Kabupaten Klaten
Fun Run di Klaten Padupadankan Kebaya Jadi Outfit Olahraga, Direspons Ketua TP PKK Fahrani Hamenang
Karso Culture Run disebut berpotensi menginspirasi tren fashion olahraga baru penggabungan unsur tradisional dan modern.
Editor: Delta Lidina
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNTRENDS.COM, KLATEN – Karso Culture Run 2025 di Klaten menghadirkan tren yang jarang ditemui di Kabupaten Klaten, yakni kebaya, lurik, dan batik dipadukan dengan outfit olahraga.
Ratusan peserta tampil bergaya tradisional, namun tetap berlari lincah menempuh rute 5 kilometer, Minggu (16/11/2025).
Terlihat kaum hawa berlari mengenakan kebaya modern dipadukan dengan legging dan sepatu running.
Ada pula peserta yang memakai selendang panjang untuk memperkuat nuansa Jawa, sementara laki-laki memilih lurik serta batik dengan celana pendek dan sepatu olahraga.
Pada kesempatan yang sama sekelompok peserta tampak berlari beriringan sambil tersenyum lebar.
Ada pula peserta yang membawa payung kuning tradisional sebagai aksesori lari. Pemandangan itu menarik perhatian warga yang melintas.
Ketua TP PKK Klaten Fahrani Hamenang Wajar Ismoyo, yang ikut lari bersama peserta, memberi tanggapan positif atas tren unik ini.
“Alhamdulillah ini event running pertama kali di Klaten yang out of the box. Jadi kita lari yang biasanya menggunakan pakaian olahraga, kali ini kita lari menggunakan kebaya. Sehingga selain memasyarakatkan olahraga, kita juga mengusung kebudayaan Indonesia,” ujar Fahrani.
Ia tak menampik bahwa mengenakan wastra Nusantara untuk berlari memiliki tantangan tersendiri.
Baca juga: Ketua TP PKK Fahrani Hamenang Puji Lari Berkebaya Karso Culture Run 2025: ‘Out of the Box!’
“Pastinya lebih panas dibandingkan dengan baju olahraga. Mungkin lain waktu kita bisa memodifikasi, bagaimana kain-kain yang wastra Nusantara ini bisa kita pergunakan untuk olahraga," ungkapnya.
Pesan itu menguatkan gagasan bahwa kebaya dan kain tradisional tidak hanya untuk acara formal, tetapi dapat dimodifikasi menjadi outfit aktivitas fisik.
Panitia sekaligus pemrakarsa konsep budaya, Risca Maranita, juga menjelaskan alasan memilih tema tersebut.
“Kita pengennya kebaya atau batik dipakai di hari-hari… balik lagi ke zaman dulu kita pakai kebaya hari-hari,” kata Risca.
Dalam rangkaian perjalanannya, tampak peserta berhenti di kawasan Alun-alun Klaten untuk berfoto bersama.
Sumber: Tribun Solo
| Ketua TP PKK Fahrani Hamenang Puji Lari Berkebaya Karso Culture Run 2025: ‘Out of the Box!’ |
|
|---|
| Desa Pandes Jadi Penutup Program Sambung Rasa 2025, Bupati Klaten Pastikan Berlanjut Tahun Depan! |
|
|---|
| Keren! Desa Pandes Usung Visi “Mentes”: Mandiri, Indah, Tertib, dan Entrepreneur |
|
|---|
| Bupati Klaten Ungkap Cara Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem: Mulai dari Rumah hingga Jamban |
|
|---|
| Bupati Hamenang Sambung Rasa di Glagahwangi, Terima Aspirasi Warga Sambil Resmikan Eduwisata Jamur |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Peserta-poto-bersama.jpg)