tri Widodo
Jacinto Cornejo Del Carmer salah satu warga negara asing asal Spanyol yang mengalami hipotermia berhasil dievakuasi, 

TRIBUNTRENDS.COM - Inilah sosok WNA Spanyol alami hipotermia di puncak Gunung Merapi, ternyata ia mendaki secara ilegal.

WNA Spanyol itu bernama Jacinto Cornejo Del Carmer.

Jacinto Cornejo Del Carmer telah dievakuasi, ia dibawa turun melalui New Selo, pintu masuk pendakian gunung Merapi. 

Diketahui, WNA itu tiba di New Selo pada pukul 12.00 WIB.

Sesampainya di New Selo, WNA langsung di bawa dengan ambulans yang sedari awal sudah menunggu.

Baca juga: Viral Balita Diajak Mendaki Gunung Kerinci, Ayah Sudah Kenalkan Sejak Usia 4 Bulan, Pendakian ke-22

Ilustrasi mendaki gunung
Ilustrasi mendaki gunung (iStock)

WNA tersebut ditemukan relawan di atas pos 1.

Pos 1 pendakian memiliki jarak tempuh dari pos pendakian sekitar 2 jam perjalanan.

"Dia perjalanan turun. Terus kami evakuasi turun ke New Selo," kata seorang relawan setempat yang enggan disebutkan namanya.

"Tadi kami naiknya (mulai evakuasi) pukul 10.00 WIB," sambungnya.

Setelah berhasil dievakuasi, tim medis langsung melakukan pemeriksaan.

Selanjutnya, WNA itu dibawa ke puskesmas Selo untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. 

Mendaki Ilegal

Seorang warga negara asing (WNA) asal Spanyol mengalami hipotermia di puncak gunung Merapi, Kamis (14/9/2023).

WNA itu mendaki gunung Merapi secara ilegal.

Pasalnya, sejak 2018 lalu hingga sekarang gunung Merapi masih ditutup untuk pendakian.

Kepala Pelaksana harian (Kalakhar), BPBD Boyolali, Suratno mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi adanya WNA yang mengalami hipotermia itu sekira pukul 08.24 WIB.

Jacinto Cornejo Del Carmer salah satu warga negara asing asal Spanyol yang mengalami hipotermia berhasil dievakuasi,
Jacinto Cornejo Del Carmer salah satu warga negara asing asal Spanyol yang mengalami hipotermia berhasil dievakuasi, (TribunSolo.com/Tri Widodo)

"Tim TRC BPBD langsung menuju pintu pendakian gunung Merapi," kata Suratno, Kamis (14/9/2023).

Saat mendapatkan informasi itu, WNA tersebut termonitor di pasar Bubrah, Puncak Merbabu.

"Setibanya di New Selo (Pintu pendakian), WNA tersebut sudah berpindah posisi," katanya.

Kepala Resort Pendakian Selo BTNGM, Siswanto membenarkan hal tersebut.

Dia menjelaskan, WNA tersebut diduga melakukan pendakian pada malam hari.

Sedangkan pihaknya baru menerima kabar tersebut dari Jakarta.

Baca juga: VIRAL Fenomena Frozen Embun Beku di Gunung Bromo, Tumbuhan Diselimuti Es, Simak Penjelasannya

Informasi awal, didapat dari agen travel yang dipakai WNA itu.

Kemudian mengabarkan bahwa WNA itu tersesat di sekitar pasar Bubrah Gunung Merapu.

Saat dipastikan ternyata memang ditemukan sepeda motor yang diparkirkan di New Selo, Desa Lencoh, Kecamatan Selo.

Selain itu, keberadaan WNA itu terekam closed circuit television (CCTV) yang ada di pos 1.

"Iya, WNA dari Spanyol. Untuk sementara tim pendahulu ada 4 orang naik untuk evakuasi.

Mereka (Evakuator) sudah mumpuni fisik dan pengalaman untuk naik ke atas.

Mereka naik pukul 10.15. Kalau lokasinya, diperkirakan masih disekitar Pasar Bubrah itu," terang dia.

"Dia naik tanpa izin, semoga tidak ada apa-apa. Karena ini kan berkaitan dengan internasional ya," imbuhnya. (*)

Viral Balita Diajak Mendaki Gunung Kerinci, Ayah Sudah Kenalkan Sejak Usia 4 Bulan, Pendakian ke-22

Viral seorang balita diajak mendaki gunung oleh kedua orangtuanya.

Balita berusia 1 tahun 7 bulan tersebut diajak mendaki Gunung Kerinci di Jambi.

Orangtua si balita, Rudy Kukuh Setiawan dan sang istri, Isyanna Reviline Styawan (Anna) mengaku telah melakukan persiapan matang sebelum membawa anaknya mendaki gunung.

Adapun Gunung Kerinci merupakan gunung ke-22 yang didaki oleh Anna bersama ayah dan ibunya.

Pendakian itu menjadi viral setelah video Rudy membawa anaknya mendaki gunung berapi tertinggi di Indonesia pada Agustus 2023 lalu itu, beredar hingga menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. 

Rudy menjelaskan, sebulan sebelum mendaki, dia telah meminta informasi terkait Gunung Kerinci ke keponakannya yang menjadi relawan SAR di Gunung Kerinci.

Informasi tersebut di antaranya jalur, sumber air, cuaca, serta lokasi aman mendirikan tenda.

Baca juga: Viral Balita Diajak Orangtuanya Naik Gunung Kerinci, Bohongi Petugas Pos Jaga: Habis Summit

Viral video seorang balita diajak naik Gunung Kerinci oleh orangtuanya
Viral video seorang balita diajak naik Gunung Kerinci oleh orangtuanya (Instagram @terang_media)

Rudy dan istrinya kemudian membuat perencanaan pendakian. D antaranya menyiapkan logistik, peralatan pendakian lengkap, alat navigasi darat dan komunikasi handy talky, obat-obatan, serta oksigen.

Rudy juga dia sudah mendapatkan kontak porter lokal di Gunung Kerinci agar mudah berkomunikasi untuk mengetahui kondisi terbaru Kerinci.

Setelah semua persiapan matang, Rudy berangkat mengendarai mobil bersama istrinya Pertiwi (37), dua rekannya, serta Anna.

Mereka berlima berangkat menempuh jalur darat dari Surabaya, Jawa Timur, sebelum fajar pada Minggu (13/8/2023), kemudian tiba di Kersik Tuo, Kabupaten Kerinci, Jambi, Selasa (15/8/2023).

Setelah sampai di kaki Gunung Kerinci, kelimanya mendatangi Pos R10 atau pengelola pendakian untuk melakukan registrasi.

“Bagi pendaki itu wajib registrasi kepada petugas sebelum naik gunung. Sehingga kita mendapat pengarahan dan informasi yang lengkap terkait medan gunung,” kata Rudy.

Petugas yang mengetahui Rudy akan membawa balita, langsung memberikan penjelasan bahwa tiket masuk tidak menyertakan asuransi untuk anak di bawah umur.

Agar tetap bisa mendaki sambil membawa Anna, Rudy harus meneken surat pernyataan.

"Isi surat pernyataan yang saya teken itu, jika ada masalah atau hal buruk di atas gunung, bukan menjadi tanggung jawab petugas dan pengelola, tetapi tanggung jawab orangtuanya sendiri, dan bersedia tidak menuntut apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” kata Rudy.

Rudy mengatakan, surat demikian memang lazim diberikan oleh petugas di lokasi pendakian.

Selain melihat peralatan mendaki yang lengkap, petugas R10 juga mengizinkan Rudy tetap mendaki, lantaran telah membawa porter lokal yang profesional.

Baca juga: HEBOH Video Pendaki Nekat Bawa Balita ke Puncak Gunung Kerinci, Petugas Pos Bilangnya ke Shelter 1

Rudy ajak anaknya yang masih balita mendaki Gunung Kerinci di Jambi
Rudy ajak anaknya yang masih balita mendaki Gunung Kerinci di Jambi

“Kami sepakat dengan aturan itu, karena semua gunung melakukan SOP yang sama. Kita kan sudah sering naik gunung membawa balita, jadi sudah tahu ada aturan itu termasuk keamanan diri, balita, rekan pendaki lain. Semua sudah kita perhitungkan dengan matang,” kata Rudy.

Rudy mengatakan, untuk mengantisipasi kejadian buruk, selain harus memiliki informasi dan pengalaman yang akurat, juga harus menahan diri.

Apabila tidak memungkinkan lagi untuk pergi ke puncak, Rudy tidak akan memaksakan diri.

Usai melakukan registrasi dan meneken persyaratan, rombongan Rudy langsung melakukan pendakian. Untuk sampai ke "atap" Sumatera membutuhkan waktu tiga hari dua malam.

Saat mencapai puncak pada 17 Agustus, Rudy sempat mendapat gangguan berupa kabut tebal yang berasal dari belerang. Namun, hal itu dapat diatasi.

“Kita naik gunung itu untuk menikmati keindahan gunung, bukan mencari penyakit. Untuk itu kita harus sudah siap dengan risiko dengan rencana yang terukur,” ujar Rudy.

Diketahui bahwa Rudy dan istrinya merupakan mantan mahasiswa pecinta alam. Rudy juga pernah menjadi relawan tim SAR.

Baca juga: AKIBAT Kebakaran Hutan Gunung Arjuno, Wisata Pemandian Air Ditutup: Sampai Waktu yang Tak Ditentukan

Mendaki sejak berusia 4 bulan

Rudy mengaku sudah mengajak Anna mendaki sejak sang buah hati berusia 4 bulan. Gunung yang pertama kali didaki, yakni Gunung Butak di Jawa Timur.

Sebelum mendaki Gunung Butak, Rudy dan istrinya melatih fisik dan mental anaknya dengan kamping ke bukit-bukit yang ada di sekitar Kota Surabaya.

Setelah mendaki Gunung Butak, pada usia 5 bulan, Anna diajak mendaki Gunung Agung, Bali. Sebulan setelahnya mereka mendaki Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Seterusnya Rudy mengajak Anna rutin mendaki gunung di Pulau Jawa.

Untuk di luar Jawa baru Bali dan NTB, sementara di Sumatera baru Gunung Kerinci.

Total Anna sudah mendaki 22 gunung dan yang terakhir adalah Gunung Kerinci.

HEBOH Video Pendaki Nekat Bawa Balita ke Puncak Gunung Kerinci, Petugas Pos 'Bilangnya ke Shelter 1'

Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pendaki membawa anaknya ke Gunung Kerinci, Jambi.

Yang bikin publik terkejut, anak yang dibawa pendaki tersebut masih balita.

Bukan hanya di shelter satu atau dua, balita tersebut diajak orangtuanya mendaki sampai puncak.

Baca juga: JALUR Pendakian Auto Ditutup, Gunung Sumbing di Jateng Terbakar Hebat, 7 Pendaki Dievakuasi

Seorang pendaki viral di media sosial karena membawa balita ke Gunung Kerinci di Jambi.

Dalam video yang beredar terlihat seorang lelaki sedang bersama anak balita berada di puncak Gunung Kerinci.

Viral video seorang balita diajak naik Gunung Kerinci oleh orangtuanya
Viral video seorang balita diajak naik Gunung Kerinci oleh orangtuanya (Instagram @terang_media)

Balita itu menggunakan jaket tebal merah muda dan ayahnya mengenakan topi dengan perlengkapan pendaki.

"Video pendakian orangtua yang membawa anak balitanya itu sudah lama," kata Petugas Pos R10 atau pos registrasi pendakian Gunung Kerinci, Dudung melalui pesan singkat, Minggu (10/9/2023).

Pendakian orangtua dan balitanya itu hanya dua hari yakni dari 15 sampai 17 Agustus 2023.

Mendaki dengan membawa balita memang sesuai aturan dilarang apabila dilakukan tanpa didampingi porter lokal yang berpengalaman.

"Pendakian bersama balita yang dilarang sesuai SOP itu, apabila tidak didampingi oleh guide atau porter," ujarnya.

Dengan begitu pendakian rombongan dari Surabaya itu, tidak hanya menggunakan jasa porter, tetapi orangtua balita itu juga sudah menandatangani surat pernyataan yang diberikan dari petugas.

Dalam surat pernyataan itu, semua yang terjadi dalam melakukan kegiatan pendakian di luar tanggung jawab pihak pos atau pengelola.

Tidak hanya itu, petugas juga menjelaskan tiket masuk kawasan pendakian Gunung Kerinci tidak menyertakan asuransi.

"Kami sudah jelaskan secara detail. Kedua orangtua balita saat melapor ke petugas pendakian, mengaku hanya naik sebatas shelter 1. Lalu pulang," kata Dudung.

Baca juga: NAHAS Pendaki Wanita di Gunung Lompobattang, Ikut Perayaan 17 Agustus Malah Terjatuh Kaki Terkilir

Tangkapan layar pendaki sedang berada di puncak Gunung Kerinci bersama anaknya yang masih balita
Tangkapan layar pendaki sedang berada di puncak Gunung Kerinci bersama anaknya yang masih balita (Suwandi/KOMPAS.com)

Dudung menuturkan setiap pendakian orang di bawah umur 17 tahun, wajib ada surat izin dari orangtua.

Tidak hanya itu, yang bersangkutan disarankan untuk menggunakan pemandu atau porter dan melengkapi data diri waktu registrasi dan memperoleh informasi dari pihak pos seperti surat keterangan sehat, e-KTP, KTA, SIM dan identitas lainnya.

“Bagi yang belum memenuhi data diri seperti di atas semua berhubungan dengan simaksi tiket yang dikeluarkan oleh taman Nasional khususnya untuk pendakian tidak ada asuransinya,” tutup Dudung.

Diolah dari artikel TribunSolo.comdan Kompas.com

Sumber: Tribun Solo
Tags:
berita viral hari iniGunung Merapihipotermia
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved