Breaking News:

Berita Viral

SOSOK Sulastri, Nenek yang Rawat Kakak Adik di Lampung, Ibu Tewas Dibunuh Ayah, Minta Bantuan Jokowi

Beginilah nasib dua bocah di Lampung Tengah hidup bersama nenek renta karena ibunya meninggal dibunuh ayah.

TikTok
Sosok Sulastri, nenek yang rawat dua cucunya di Lampung yang minta ayahnya ditangkap 

TRIBUNTRENDS.COM - Inilah sosok sulastri, nenek yang rawat dua cucunya di Lampung.

Ibu dari dua kakak beradik itu telah tewas diduga dibunuh ayah kandungnya.

Kedua bocah tersebut pun viral meminta bantuan Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap ayahnya.

Baca juga: TANGIS Sulastri Anak Tunggalnya Tewas dalam Karung, Suami Diduga Pelaku, Pamit Antar Baju Lalu Kabur

Beginilah nasib dua bocah di Lampung Tengah hidup bersama nenek renta karena ibunya meninggal dibunuh ayah.

Peristiwa kelam tersebut terjadi pada 2015 silam dimana sang ayah di Lampung Tengah ini kalap aniaya ibu dua bocah tersebut di hadapan anak-anaknya.

Ibu kedua bocah di Lampung Tengah ini sempat menjalani perawatan medis namun tidak tertolong hingga meninggal dunia selang 7 hari penganiayaan.

Kakak adik di Lampung minta ayahnya ditangkap
Kakak adik di Lampung minta ayahnya ditangkap (TikTok)

Kedua bocah tersebut berinisial Ta dan Sa sempat viral karena meminta bantuan kepada Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Kedua bocah ini menginginkan ayahnya ditangkap karena setelah peritiwa penganiayaan akibatkan sang ibu meninggal, ayahnya masih melenggang bebas.

Disamping itu sang ayah kabur. Sehingga kedua bocah ini hanya tinggal bersama sang nenek, bernama Sulastri.

Paska peristiwa naas yang disaksikan langsung oleh kedua bocah itu, hingga saat ini mereka tidak pernah bertemu atau berhubungan dengan sang ayah Rangga Prayoga selama 7 tahun.

Kekecewaan Ta dan Sa kepada ayahnya yang tega menganiaya ibu hingga meninggal. Parahnya lagi sang ayah menelantarkan mereka.

Sulastri selaku nenek mengatakan, sejak peristiwa nahas itu, Ta yang kini duduk di bangku kelas VI SD harus membantu dirinya bekerja sebagai buruh serabutan tebas tebu.

Sebab Sulastri yang sudah tua  hanya kerja sebagai buruh kasar panggilan. Kondisi itu memaksa dua cucunya harus tegar menghadapi pahitnya kehidupan.

"Kalau ada orang nyuruh ya saya kerja, misal musim panen tebu, saya bisa mendapat uang Rp 80 - 100 ribu," kata Sulastri kepada Tribunlampung.co.id, Senin (24/7/2023).

Dengan kondisinya saat ini, Sulastri mengaku penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Sulastri selaku nenek yang menanggung hidup dua bocah yang ibunya meninggal karena dianiaya ayah hingga meninggal pada 2015 silam.
Sulastri selaku nenek yang menanggung hidup dua bocah yang ibunya meninggal karena dianiaya ayah hingga meninggal pada 2015 silam. (Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)

Apa lagi ketika tidak ada panen tebu, Sulastri harus hilir mudik mencari apa yang bisa dikerjakan seperti buruh semprot tebu atau memupuk singkong dengan upah sekedarnya.

"Semoga rejekinya lancar terus dan dua cucu yang saya rawat masa depannya baik," harapnya.

Sulastri menceritakan, apa yang dialami kedua bocah ini bermula tahun 2015 saat bulan ramadhan.

Mereka berkumpul untuk buka puasa bersama, dengan status ayah dan ibu telah bercerai.

Saat itu sulastri sedang pergi bekerja membuat kue untuk lebaran.

"Saya baru mau mulai kerja, tau-tau saya dipanggil suruh pulang. Setibanya di rumah pukul 21.00 WIB  Sutrisnawati (Ibu) sudah terkapar bersimbah darah dihadapan kedua anakny," ujarnya.

"Saya masih sempat merawatnya (Ibu 2 bocah) saat dirawat di rumah sakit selama 7 hari, sebelum akhirnya meninggal," tambahnya.

Menurut  Sulastri, saat masih dalam perawatan ibu dari dua bocah tersebut sempat siuman.

Sulastri pun mencoba menanyakan apa yang terjadi padanya.

Namun sang ibu enggan menceritakan yang terjadi hingga menghembuskan napas terakhir.

"Sang ibu sebelum meninggal hanya berwasiat, jangan sampai Ta dan Sa dibawa ayahnya," kata Sulastri.

Sehingga, kata Sulastri, sampai kini jika ada yang ingin meminta izin untuk membawa dan merawat dua cucunya, dirinya tidak mengizinkan.

Sulastri menyebut, jika Ta dan Sa akhirnya meminta bantuan pada presiden dan kapolri karena sang ayah tak kunjung tertangkap.

Sejak dilaporkannya kejadian itu pada 2015 lalu, tidak ada tindakan bahkan sang ayah masih berkeliaran bebas tanpa tanggung jawab.

"Ta, Sa, dan keluarga besar sudah setuju jika sang ayah ditangkap dan dipenjara. Namun tidak ada kepastian dari polisi hingga saat ini," tandasnya.

SOSOK Kakak Beradik di Lampung, Minta Tolong Kapolri & Jokowi, Harap Ayah Ditangkap: Bapak Bunuh Ibu

Sosok ARPP (11) dan adiknya SANR (9) mencuri perhatian publik setelah video mereka viral.

Kakak beradik yang tinggal di Lampung tersebut membuat video berisi permintaan tolong kepada Kapolri hingga Presiden Joko Widodo.

ARPP dan SANR berharap agar ayahnya ditangkap lantaran telah membunuh ibu mereka sendiri.

Ya, sebuah video dua anak kakak beradik minta tolong ke Presiden Jokowi dan Kapolri viral di media sosial.

Kedua bocah tersebut meminta tolong agar ayahnya segera ditangkap karena telah menewaskan sang ibu 7 tahun silam.

Mereka prihatin kasus sang ayah tak kunjung terungkap karena sang ayah belum ditangkap.

Baca juga: SOSOK Kusniadin, Driver Ojol yang Pukul Mahasiswi di Gowa hingga Nangis, Kini Tak Punya Pekerjaan

Kakak beradik minta tolong Presiden Jokowi dan Kapolri agar menangkap ayahnya yang telah tewaskan ibunya
Kakak beradik minta tolong Presiden Jokowi dan Kapolri agar menangkap ayahnya yang telah tewaskan ibunya (Instagram @ndorobei.official)

Video dua anak kakak beradik minta tolong dibagikan akun Instagram @ndorobei.official.

Dalam video tersebut memperlihatkan anak laki-laki dan anak perempuan yang diketahui kakak beradik.

Sang kakak, bocah laki-laki menyampaikan pesan meminta tolong kepada Presiden Jokowi agar menangkap ayahnya.

“Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, kepada bapak Jokowi dan bapak Listyo, saya meminta tolong untuk segera menangkap bapak saya yang telah membunuh ibu saya,”

“Tragedinya terjadi pada tahun 2015 di depan saya sendiri, saat itu saya masih kecil,” ungkapnya bocah laki-laki, sang kakak.

Bocah laki-laki itu berharap agar Kapolri Kapolri Listyo Sigit Purnomo menangkap ayahnya yang telah menewaskan ibunya tersebut.

“Saya meminta tolong kepada bapak Jokowi agar segera menangkap bapak saya, terima kasih,” ungkapnya sembari menyeka air mata.

Diberitakan sebelumnya, dua bocah tersebut merupakan kakak beradik ARPP (11) dan adiknya SANR (9).

Mereka tinggal di gubuk bersama dengan neneknya Sulastri (59) di Dusun Adiluhur, Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.

Baca juga: SOSOK Key, Bocah Bantar Gebang Curhat ke Jokowi, Temannya Tak Bisa Sekolah: Mimpi Tertimbun Sampah

Mirisnya, kehidupan mereka berubah setelah sang ibu meninggal karena ulah ayahnya.

Di usia yang masih belia, mereka mengalami kisah memilukan dan tragis karena peristiwa sang ibu meninggal dunia di tangan sang ayah.

Mereka juga jadi korban penelantaran karena sang ayah sebagai pelaku rajapati ibunya itu justru melarikan diri.

Sang ayah dikabarkan melarikan diri dan masih berkeliaran belum ditangkap.

Padahal peristiwa sang ibu meninggal dunia di tangan ayahnya itu sudah berlalu 7 tahun silam.

Video dua bocah kakak beradik itu pun menyita perhatian warganet yang merasa iba.

Seperti dalam tayangan video yang diunggah akun Instagram @ndorobei.official, Minggu (23/7/2023).

Dalam video tersebut, memperlihatkan dua bocah kakak beradik tersebut terlihat hanya terdiam dengan tatapan kosong.

Sekilas memang kondisi kakak beradik ini tidak berbeda dengan bocah lainnya.

Namun mereka terlihat begitu murung dan hidup sederhana diasuh neneknya di rumah gubuk sederhana.

Baca juga: GURU Terharu, Aksi Kakak Beradik Usai Ikut Lomba 17 Agustus di Sekolah Viral: Ikut Bangga

Kakak adik di Lampung minta ayahnya ditangkap
Kakak adik di Lampung minta ayahnya ditangkap (TikTok)

Ternyata lebih dari itu, ada kisah pilu yang dialami kedua kakak beradik tersebut.

Siapa sangka di usia yang sangat belia mereka harus merasakan getirnya kehidupan.

Hal itu lantaran peristiwa tragis yang dialami ibunya yang tewas di tangan sang ayah 7 tahun silam.

Dijelaskan dalam keterangan kronologi kejadian bahwa sang ibu meninggal dunia setelah mengalami sabetan senjata tajam ayahnya.

Hal itu bermula karena percekcokan antara sang ibu dan ayahnya.

Diketahui saat itu, ibu dan ayahnya telah bercerai.

Namun, suatu hari ayahnya datang untuk menginap di rumah neneknya, di mana ibu dan mereka (kakak beradik) tinggal.

Alasannya sang ayah saat itu datang karena rindu dan ingin sahur serta buka puasa bersama di bulan Ramadhan.

Di luar dugaan, keesokan harinya justru terjadi percekcokan antara ibu dan ayahnya.

Tragisnya, percekcokan itu berakhir karena aksi sang ayah secara spontan mengambil senjata tajam di dapur dan menyerang ibunya dengan membabibuta.

Alhasil sang ibu bersimbah darah dengan sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya, termasuk di wajah dan lehernya.

Sang ibu pun sempat dirawat di rumah sakit selama seminggu hingga akhirnya meninggal dunia.

Sementara ayahnya lepas tanggung jawab dan melarikan diri entah ke mana.

Setelah sang ibu meninggal, dua kakak beradik ini pun dirawat neneknya Sulastri (59).

Mereka tinggal di sebuah gubug kecil yang memprihatinkan di Dusun Adiluhur, Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.

Mirisnya, hingga saat ini sang ayah yang merupakan pelaku masih bebas dan belum ditangkap.

Padahal sang ayah atau pelaku bernama Rangga Prayoga sempat tercium keberadaannya.

Menurut penelusuran netizen, pelaku Rangga Prayoga sempat aktif di media sosial.

Terakhir pelaku juga diketahui sudah menikah lagi dan tinggal di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Lewat unggahan tersebut, keluarga korban berharap agar pelaku segera ditangkap.

“Besar sekali harapan keluarga korban agar pelaku bisa segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tulis akun tersebut.

Kini, unggahan kisah pilu kakak beradik ini pun sontak menyita perhatian warganet.

Warganet merasa iba dan ramai memberikan komentar agar kepolisian segera mengatasi kasus yang dialami kedua kakak beradik tersebut.

Berikut beragam komentar warganet.

“Dengn kekuatan netijen psti baru noh polisi tangkap si pelakunya, no viral no justice,”

“Yuk 7 tahun baru viral, bisa lah langsung ditangkep nih. Bapak2 aparat memang perlu dipancing dlu sih ah”

“7 tahun ndoro... Bapaknya hidup enak"an sama Istri barunya. Coba perhatikan raut kedua anak ini.. Sedih, takut, rindu campur aduk.. Anak seusia mereka harusnya masih bermanja manja dgn orang tuanya, bermain dgn teman sebayanya. Semoga Allah SWT selalu melindungimu nak”

“Tunggu aku agak dewasa sedikit ayah. Maka akan ku cari sampai ke lubang semut engkau dan aku sendiri yg akan menghakimi mu”

“Pasukan BIN (Badan Intelijen Netizen) segera dikerahkan,” tulis beragam komentar warganet. (*)

Diolah dari artikel TribunnewsBogor dan  TribunJabar.id

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
berita viral hari iniLampungJokowiSulastri
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved