Breaking News:

Berita Viral

Tangis Atlet Badminton, Terhalang Kemiskinan, Pakai Sepatu Robek, Ibu Minta Berhenti Geluti Hobinya

Pecah tangis Chrisy diminta ibu berhenti lanjutkan hobi badmintonnya, mimpi jadi atlet nyaris pupus, terhalang kemiskinan.

Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
mStar
Pecah tangis Chrisy diminta ibu berhenti lanjutkan hobi badmintonnya, mimpi jadi atlet nyaris pupus, terhalang kemiskinan. 

TRIBUNTRENDS.COM - Tangis pilu atlet diminta sang ibu untuk berhenti menggeluti hobinya.

Ia dipaksa untuk mengubur mimpinya karena terhalang kemiskinan.

Gadis bernama Chrisy ini hanya bisa menahan air mata ketika diminta untuk melupakan mimpinya menjadi atlet badminton karena kemiskinan yang membelenggu keluarganya.

Sempat menangis pilu, sedikit senyuman kini tersungging di bibirnya.

Seorang aktivis kebaikan Malaysia, Adrian Edy, memberikan bantuan untuk Chrisy.

Semangatnya begitu besar menjadi atlet badminton, Chrisy hanya memiliki satu raket yang ia beli sekitar empat tahun lalu.

Raket tersebut juga ia beli menggunakan uang bantuan dari sekolah.

Baca juga: Anak Sopir Bajaj Sukses Jadi Miliarder, Kaya Raya dari Bisnis Properti: Jadi Orang Miskin Gak Enak!

Chrisy, atlet badminton yang dipaksa kubur impian karena terhalang kemiskinan
Chrisy, atlet badminton yang dipaksa kubur impian karena terhalang kemiskinan (mStar)

"Saya dihubungi oleh pelatih adik Chrisy di Facebook. Dia bercerita tentang remaja yang memiliki bakat besar tapi keluarganya tidak mampu mewujudkan hobinya dalam badminton," ujar Edy, seperti TribunTrends kutip dari mStar.

Bakal segera mengikuti event nasional, Chrisy curhat soal sepatu badmintonnya yang robek di bagian kanannya.

"Chrisy akan mewakili daerah untuk badminton. Tahun ini dia juga akan bermain dalam negri, tapi sepatu yang dipakainya sudah ruisak, robek pada bagian kanan kirinya," lanjut Edy.

Anak begitu berbakat, sang ibu justru meminta Chrisy untuk melupakan impiannya menjadi atlet badminton.

"Dia (Chrisy) hanya ada raket lama. Sekarang ia pinjam milik temannya. Sampai suatu ketika, sang ibu meminta Chrisy untuk berhenti main badminton karena tidak bisa membeli perlengkapan ayng dibutuhkan. Ayahnya hanya pembantu tukang masak, sang ibu seorang ibu rumah tangga," beber Edy.

Pada pertemuan tersebut, Edy tidak hanya memberikan sepatu dan raket.

Baca juga: Ternyata Aku Lebih Miskin Wanita Syok ART-nya Punya Sawah, Pantas Santai Soal Gaji: Terserah

Chrisy, atlet badminton yang dipaksa kubur impian karena terhalang kemiskinan
Chrisy, atlet badminton yang dipaksa kubur impian karena terhalang kemiskinan (mStar)

Ia juga memberi baju hingga semangat agar meneruskan mimpinya ini.

"Ketika pelatihnya menghubungi saya, dia minta sekiranya saya bisa memberi sumbangan sepatu dan raket. Menurut sang pelatih, Chrisy seorang pemain yang berbakat dan ada potensi lebih jauh di dunia badminton," kata Edy.

Oleh karena itu, aktivis satu ini memberikan hadiah berupa sepatu badminton, sepatu jogging, jersey, celana, stoking, hingga tas untuk Chrisy latihan.

"Chrisy bilang tidak pernah minta ibu membelikan perlengkapan badminton karena mahal. Dia paham kondisi keluargnya. Oleh karena itu, selama ini ia lebih banyak pinjam ke temannya," papar Edy.

Tal tahu Edy akan datang, Chrisy tidak menyangka akan mendapatkan hadiah.

Air matanya tumpak ketika menerima sepatu, raket, jersey, dan berbagai hadiah lainnya dari Edy.

Chrisy mengaku tak pernah mendapatkan hadiah sebanyak itu.

"Dia terus mengusap air matanya, terharu katanya. Pelatih dan teman-teman lainnya juga ikut terharu hingga menangis," kata Edy menceritakan momen itu.

Baca juga: SOSOK Bripka Indra Batara, Polisi Latih Taekwondo Gratis, Bangun Sendiri Tempat Latihan, Cetak Atlet

Chrisy menangis haru dapat banyak hadiah dari Edy
Chrisy menangis haru dapat banyak hadiah dari Edy (mStar)

Netizen yang melihat video yang dibagikan oleh Edy ini pun juga tak kuasa menahan haru.

Ia bahkan memberikan kata-kata penyemangat kepada Chrisy agar bisa menjadi atlet yang mampu mengharumkan nama negara nantinya.

SOSOK Bripka Indra Batara, Polisi Latih Taekwondo Gratis, Bangun Sendiri Tempat Latihan, Cetak Atlet

Mengenal Bripka Indra Batara, anggota Polres Tana Toraja.

Selain sebagai polisi, ia juga pelatih taekwondo. Ketulusannya mengajar dibuktikan dengan rela merogoh tabungan sendiri untuk membuat gedung pemusatan latihan hingga mencetak atlet sampai tingkat Pra-PON.

Kendati demikian, Bripka Indra Batara tak pernah mengharapkan imbalan jasa berupa gaji atau honor.

Inilah Bripka Indra Batara, anggota Polres Tana Toraja dan juga pelatih Taekwondo.

Ia mulai bertugas di Polres Tana Toraja pada tahun 2008 lalu dn ditempatkan di Satuan Samapta.

Berselang 3 bulan, ia pindahkan ke Urusan Logistik.

Baca juga: SOSOK Sriyono, Mantan Pejabat 2 Periode Pilih Hidup di Hutan, Tak Bingung Cari Makan Tanam Sendiri

Bripka Indra Batara, kembangkan minat anak muda Toraja dari cabang Taekwondo
Bripka Indra Batara, kembangkan minat anak muda Toraja dari cabang Taekwondo (Istimewa)

Di tempat baru ini, ia bekerja selama 6 bulan sebagai operator.

Setelah itu masuk di Reserse Kriminal unit Narkoba.

Ia sangat bersemangat demi sebuah tanggung jawab moril terhadap pemuda bangsa, khususnya generasi muda Toraja.

Sampai saat ini, ia masih bergelut dengan dinamika Pemberantasan dan Pencegahan Narkotika di Bumi Lakipadada dan Pongtiku.

Ia diamanahkan di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tana Toraja sampai saat ini.

Di sela-sela bergelut dengan tugas dan fungsi kepolisian, ia juga mengembangkan bakat anak muda di bidang olahraga.

Dengan modal sebagai mantan atlet Taekwondo, ia menjadi pelatih untuk cabang olahraga bela diri tersebut.

Ia pernah mencatat prestasi sampai ke Pra-PON. Bahkan, pernah membawa tim Taekwondo Tana Toraja sampai ke Jakarta dengan biaya sendiri.

Kurangnya fasilitas yang ada harus merogoh tabungan untuk bisa mewujudkan gedung pemusatan latihan khusus.

Baca juga: SOSOK Brigpol Nova Gagalkan Aksi Begal di Jalanan, Mau ke Rumah Mertua tapi Berhenti Tolong Korban

ILUSTRASI - Bripka Indra Batara, anggota Polres Tana Toraja yang juga pelatih taekwondo
ILUSTRASI - Bripka Indra Batara, anggota Polres Tana Toraja yang juga pelatih taekwondo (Freepik)

Ia mengatakan bahwa ia tergerak hatinya melihat anak anak sangat susah mendapatkan tempat latihan yang nyaman, aman, gratis dan tanpa gangguan dari pihak manapun dalam berlatih untuk sebuah prestasi.

Tahun 2020, dengan merogoh tabungannya, ia membuat gedung pemusatan latihan berukuran 9x6 meter persegi.

Dari tempat inilah sudah mencetak atlet sampai tingkat Pra-PON.

Memulai memang berat baginya, tapi ia yakin Tuhan akan mengiring dan memberkati langkah penuh ketulusan bersama generasi muda.

Ia mengatakan bahwa lewat olahraga otomatis akan membangun pola pikir sehat para anak muda sehingga mereka senantiasa bugar dan sehat dalam menjalani kehidupan dan prinsip sportifitas.

Inilah yang mengalir dalam darah para atlet untuk lebih bisa menghadapi segala kegalauan serta tantangan teknologi zaman sekarang ini, khususnya dalam hal mental dan karakter.

Selain itu, Taekwondo Tana Toraja siap hadir menjadi wadah penyaluran bakat dan siap menjawab tantangan generasi muda saat ini.

Sejalan dengan perjalanan karya ini, ia mengatakan tidak pernah mengharapkan sebuah imbalan jasa berupa gaji atau honor untuk mendampingi para atlet ini.

"Kiranya Tuhan senantiasa melebihkan semuanya demi karya kemanusiaan untuk generasi muda Indonesia khususnya di Toraja," tutupnya.

(TribunTrends/Ninda/TribunToraja)

Sebagian diolah dari artikel TribunToraja.com

Tags:
BadmintonMalaysiaatlet
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved