Uji Kejujuran, Keterangan Putri Candrawathi Berubah, Belum Terkuak Motif Pelecehan Sebenarnya
Uji kejujuran telah dilakukan, penyidik belum mengetahui motif sebenarnya soal pelecehan asusila Putri Candrawathi
Editor: Nafis Abdulhakim
Mengutip American Psychological Association, poligraf bekerja mendeteksi reaksi perubahan seseorang saat diajukan berbagai pertanyaan. Biasanya menggunakan instrumen perekam fisiologis yang menilai tiga indikator gairah otonom, yaitu detak jantung atau tekanan darah, pernapasan, dan konduktivitas kulit.
Sistem pencatatan komputer, laju dan kedalaman pernapasan diukur menggunakan pneumograf, alat yang dililitkan di bagian dada. Aktivitas sistem pembuluh darah dan jantung dinilai dengan manset tekanan darah. Konduktivitas kulit diukur melalui elektroda yang dipasang di ujung jari subjek.
Tes poligraf juga mencakup pemeriksaan tipikal, ketika subjek dijelaskan mengenai teknik tes dan tinjauannya. Dilakukan pula wawancara sebelum tes yang dirancang memastikan subjek memahami pertanyaan.
Sejauh mana keakuratan lie detector
Merujuk Psychology Today, American Polygraph Association memperkirakan keakuratan poligraf sebesar 87 persen.
Artinya, dalam 87 dari 100 kasus, poligraf secara akurat menentukan seseorang berbohong atau jujur.
Pada 2003, National Academy of Sciences menyimpulkan poligraf tidak akurat daripada yang diklaim pemeriksa poligraf.
Hal ini menjadi alasan poligraf tidak lagi digunakan sebagai alat bukti dalam persidangan pidana di Amerika, karena hasilnya tidak bisa dipercaya sepenuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Terkuak, Keterangan Putri Candrawathi Berubah, Ahli Kapolri Sebut Motif Pelecehan Masih Tanda Tanya