Ada Dugaan Putri Candrawathi Selingkuh dengan Kuat Maruf, Kini Kabareskrim Buka Suara: Kok Jauh Ya
Muncul dugaan Kuat Maruf berselingkuh dengan Putri Candrawathi, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto buka suara
Editor: Nafis Abdulhakim
Selain itu, ada dugaan Brigadir J mendapat ancaman dari Kuat Maruf.
Simak keterangan dari Komnas HAM atas kasus Ferdy Sambo terkait reka adegan tersebut.
Tim khusus Polri menggelar rekonstruksi perkara kasus pembunuhan Brigadir J di rumah Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Baca juga: Saat Ancaman Hukuman Mati Mengintai Ferdy Sambo, Mendadak Berhembus Peluang Vonis Bebas, Gegara Ini
Profil & Instagram Bharada E, Saksi Kunci yang Kini Bongkar Skenario Ferdy Sambo Eksekusi Brigadir J
Salah satu adegan yang terjadi di Magelang memperlihatkan Putri Candrawathi sedang tertidur di dalam kamar.

Kemudian tampak pemeran pengganti dari Brigadir J duduk di samping Putri.
Pemeran pengganti Brigadir J mengenakan pakaian berwarna putih.
Begitu juga dengan Putri yang mengenakan baju serba putih meski sudah berstatus tersangka.
Mereka sedang memeragakan setiap kejadian terkait kasus yang terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang.
Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bidang Penyelidikan M Choirul Anam menjelaskan, dalam salah satu adegan rekonstruksi, ada adegan Brigadir J yang menggendong Putri.
"Itu (Brigadir J menggendong Putri) tanggal 4 Juli, bukan 7 Juli, (sedangkan dugaan pelecehan seksual) itu tanggal 7 Juli," ujar Anam saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Kamis (1/9/2022).
Baca juga: BUKAN Dalam Rupiah Tapi Dollar, Ferdy Sambo Iming-imingi Hadiah pada Bharada E, Deolipa Ungkap Ini
Anam mengatakan, pihaknya menilai peristiwa Brigadir J yang menggendong Putri sebagai rangkaian penting dalam peristiwa dugaan pelecehan seksual.
"Itu memiliki satu rangkaian peristiwa yang juga penting gitu ya," papar dia.
Setelah diduga terjadi pelecehan seksual pada 7 Juli, rangkaian peristiwa dilanjutkan dengan ancaman pembunuhan yang dilakukan Kuat Maruf.
Kuat Maruf diketahui mengancam akan membunuh Brigadir J karena melakukan hal yang merendahkan martabat Putri.