'Allahu Akbar!' Danarto Terpental dari 'Bus Maut Bantul', Darah Mengucur, Merangkak Cari Anak, Istri
Cerita Danarto, korban kecelakaan 'Bus Maut Bantul': terpental, darah mengucur, merangkak cari anak dan istrinya.
Editor: Suli Hanna
"Dinyalakan lagi ternyata enggak bisa. Sempat bus mundur sedikit. Akhirnya kernet cari balok (untuk mengganjal). Penumpang masih histeris, akhirnya pintu dibuka penumpang saya suruh turun," ceritanya.
Bus pun berhasil dihidupkan dan naik tanjakan. Saat itu penumpang yang semula turun akhirnya naik lagi ke dalam bus.
Setelah itu bus melaju dengan kecepatan perseneling 3.
Danarto sempat mendengar pembicaraan sopir dan kernet bahwa filter bus kotor atau bermasalah.
Kernet menimpali bahwa seminggu sebelumnya mereka lewat jalur tersebut dan tidak ada masalah.
"Baru satu minggu kita dari sini nggak apa-apa," kata Danarto mengulang pembicaraan kernet bus.
Setelah mendengar pembicaraan sopir dan kernet, Danarto mengaku perasaan sudah tidak enak.
Sampai jalan menurun awalnya bus melaju biasa.
Namun di tikungan Bukit Bego, sopir terlihat panik dan memainkan perseneling, setelah itu laju bus sudah oleng ke kanan dan ke kiri.
"Saya bilang pir ini bisa enggak?
Sopir enggak bicara, diam semua, kayaknya panik.
Mungkin ini blong. Bus itu turun dalam kecepatan tinggi.
Bolak balik mau dihantemin ke mana nggak tahu.
Akhirnya di tikungan terakhir ada elf dari bawah, kalau ga salah bawa pasir.
Mau dihantamin ke situ takut semua habis. Kalau ke kiri jurang. Pikirnya langsung ambil ke kanan tebing itu," ungkapnya.