Breaking News:

Berita Viral

NAHAS Pendaki Wanita di Gunung Lompobattang, Ikut Perayaan 17 Agustus Malah Terjatuh 'Kaki Terkilir'

Seorang pendaki perempuan, Hayati (33) terjatuh dan terpisah dari rombongan usai mengikuti perayaan Hari Kemerdekaan Ke-78 Republik Indonesia (RI)

Basarnas Sulsel
Ikut perayaan 17 Agustus di Gunung Lompobattang, seorang pendaki perempuan dievakuasi setelah terjatuh 

TRIBUNTRENDS.COM - Nasib nahas seorang wanita saat melakukan pendakian di Gunung Lompobattang.

Ia terpisah dari rombongan usai mengikuti perayaan HUT ke-78 RI gunung di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan karena terjatuh.

Namun pendaki tersebut berhasil dievakuasi dengan kondisi kaki terkilir.

Baca juga: Anggota TNI Tegas Tegur ASN yang Enggan Masuk Barisan Upacara HUT Ke-78 RI: Pulang Aja Kalau Gak Mau

Seorang pendaki perempuan, Hayati (33) terjatuh dan terpisah dari rombongan usai mengikuti perayaan Hari Kemerdekaan Ke-78 Republik Indonesia (RI) di Gunung Lompobattang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Jumat (18/8/2023). 

Sebelum dinyatakan hilang, korban sempat menghubungi temannya dan memberitahu dirinya terjatuh di antara jalur pos 6 dan pos 7 di Gunung Lompobattang.

Ikut perayaan 17 Agustus di Gunung Lompobattang, seorang pendaki perempuan dievakuasi setelah terjatuh
Ikut perayaan 17 Agustus di Gunung Lompobattang, seorang pendaki perempuan dievakuasi setelah terjatuh (Basarnas Sulsel)

"Informasi yang diterima bahwa, dia terpisah dari rombongan pendaki lain yang turun dari Gunung Lompobattang siang ini," ujar Mexianus Bekabel, selaku Kepala Kantor Basarnas Makassar, Jumat (18/08/2023).

Mexianus mengatakan operasi pencarian segera dilakukan sesaat setelah pihaknya mendapatkan laporan.

Baca juga: SOSOK Sakha Ardiansyah, Pelajar Panjat Tiang Bendera Upacara HUT Ke-78 RI, Ternyata Seorang Santri

"Tim rescue Basarnas dari unit siaga SAR Bantaeng bersama dengan potensi SAR menjemput korban di Parang Bintolo, di mana sebelumnya korban telah ditemukan oleh warga di pos 4 dalam keadaan kaki korban terkilir," jelas Mexianus.

Gunung Lompobattang terletak di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Gunung ini berdekatan dengan Gunung Bawakaraeng. Suhu minimum di Gunung Lompobattang adalah sekitar 14° Celcius hingga maksimum 16° Celcius.

Ilustrasi gunung
Ilustrasi gunung (freepik.com)

Gunung Lompobattang merupakan gunung api tidak aktif tipe stratovolcano atau kerucut.

Kerucut Gunung Lompobattang ini tersusun oleh batuan gunung api berumur Plistosen.

Seperti Gunung Bawakaraweng, gunung ini juga menjadi objek pendakian melalui Dusun Lembang Bune di Kelurahan Cikoro, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa.

RAYAKAN HUT ke-78 RI, Susmiyati Jadi Paskibra Upacara Tengah Laut di Gunungkidul, Diterjang Ombak

Inilah kisah Susmiyati, anggota Satlinmas Rescue Istimewa yang jadi paskibra upacara 17 Agustus.

Satlinmas Rescue Istimewa rupanya tak menggelar upacara bendera itu di lapangan.

Namun mereka menggelar upacara bendara di tengah laut Pantai Baron, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Pakai Baju Adat Sulsel Saat Upacara HUT ke-78 RI, Ternyata Ini Maknanya

Tanggal 17 Agustus 2023 bertepatan dengan HUT ke-78 RI,  Satlinmas Rescue Istimewa menggelar upacara bendera di tengah laut Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Namun, sebenarnya, cuaca tidak mendukung, mulai dari mendung, hingga gelombang tinggi 11 feet.

Upacara Bendera Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2023.
Upacara Bendera Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2023. (Istimewa/HO)

Padahal, Susmiyati sebagai anggota Satlinmas Rescue Istimewa ini pertama kali bertugas sebagai pengibar bendera.

Meski seorang perempuan, dirinya cukup percaya diri menaklukkan ganasnya ombak Samudra Hindia hari ini.  

Menggunakan kaos berwarna oranye dan pelampung, Susmiyati bersiap diri dari pulau pasir di sekitar Pantai Baron.

Dari pengamatan Kompas.com di lokasi upacara di pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari. Upacara bendera dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dengan inspektur upacara Kasatpol PP DIY Noviar Rahmat. 

Upacara didahului dengan pembacaan detik-detik proklamasi, dilanjutkan dengan pengibaran bendera.

Ada 20 orang yang bersiap mengibarkan bendera, terdiri dari tiga orang pengibar bendera, dan 17 orang sebagai pengawal. 

Adapun nama Susmiyati sebagai pengibar bendera, Surono, dan Heri Wibowo.

Di tengah gemuruh ombak yang saat ini 11 feet, mereka langsung berenang menuju ke tiang bendera.  

Dari kejauhan, tubuh mereka bertiga sempat terbawa arus ke arah barat, ketika ombak besar datang mereka langsung masuk ke dalam air.

Baca juga: Pablo Benua dan Rey Utami Gelar Lomba 17-an, Hadiah Fantastis, Bagi-bagi Uang hingga Rp 200 Juta

Susmiyati Pasukan pengibar bendera perempuan upacara bendera di tengah laut di Pantai Baron, Gunungkidul, DI Yogyakarta
Susmiyati Pasukan pengibar bendera perempuan upacara bendera di tengah laut di Pantai Baron, Gunungkidul, DI Yogyakarta (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Kembali ke jalur semula ke arah tiang bendera, empat kapal dan tiga jetski pun beberapa kali mendekati mereka. 

Tiga jetski sengaja dipersiapkan untuk mengangkut ketiga pasukan pengibar bendera ini jika tidak kuat menerjang tingginya gelombang.

Sesekali gerimis, akhirnya ketiganya sampai ke tiang bendera setelah berenang kurang lebih 10 menit, dan mengibarkannya. 

Nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diperdengarkan melalui pengeras suara mengiringi ketiganya mengibarkan bendera.

Setelah usai mengibarkan, mereka diangkut menggunakan kapal dan dibawa ke pinggir. 

Tidak ada wajah lelah dari Susmiyati, namun perasaan senang bercampur haru dirasakannya usai menjadi pasukan pengibar bendera (Paskibra) perempuan pertama di upacara yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir ini. 

Dia mengaku sudah menyiapkan diri sejak tiga hari terakhir untuk berlatih berenang dan mengibarkan bendera. Sebagai seorang perempuan satu-satunya, dia mengakui kesulitan berenang saat gelombang tinggi. 

"Sabar dan mengikuti arus. Sabar mesti sampai, kita tetap semangat," kata Susmiyati ditemui di Pantai Baron usia upacara, Kamis. 

Koordinator Satlinmas Recue Istimewa Wilayah II Baron, Marjono mengatakan ada yang berbeda pada upacara tahun ini, karena gelombang tinggi sekitar 11 feet atau 3,35 meter. 

Kondisi ini membuat pihaknya membatasi peserta yang bisa ikut mengibarkan Bendera Merah-Putih di tengah laut.

Suasana saat upacara bendera di tengah laut selatan Gunungkidul, jumat (17/8/2018).
Ilustrasi. Suasana saat upacara bendera di tengah laut selatan Gunungkidul, jumat (17/8/2018). (TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto P)

Peserta upacara terdiri dari Satlinmas Rescue Istimewa se-DIY, murid sekolah, relawan, hingga organisasi masyarakat berada di sekitar Pantai Baron. 

"Kendalanya hanya luas area pulau pasir Baron yang jadi berkurang dari biasanya, karena gelombang tinggi," kata dia. 

Sekretaris Satlinmas Recue Istimewa Wilayah II Baron, Surisdiyanto menambahkan, pasukan pengibar bendera terdiri dari pasukan khusus yang sudah terlatih. 

"Biasanya bisa mencapai lebih dari 100 orang peserta, ada 45 dan 75 pasukan, ditambah relawan dan wisatawan. Hari ini hanya 20 orang terdiri dari 3 pasukan pengibar bendera sisanya pengawal," kata dia.  (*)

Diolah dari artikel Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari iniGunung Lompobattangpendaki17 Agustus
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved